Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah gejolak ekonomi dengan ketegangan perdagangan membayangi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia-Pasifik. Namun, 10 perusahaan di Indonesia berhasil bertahan tetap resilien.
Dengan perlambatan ekonomi yang diprediksi akan terus berlanjut menurut Dana Moneter Internasional (IMF), Forbes mencatat 200 perusahaan publik skala kecil dan menengah tetap mampu mencetak penjualan di atas US$10 juta dan di bawah US$1 miliar.
Dalam daftar ini, sektor jasa keuangan yang sedang bergairah mendorong 18 perusahaan masuk ke dalam daftar, lebih dari dua kali lipat dari delapan perusahaan yang muncul tahun lalu.
Industri kecantikan terus bersinar, dengan 13 perusahaan, sebagian besar dari Korea Selatan, berhasil masuk tahun ini.
Perusahaan-perusahaan lain di kawasan ini juga diuntungkan oleh momentum yang semakin menguat di segmen-segmen tempat mereka beroperasi, seperti energi terbarukan, kendaraan listrik, dan pusat data. Secara total, 69 perusahaan kembali masuk dalam daftar 2025 dari tahun sebelumnya.
Adapun salah satu perusahaan Indonesia yang disoroti adalah DCI Indonesia, sebagai operator pusat data terbesar di Indonesia.
Baca Juga
Memiliki kapasitas terpasang 119 megawatt (MW), DCI Indonesia berharap dapat menambah 9MW lagi ketika pusat data terbarunya di Surabaya mulai beroperasi akhir tahun ini.
Pada tahun 2024, perseroan mencatat pendapatan naik 39% menjadi Rp1,8 triliun rupiah (US$114 juta) sementara laba bersih melonjak 55% menjadi Rp796 miliar.
DCI Indonesia merupakan perusahaan dengan saham termahal di Indonesia, diperdagangkan pada harga Rp150.700 per lembar saham pada awal Juli, meningkat sekitar 35.780% sejak pencatatannya pada tahun 2021.
Dari 200 perusahaan tersebut, ada 10 di antaranya, termasuk DCI Indonesia, adalah perusahaan di Indonesia, yang menampilkan bisnis-bisnis yang tetap tangguh selama setahun terakhir dan, dalam banyak kasus, berkembang pesat.
Berikut daftar perusahaan Indonesia dalam daftar Forbes Best Under A Billion Asia 2025:
1. Cisarua Mountain Dairy
- Penjualan: US$570 juta
- Laba bersih: US$96 juta
- Nilai Pasar: US$2,16 miliar
2. DCI Indonesia
- Penjualan: US$114 juta
- Laba bersih: US$50 juta
- Nilai Pasar: US$23,32 miliar
3. Dharma Satya Nusantara
- Penjualan: US$639 juta
- Laba bersih: US$72 juta
- Nilai Pasar: US$509 juta
4. Panca Budi Idaman
- Penjualan: US$331 juta
- Laba bersih: US$31 juta
- Nilai Pasar: US$235 juta
5. Resource Alam Indonesia
- Penjualan: US$327 juta
- Laba bersih: US$40 juta
- Nilai Pasar: US$117 juta
6. Sariguna Primatirta
- Penjualan: US$170 juta
- Laba bersih: US$29 juta
- Nilai Pasar: US$1,02 miliar
7. Siantar Top
- Penjualan: US$313 juta
- Laba bersih: US$83 juta
- Nilai Pasar: US$908 juta
8. Teladan Prima Agro
- Penjualan: US$265 juta
- Laba bersih: US$52 juta
- Nilai Pasar: US$496 juta
9. Tempo Scan Pacific
- Penjualan: US$862 juta
- Laba bersih: US$91 juta
- Nilai Pasar: US$672 juta
10. Triputra Agro Persada
- Penjualan: US$610 juta
- Laba bersih: US$197 juta
- Nilai Pasar: US$1,19 miliar
