Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok di Balik Luckin Coffee, Rantai Kopi Terbesar China yang Gandeng Kepulauan Banggai untuk Pasok Kelapa

Sosok pendiri Luckin Coffee, perusahaan toko kopi terbesar di China yang gandeng Kepulauan Banggai untuk pasok santan kelapa demi menu andalannya
Sosok di Balik Luckin Coffee, Rantai Kopi Terbesar China yang Gandeng Kepulauan Banggai untuk Pasok Kelapa
Sosok di Balik Luckin Coffee, Rantai Kopi Terbesar China yang Gandeng Kepulauan Banggai untuk Pasok Kelapa

Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis toko kopi terbesar di China, Luckin Coffee, menjalin kerja sama dengan Kabupaten Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, khusus untuk memasok kelapa demi satu menu andalannya, Coconut Latte.

Mengutip Global Times, Luckin Coffee telah menandatangani perjanjian dengan Kabupaten Kepulauan Banggai di Indonesia, yang menjadikannya sebagai sumber utama santan kelapa premium. Kesepakatan itu juga memberikan Luckin Coffee dan mitranya hak eksklusif untuk mendapatkan kelapa dari wilayah tersebut.

Kepulauan Banggai sendiri sudah lama dikenal sebagai salah satu di antara daerah penghasil kelapa terbesar di dunia.

Luckin Coffee, yang berpusat di Xiamen, kota pelabuhan di tenggara China, didirikan pada 2017 dan sempat tumbuh pesat sebelum mengajukqn bangkrut karena diketahui telah memalsukan setengah dari penjualannya pada 2019. 

Mengutip Reuters, Skandal tersebut menyebabkan perusahaan tersebut dihapus dari pencatatan di Nasdaq dan selanjutnya mengajukan perlindungan kebangkrutan di AS pada 2021.

Sejak saat itu, perusahaan ini bangkit kembali dan kini telah kembali mendominasi pasar kopi di China dengan lebih dari 21.000 toko di seluruh negeri hingga September, mengalahkan penjualan Starbucks, raksasa kopi dari AS.

Perusahaan ini juga telah berekspansi ke luar negeri, mendirikan toko Asia Tenggara pertamanya di Singapura pada April 2023 dan kemudian menambah jumlah gerainya di negara-kota tersebut menjadi 38.

Perusahaan ini membuka dua toko pertamanya di Malaysia pada Januari ini dengan rencana untuk memiliki 200 gerai di sana dalam dua tahun ke depan. 

Namun, Luckin Coffee belum punya satu pun gerai di Indonesia, meskipun bekerja sama dengan Kepulauan Banggai.

Sejak diluncurkan, Luckin Coffee juga telah menjual lebih dari 1,2 miliar gelas Coconut Latte hingga Januari 2025.

Lantas siapa pendiri Luckin Coffee?

Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Luckin Coffee adalah Jenny Zhiya Qian. Pengusaha yang meraih gelar MBA dari Universitas Peking dan sempat menjadi miliarder di China hanya dalam hitungan menit.

Dia hanya membutuhkan waktu 18 bulan untuk membangun bisnis kopi senilai US$4 miliar, dan kekayaannya menembus miliaran dolar segera setelah perusahaan rintisannya itu menggelar debut IPO di NASDAQ.

Sebelum membuka bisnis kopi terbesar, Jenny sempat bekerja untuk UCAR, sebuah aplikasi penyewaan mobil. 

Idenya membuat usaha kemudian muncul saat dia tengah mengantre untuk minum kopi di Beijing dan berpikir "Saya bisa melakukan yang lebih baik dari ini."

Dia kemudian mendirikan Luckin Coffee, dengan ide memesan kopi semudah memesan Uber. Strateginya kala itu dengan membuka toko kecil, sedikit staf, tidak ada tempat duduk, dan semua pemesanan, pembayaran, serta pengiriman kopi dilakukan melalui aplikasi.

Dengan strategi itu, dia mampu membuat harga kopinya 25% lebih murah daripada Starbucks, yang kala itu memiliki pangsa pasar 80% di China.

Pada akhir 2017, perusahaan ini dengan mudah memiliki sembilan toko. Kemudian pada akhir 2018, perusahaan ini memiliki 2.073 toko dan pada akhir 2019, perusahaan ini sudah memiliki 4.500 toko, lebih banyak dari Starbucks di China.

Namun, Jenny didepak dari Luckin Coffee pada 2020, di tengah masa jayanya lantaran terlibat dalam skandal rekayasa penjualan.

Pada 2 April 2020, Luckin Coffee mengumumkan bahwa penyelidikan internal mengungkapkan bahwa Jenny dan Jian Liu serta beberapa bawahannya memalsukan penjualan sekitar US$310 juta yang dimulai pada kuartal kedua 2019. 

Perusahaan memutuskan untuk memecat Jian Liu dan Jenny setelah investigasi tersebut. Perusahaan itu juga telah menskors atau memberikan skors kepada enam karyawan lainnya. 

Namun, pada 2022, Jenny kembali menjajal bisnis kopi dengan mendirikan Cotti Coffee.

Hingga Mei 2024, jumlah kedai kopi Cotti Coffee di China sudah menjadi ketiga terbanyak, dengan 6.505 toko, setelah Starbucks dengan 7.102 toko dan Luckin Coffee dengan 18.360 toko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler