Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa sepatu dari sederet merek fesyen, termasuk Shein ditemukan mengandung zat beracun di Korea Selatan.
Mengutip Business Insider, zat beracun pada produk-produk dari e-commerce tersebut ratusan kali lipat lebih banyak dari tingkat yang diizinkan secara hukum di Korea Selatan.
Otoritas Seoul menemukan bahwa banyak produk dari Shein, AliExpress, dan Temu gagal memenuhi pedoman keselamatan dalam pengujian terhadap 144 produk.
Zat beracun yang ditemukan antara lain adalah sejumlah besar phtalat, senyawa kimia yang membuat plastik lebih fleksibel, ditemukan di beberapa pasang sepatu Shein. Pihak berwenang mengatakan bahwa satu pasang sepatu mengandung 229 kali batas legal untuk kandungan phtalat.
Tim Kesehatan Seoul menyebut, pelentur plastik berbasis phtalat dapat memengaruhi fungsi reproduksi seperti pengurangan jumlah sperma dan dapat menyebabkan infertilitas dan bahkan kelahiran prematur.
Ini bukan pertama kalinya produk Shein menjalani pemeriksaan zat beracun dan ditandai di Korea Selatan.
Baca Juga
Dalam penyelidikan sebelumnya pada Mei 2024, pejabat pemerintah Seoul mengatakan bahwa mereka telah menemukan sepasang sepatu Shein yang mengandung 428 kali lipat kadar phtalat yang diizinkan.
Pihak berwenang Korea Selatan juga mengatakan bahwa tiga tas yang mereka uji mengandung kadar phtalat 153 kali lipat dari batas yang diizinkan.
Shein kini menjadi salah satu pemain fast fashion terbesar di AS, yang dikenal karena menjual pakaian trendi dan murah dengan model yang disukai Generasi Z.
Pada puncaknya 2022 lalu, valuasinya sempat mencapai US$100 miliar. Perusahaan ini bahkan sempat menjadi merupakan perusahaan swasta terbesar ketiga di dunia, di belakang pemilik TikTok, Bytedance, dan SpaceX milik Elon Musk.
Shein sendiri kini tengah bersiap untuk go public, yang rencananya akan dilaksanakan paling cepat pada 2024.
Siapa Pendiri Shein?
Mengutip The Guardian, pendiri Shein adalah seorang miliarder misterius asal China, Chris Xu. Dia termasuk dalam daftar orang terkaya di China, tetapi tak begitu dikenal jika dibandingkan tokoh-tokoh seperti Jack Ma dari Alibaba, atau Pony Ma dari Tencent.
Dia tidak pernah mau diwawancara media dan jarang berkomentar di depan umum, kecuali kutipan siaran pers sesekali.
Pria kelahiran Shandong pada 1984 itu merupakan keturunan Tionghoa Amerika yang menempuh pendidikan di George Washington University. Dia kemudian melanjutkan studi di University of Science and Technology Qingdao.
Shein dalam keterangannya pernah menyebutkan bahwa Xu merupakan anak biasa dari latar belakang miskin, yang harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri selama kuliah.
Namun, dia berhasil mengembangkan keterampilan dalam optimasi mesin pencari (SEO) yang mendukung kesuksesannya di masa kini.
Pada 2008, dia memulai bisnis e-commerce-nya, Nanjing Dianwei Information Technology, dengan dua mitra yaitu Wang Xiaohu dan Li Peng yang merupakan konsultan dengan saham masing-masing 10%.
Perusahaan e-commerce itu berjalan di sebuah kantor sewaan berukuran kecil dan mencoba menjual berbagai hal mulai dari teko teh sampai ponsel sebelum akhirnya fokus menjual baji.
Saat mulai menjual baju, mereka mengubah nama e-commerce tersebut menjadi Shein yang bisa menghubungkan pesanan langsung ke pelanggan dalam jumlah kecil yang dilakukan dari pedagang kecil atau UMKM, yang diproses dengan cepat.
Menggunakan keterampilan SEO Xu mereka besar dari mengikuti tren dan promosi. Kunci keberhasilannya adalah mengejar margin rendah namun dalam jumlah besar.
Pada 2011 Xu kemudian mendirikan SheInside, peritel gaun pengantin daring yang berbasis di Nanjing dan menjadi fondasi terbentuknya Shein yang ada sekarang.
Dua tahun setelah memulai SheInside, Xu pernah menulis di media sosialnya bahwa perusahaannya telah berkembang pesat dan memiliki lebih dari 50 karyawan. Pada 2015, perusahaan ini kemudian mengubah nama menjadi Shein, memindahkan kantor pusatnya ke Guangzhou, dan membuka kantor di AS.
Di bawah pimpinan Xu, Shein mulai mengembangkan rantai pasokannya sendiri, proses yang sering diabaikan oleh pesaing lain yang kurang sukses.
Perusahaan ini mempekerjakan lulusan perguruan tinggi teknik untuk menjelajahi internet untuk mencari desain yang sedang populer. Perusahaan ini juga membentuk tim desain internal. Kala itu, iklan dan produk Shein mulai membanjiri internet dan menjadi banyak memanfaatkan iklan dengan para influencer, selebritas, dan media sosial khususnya TikTok.
Bisnisnya semakin besar, Shein bisa melebarkan sayap di AS. Pada 2022, Shein membuka pusat distribusi pertamanya di AS di Whitestown, Indiana dan pusat distribusi pertamanya di Kanada di wilayah Greater Toronto.
Shein kemudian mulai merambah pasar offline pada 2023, bekerja sama dengan Sparc Group, operator jaringan mode cepat Forever 21, untuk merambah lokasi pengecer di seluruh AS.
Saat ini, dengan perusahaannya yang terus berkembang, Forbes memperkirakan Chris Xu memiliki kekayaan US$11,2 miliar atau setara dengan Rp175,6 triliun.