Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas persaingan Italia (AGCM) menjatuhkan denda sebesar 1 juta euro atau sekitar Rp18,9 miliar kepada peritel mode daring asal China, Shein, atas tuduhan menyesatkan pelanggan tentang dampak lingkungan dari produk-produknya.
Ini adalah sanksi finansial kedua yang dijatuhkan oleh otoritas persaingan Eropa kepada Shein dalam waktu kurang dari sebulan, setelah Prancis sebelumnya mendenda perusahaan tersebut sebesar 40 juta euro atau sekitar Rp760 miliar pada 3 Juli atas diskon palsu dan klaim lingkungan yang menyesatkan.
Denda di Italia dijatuhkan kepada Infinite Styles Services Co. Limited, sebuah perusahaan yang berbasis di Dublin dan mengoperasikan situs web Shein di Eropa, menyusul penyelidikan yang diluncurkan oleh AGCM September lalu.
Dalam sebuah pernyataan, Shein menyatakan telah bekerja sama sepenuhnya dengan AGCM dan mengambil tindakan segera untuk mengatasi kekhawatiran yang diajukan.
AGCM mengajukan denda dengan menyatakan bahwa pesan-pesan keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial di situs web Shein sangat samar dan bahkan menyesatkan.
Shein sempat mempromosikan koleksi 'evoluSHEIN by design' sebagai pakaian yang dibuat menggunakan manufaktur yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Baca Juga
Namun, AGCM mengatakan konsumen dapat disesatkan dengan berpikir bahwa koleksi tersebut dibuat dengan bahan yang sepenuhnya dapat didaur ulang, padahal hal itu tidaklah benar.
AGCM juga mempermasalahkan komitmen Shein yang "tidak jelas" untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 25% pada tahun 2030 dan mencapai nol bersih pada tahun 2050, dengan mencatat bahwa emisi Shein meningkat pada tahun 2023 dan 2024.
Regulator Italia tersebut mengatakan bahwa penilaian keseluruhannya dipengaruhi oleh "peningkatan kewajiban kehati-hatian" yang dibebankan kepada Shein, "karena beroperasi di sektor yang sangat berpolusi dan dengan metode yang sangat berpolusi".
Siapa Pendiri Shein?
Di balik persebaran Shein yang mendunia, adalah seorang miliarder misterius asal China, Chris Xu atau dikenal dengan nama Sky Xu. Dia termasuk dalam daftar orang terkaya di China, tetapi tak begitu dikenal jika dibandingkan tokoh-tokoh seperti Jack Ma dari Alibaba, atau Pony Ma dari Tencent.
Pria kelahiran Shandong pada 1984 itu merupakan keturunan Tionghoa Amerika yang menempuh pendidikan di George Washington University. Dia kemudian melanjutkan studi di University of Science and Technology Qingdao.
Shein pernah menyebutkan bahwa Xu merupakan anak biasa dari latar belakang miskin, yang harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri selama kuliah. Namun, dia berhasil mengembangkan keterampilan dalam optimasi mesin pencari (SEO) yang mendukung kesuksesannya di masa kini.
Pada 2008, dia memulai bisnis berjualan online dengan membangun e-commerce, Nanjing Dianwei Information Technology, bersama dengan dua mitra yaitu Wang Xiaohu dan Li Peng yang merupakan konsultan dengan saham masing-masing 10%.
Perusahaan e-commerce itu berjalan di sebuah kantor sewaan berukuran kecil dan mencoba menjual berbagai hal mulai dari teko teh sampai ponsel sebelum akhirnya fokus menjual baji.
Saat mulai menjual baju, mereka mengubah nama e-commerce tersebut menjadi Shein yang bisa menghubungkan pesanan langsung ke pelanggan dalam jumlah kecil yang dilakukan dari pedagang kecil atau UMKM, yang diproses dengan cepat.
Dua tahun setelah memulai SheInside, Xu pernah menulis di media sosialnya bahwa perusahaannya telah berkembang pesat dan memiliki lebih dari 50 karyawan. Pada 2015, perusahaan ini kemudian mengubah nama menjadi Shein, memindahkan kantor pusatnya ke Guangzhou, dan membuka kantor di AS.
Bisnisnya semakin besar, Shein bisa melebarkan sayap di AS. Pada 2022, Shein mencapai valuasi pasar sebesar US$100 miliar dan membuka pusat distribusi pertamanya di AS di Whitestown, Indiana dan pusat distribusi pertamanya di Kanada di wilayah Greater Toronto.
Shein kemudian mulai merambah pasar offline pada 2023, bekerja sama dengan Sparc Group, operator jaringan mode cepat Forever 21, untuk merambah lokasi pengecer di seluruh AS.
Saat ini, dengan perusahaannya yang terus berkembang, Forbes memperkirakan Chris Xu memiliki kekayaan US$9,1 miliar atau setara dengan Rp148,8 triliun.