Bisnis.com, JAKARTA — Sosok Joan Payden, wanita berusia 92 tahun, berhasil membuktikan bisa menjadi salah satu wanita terkaya di dunia di usia senjanya.
Kesuksesannya tak lepas dari keputusannya mengambil langkah berani di usia 40-an ketika dia berhenti dari pekerjaannya, dan mendirikan perusahaan pengelolaan uangnya sendiri, Payden & Rygel, bersama rekannya Sandra Rygel.
Meskipun awalnya ada keraguan dari kolega dan teman, perusahaan ini telah berkembang menjadi salah satu pengelola keuangan swasta terbesar di Amerika Serikat dengan aset yang dikelola sebesar US$162 miliar.
Payden, yang kini masih menjabat sebagai presiden, CEO, dan pemilik mayoritas, tidak menonjolkan diri selama 60 tahun karirnya, dia selalu menolak wawancara dan menghindari sorotan media.
Namun, kesuksesannya telah membuatnya masuk dalam daftar Forbes sebagai pengusaha wanita paling sukses di dunia, dengan perkiraan kekayaan bersih sebesar US$700 juta atau setara dengan Rp11,25 triliun.
Lahir di Connecticut pada 1931, Payden menghabiskan sebagian besar masa remajanya di Indonesia sebelum kembali ke AS untuk kuliah di Trinity College, di mana dia lulus dengan gelar ganda di bidang matematika dan fisika pada 1953.
Baca Juga
Setelah memulai karirnya sebagai insinyur, Payden beralih ke bidang keuangan dan akhirnya mendirikan Payden & Rygel dengan fokus pada pendapatan tetap dan pasar global.
Perusahaan ini kemudian berkembang hingga mencakup kantor di Los Angeles, Boston, London, dan Milan, menawarkan berbagai pilihan investasi untuk individu, dana pensiun, dan yayasan dengan kekayaan bersih tinggi.
Dedikasi Payden terhadap pekerjaannya dan komitmennya kepada kliennya telah membantu menjadikan perusahaan tersebut sebagai pemain terkemuka di industri ini.
Meskipun bersaing di pasar yang didominasi oleh raksasa industri seperti Fidelity dan Blackstone, Payden & Rygel membedakan dirinya dengan menawarkan sentuhan pribadi dan strategi investasi yang disesuaikan kepada klien.
Dengan beragamnya dana pendapatan tetap dan dana ekuitas, perusahaan ini telah mencapai imbal hasil yang konsisten dan menarik bagi investor yang mencari opsi berisiko rendah untuk mendiversifikasi portofolionya.
Pendekatan langsung Payden telah mendorong kesuksesan perusahaan selama bertahun-tahun.
Di luar pencapaian profesionalnya, Payden juga memberikan kontribusi signifikan untuk filantropi, mendukung kegiatan-kegiatan seperti suaka hewan, badan amal Katolik, dan almamaternya, Trinity College.
Sebagai donor utama Trinity, Payden telah memainkan peran penting dalam transformasi universitas, membantu meningkatkan program sains dan teknologi (STEM) dan memberikan beasiswa kepada perempuan kulit berwarna berpenghasilan rendah.
Dedikasi Payden terhadap pendidikan dan filantropi menegaskan keyakinannya untuk berkontribusi kembali kepada masyarakat dan meninggalkan warisan abadi.
Sementara kekayaan Payden terus bertambah, dia masih berencana untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk amal, mengikuti contoh yang diberikan oleh saudara laki-lakinya William, yang meninggalkan hadiah kepada Trinity melalui tanah miliknya.
Sebagai salah satu wanita terkaya di Amerika, kisah Payden menjadi inspirasi bagi calon wirausaha dan filantropis, yang menunjukkan kekuatan ketekunan, dedikasi, dan tujuan yang kuat dalam mencapai kesuksesan.
