Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Han Kang, Wanita Korea Pertama yang Raih Nobel Sastra dan Sederet Prestasinya

Profil Han Kang, Wanita Korea Selatan pertama yang mendapatkan Penghargaan Nobel di bidang sastra pada 2024.
Han Kang/nobelprize.org
Han Kang/nobelprize.org

Bisnis.com, JAKARTA -- Nama Han Kang semakin naik daun setelah namanya diumumkan menjadi penerima Penghargaan Nobel di bidang Sastra tahun ini. 

Diakui sepekan lalu oleh Akademi Swedia untuk karya-karyanya termasuk The Vegetarian, The White Book, Human Acts dan Greek Lessons. 

Dia dipuji “atas prosa puitisnya yang intens dalam menghadapi trauma historis dan mengungkap kerapuhan hidup manusia, dan menjadi wanita Asia pertama yang memenangkan Nobel sastra dalam sejarahnya yang berusia 123 tahun dan peraih Nobel kedua dari Korea Selatan. 

Tak merayakan kemenangannya atas penghargaan bergengsi tersebut, Han tidak banyak bicara setelah kemenangan itu, dan dilaporkan menolak perayaan dengan alasan bersimpati terhadap perang yang masih berkecamuk di Gaza dan Ukraina. 

Namun, Korea Selatan justru ramai dengan "Sindrom Han Kang". Sejumlah situs web toko buku dan penerbit besar di Korea Selatan mengumumkan ada puluhan ribu pesanan menumpuk untuk buku-buku Han. 

Hingga Rabu pagi, sedikitnya 1,06 juta eksemplar, termasuk buku elektronik, telah terjual sejak pengumuman Nobel Kamis lalu, dari tiga toko buku besar dan e-commerce, Kyobo, Aladin, dan YES24. 

Toko buku daring Aladin mengatakan kemenangan Han tidak hanya menyebabkan peningkatan penjualan buku-bukunya yang mengejutkan sebanyak 1.200 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tetapi juga secara dramatis meningkatkan penjualan literatur Korea Selatan secara keseluruhan.

Dilansir The Daily Star, sejak kemenangannya, penjualan literatur Korea secara keseluruhan juga meningkat lebih dari 12 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Selain itu, penjualan dua buku yang baru-baru ini disebutkan Han sedang dibacanya dan masuk dalam daftar rekomendasinya, "Inventory of Losses" karya Judith Schalansky dan "Atlas de botanique élémentaire" karya Jean-Jacques Rousseau, juga melonjak.

Kyobo Book Centre juga mengungkapkan meskipun tidak memiliki angka pasti, penjualan buku-buku Han meningkat drastis dibandingkan dengan pemenang hadiah Nobel lainnya.

Profil Han Kang

Dilansir laman resminya, Han Kang lahir di Gwangju pada 1970. Sejak usia sepuluh tahun, dia tumbuh di Suyuri, Seoul setelah keluarganya pindah ke sana. 

Dia kemudian menempuh pendidikan tinggi dan belajar sastra Korea di Universitas Yonsei. Di sana, dia memulai debut sastranya sebagai penyair dengan menerbitkan lima puisi, termasuk “Winter in Seoul”, dalam edisi musim dingin Munhak-gwa-sahoe (Sastra dan Masyarakat) pada 1993. 

Han kemudian memulai kariernya sebagai novelis pada 1994, dan memenangkan Kontes Sastra Musim Semi Seoul Shinmun 1994 dengan “Red Anchor”. 

Dia kemudian menerbitkan kumpulan cerita pendek pertamanya berjudul Yeosu (Perusahaan Penerbitan Munji) pada berikutnya. Dia juga berpartisipasi dalam Program Penulisan Internasional Universitas Iowa selama tiga bulan pada 1998 dengan dukungan dari Dewan Kesenian Korea.

Sepanjang kariernya, dia menerbitkan sederet kumpulan cerita pendek, Fruits of My Woman (2000) dan Fire Salamander (2012), serta novel-novel seperti Black Deer (1998), Your Cold Hands (2002), The Vegetarian (2007), Breath Fighting (2010), dan Greek Lessons (2011), Human Acts (2014), The White Book (2016), I Do Not Bid Farewell (2021). Selain itu, kumpulan puisi, I Put The Evening In The Drawer (2013) juga diterbitkan.

Atas karya-karyanya, dia pernah memenangkan Penghargaan Novel Korea ke-25 dengan novel “Baby Buddha” pada 1999, Penghargaan Today's Young Artist pada 2000 oleh Kementerian Kebudayaan Korea, Penghargaan Sastra YiSang pada 2005 dengan “Mongol Spot”, dan Penghargaan Sastra Dongri pada 2010 dengan The Wind is Blowing.

Dia juga dianugerahi hadiah sastra Manhae untuk Human Acts (2014) dan penghargaan sastra Hwang Sun-won (2015) untuk novela While One Snowflake Melts. Sementara itu, novelnya Farewell juga memenangkan Penghargaan Sastra Kim Yujung pada 2018.

Tak hanya itu, novel "The Vegetarian" juga memenangkan Penghargaan Man Booker International 2016. Kemudian, Atti umani (Human Acts) memenangkan Penghargaan Malaparte 2017 di Italia. 

Dia juga dianugerahi Penghargaan San Clemete untuk "The Vegetarian" di Spanyol (2019). Pada tahun yang sama, dia juga terpilih sebagai penulis kelima untuk proyek Future Library di Norwegia. 

Tak hanya itu, novel terbarunya 'I Do Not Bid Farewell' juga mendapat penghargaan Medicis di Prancis pada 2023, dan penghargaan Émile Guimet pada 2024.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper