Bisnis.com, PEKANBARU-- Pasar ekonomi syariah terus berkembang pesat, memberikan peluang besar bagi berbagai sektor, termasuk fashion. Salah satu pelaku UMKM yang merasakan dampak positif dari pengembangan ekonomi syariah dan dukungan Bank Indonesia (BI) adalah Friny Collection, sebuah usaha pakaian ready to wear modest fashion Melayu Riau yang kini dikelola oleh Rini Handayani.
Didirikan pada tahun 1993, Friny Collection memulai perjalanannya sebagai bisnis keluarga. Rini, generasi kedua dari usaha ini, telah mengintegrasikan nilai-nilai budaya Melayu ke dalam produk fesyen sehari-hari.
Di bawah kepemimpinannya, Friny Collection tidak hanya mempertahankan identitas budaya, tetapi juga berinovasi dengan bahan ramah lingkungan seperti rayon dan katun, untuk mendukung konsep sustainable fashion.
Sejak tahun 2020, Friny Collection menjalin kerjasama dengan Bank Indonesia melalui program business matching. Program ini memberikan pelatihan dan pembekalan terkait permodalan/pembiayaan, pemasaran produk termasuk ekspor. Selain itu Bank Indonesia juga memberikan dukungan dalam bentuk bantuan sarana & prasana, berupa 10 unit alat produksi.
"Hadirnya BI memberi dorongan besar dalam pengembangan usaha kami, terutama dalam memanfaatkan media digital untuk pemasaran," ujar Rini kepada tim liputan Jelajah Ekonomi dan Keuangan Syariah (EKSyar) Riau, Rabu (6/11/2024).
Keikutsertaan Friny Collection dalam program Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) 2023 juga membuka peluang usaha lebih luas. Melalui berbagai acara seperti Festival Ekonomi Syariah (Fesyar), produk mereka semakin dikenal, bahkan mampu menembus pasar internasional di Jawa dan Singapura.
Baca Juga
"Ini menjadi eksposur penting bagi kami, menunjukkan bahwa produk bordir Melayu Riau bisa diterima di pasar yang lebih besar," tambahnya.
Selain itu, pendekatan syariah yang diterapkan Friny Collection tidak hanya memperkuat nilai-nilai bisnis, tetapi juga memberikan keadilan dalam pengelolaan usaha dan kesejahteraan pekerjanya. Dengan sistem bagi hasil atau gaji tetap, Rini memastikan bahwa semua pihak yang terlibat mendapat manfaat yang adil dari bisnis ini.
Program pembinaan dan business matching dari BI tidak hanya memberikan manfaat finansial, tetapi juga memfasilitasi kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, termasuk dalam pengembangan strategi pemasaran dan inovasi produk.
"Kami tidak hanya diajarkan cara memproduksi, tetapi juga bagaimana memasarkan katalog produk dengan efektif melalui media sosial & e-commerce" jelas Rini.
Dengan omzet yang mencapai Rp60-70 juta per bulan, Friny Collection membuktikan bahwa usaha berbasis budaya dan prinsip syariah mampu bersaing di pasar modern.
Rini berharap dukungan dari BI dan instansi terkait terus berlanjut, agar UMKM seperti Friny Collection bisa terus berkembang, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, dan menjadi simbol kebanggaan daerah.
Melalui kombinasi tradisi, inovasi, dan dukungan strategis, Friny Collection menjadi contoh sukses bagaimana UMKM dapat berkembang pesat dalam ekosistem ekonomi syariah. Ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang melestarikan warisan budaya dan memberikan dampak positif bagi komunitas.
Kepala BI Riau Panji Achmad mengatakan salah satu upaya mendorong tumbuhnya UMKM syariah di daerah salah satunya adalah dengan rutin menggelar program business matching.
"Di era globalisasi dan persaingan pasar yang semakin ketat, UMKM menghadapi tantangan besar untuk bertahan dan berkembang. Namun, dengan adanya program business matching, pintu-pintu peluang baru kini terbuka lebar bagi mereka," ungkapnya.
Menurut Panji, business matching mempertemukan UMKM dengan mitra potensial seperti investor, distributor, dan penyedia layanan keuangan, dan lewat upaya ini diharapkan menjadi katalis penting dalam mendorong pertumbuhan UMKM di berbagai sektor termasuk produk dan ekosistem syariah.
Salah satu manfaat utamanya adalah akses ke pasar yang lebih luas, dimana dalam sesi business matching, UMKM memiliki kesempatan untuk memamerkan produk dan jasa mereka kepada calon pembeli dan mitra bisnis, baik di tingkat lokal maupun internasional.
Hal ini membuka peluang untuk memperluas jangkauan pemasaran yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau oleh mereka.
Tidak hanya itu, business matching juga menjadi jembatan yang menghubungkan UMKM dengan sumber pendanaan. Bagi banyak pelaku UMKM, kendala terbesar adalah keterbatasan modal.
Melalui program ini, mereka dapat bertemu langsung dengan investor atau institusi keuangan termasuk perbankan yang tertarik untuk memberikan suntikan dana. Pendanaan ini sangat krusial untuk membantu mereka meningkatkan kapasitas produksi, memperluas usaha, dan mengembangkan inovasi baru.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, program business matching dari Bank Indonesia menjadi alat strategis yang mampu mendorong UMKM untuk melangkah lebih jauh.
"Ini tidak hanya memperkuat fondasi bisnis mereka tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan yang berkelanjutan. Bagi UMKM, inisiatif ini adalah peluang emas untuk bertransformasi menjadi pelaku usaha yang lebih kompetitif dan berdaya saing di kancah nasional maupun internasional," pungkasnya.
Adapun program Jelajah Ekonomi dan Keuangan Syariah (EKSyar) Riau 2024 ini didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, dan Bank Riau Kepri (BRK) Syariah.