Bisnis.com, JAKARTA — Nasib konglomerat barang mewah Bernard Arnault, bersama dengan sejumlah merek mewah yang dikelolanya, telah berubah dalam sepekan terakhir, membawanya kembali ke posisi ketiga orang terkaya di dunia.
Menurut Bloomberg Billionaire's Index, kekayaan Arnault melonjak dari US$177 miliar pada Selasa menjadi US$207 miliar kurang dari seminggu kemudian.
Dialmsir Fortune, Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH) milik Bernard Arnault mengalami kesulitan dalam beberapa bulan terakhir, dengan sahamnya turun hampir 15% pada saat artikel ini ditulis selama setengah tahun terakhir.
Masalah yang dihadapi termasuk konsumen China yang mengetatkan dompet mereka dan penurunan signifikan pada divisi anggur dan minuman kerasnya.
Namun, pekan lalu Beijing telah mengumumkan serangkaian stimulus fiskal untuk mendongkrak belanja konsumen, dan LVMH mengumumkan telah mengakuisisi saham di rumah mode Italia Moncler.
Dengan prospek regional yang lebih optimis yang bersamaan dengan investasi baru oleh grup yang berkantor pusat di Paris tersebut telah menyebabkan lonjakan harga saham bisnis tersebut.
Baca Juga
Dari Rabu hingga Jumat pekan lalu, harga saham LVMH melonjak 14% dari US$690,74 menjadi US$786,83.
Lonjakan tersebut telah menyebabkan lonjakan kekayaan Arnault, sebagai pemilik 48% saham di perusahaan raksasa barang habis pakai tersebut.
Pengusaha berusia 75 tahun itu mengalami lonjakan kekayaan sekitar US$30 miliar kurang dari sepekan dan berhasil kembali melampaui kekayaan bersih pendiri Meta, Mark Zuckerberg dan menempatkannya di nomor tiga dalam daftar orang terkaya.
Namun, Arnault masih berada di belakang CEO Tesla Elon Musk dan pendiri Amazon Jeff Bezos.
Meskipun menjadi orang terkaya ketiga di planet ini mungkin baik-baik saja bagi sebagian orang, Arnault sebagai mantan orang terkaya di dunia tampaknya tidak akan merasa puas.
Dia pernah berkata "Selama saya bukan orang terkaya di dunia, saya tidak akan benar-benar bahagia."