Bisnis.com, JAKARTA - Selain bermanfaat untuk kesehatan, kefir juga sudah memiliki reputasi baik dalam dunia kecantikan. Beberapa waktu terakhir kefir tengah populer dijadikan masker dan digunakan oleh para selebritis.
Masker kefir dan produk kecantikan lainnya dari bahan susu fermentasi ini pun menjadi semakin tenar seiring dengan bermunculannya testimoni positif dari konsumen.
Para pelaku usaha juga mulai memanfaatkan tren tersebut untuk meraih lebih banyak rupiah dengan memproduksi masker kefir, di samping membuat susu kefir untuk dikonsumsi.
Tak jarang, pelaku usaha pun lebih fokus untuk membuat produk kecantikan berbahan kefir karena harganya dan margin keuntungan yang lebih tinggi ketimbang susu kefir konsumsi.
Salah satu produsen susu kefir untuk masker adalah Veronica Risma. Perempuan yang berdomisili di Palangka Raya tersebut memproduksi berbagai varian masker dan lulur kefir.
“Awalnya saya lihat banyak artis yang menggunakan masker kefir ini, tetapi harganya sangat mahal. Jadi saya coba untuk buat sendiri,” kenangnya.
Dia pun melakukan eksperimen sebanyak enam kali hingga menemukan formula yang tepat untuk masker wajah. Setelah dirasa cocok, dia pun mencoba melakukan tes pasar dengan membagikan produk ke tetangga terdekatnya.
Ternyata, masker kefir buatannya dirasa cocok dan membuat kulit wajah penggunanya semakin lembab dan cerah. Sejak saat itu, Veronica mulai percaya diri untuk memasarkan produk masker buatannya.
Saat pertama kali produksi, perempuan berusia 30 tahun itu hanya bisa menghabiskan maksimal 4 kilogram dalam sebulan, sekarang masker kefir buatannya bisa ludes sebanyak 7 kg dalam sepekan.
Ada dua macam masker kefir yang dijual Veronica dengan nama Kefir Organik Bunda ini, yakni masker kefir prima, dan masker kefir sarang burung walet. Harganya beragam, tergantung ukuran masker yang dibutuhkan.
Veronika menjelaskan ada tiga paket masker dari masing-masing jenis kefir, yakni paket 10 hari sebanyak 120 ml, paket 20 hari sebanyak 220 ml, dan paket 30 hari sebanyak 220 ml.
Masker kefir tersebut dibanderol dengan harga mulai dari Rp150.000 untuk masker kefir prima paket 10 hari, hingga Rp400.000 untuk masker kefir walet paket 30 hari.
“Selama ini banyak konsumen berasal dari bekasi dan menjadi reseller, karena yang saya lihat masih jarang produsen masker kefir yang membuka peluang kerja sama untuk reseller,” ujarnya.
Agar tidak kalah saing dengan produk serupa yang diproduksi di Jawa, Veronika sengaja memberikan subsidi ongkos kirim kepada konsumen atau resellernya sebesar Rp20.000 per kg. Dengan itu, harga produk ditambah biaya pengiriman masih bisa bersaing dengan kompetitior.
Sementara itu, produk lulur atau scrub kefir baru dirilis awal November tahun ini. Lulur Kefir Organik Bunda menggunakan bubuk kefir yang ditambah dengan bahan organik lainnya, seperti kopi robusta, himalayan salt, beras jepang, dan gandum organik.
Untuk produk ini, Veronica membanderol dengan harga Rp120.000 untuk ukuran 100 gr, Rp150.000 untuk lulur ukuran 200 gr, dan Rp200.000 untuk produk ukuran 300 gr.
“Sebanyak 100 gr lulur rata-rata bisa dipakai untuk delapan kali penggunaan di seluruh tubuh,” katanya.
Melihat permintaan yang terus meningkat akhir-akhir ini, ditambah semakin kenalnya masyarakat terhadap manfaat kefir, membuat Veronika optimistis bisnis yang dijalankannya masih berprospek cerah.
“Di Palangka Raya sendiri sepertinya belum ada pesaing dalam bisnis yang serupa, sehingga market pasar saya masih sangat besar,” katanya.
Dia bahkan berencana untuk bisa mengembangkan bisnis lebih luas selain menjual secara online melalui akun Instagram @kefirlulurbunda, yakni bekerja sama dengan salon-salon di kawasan Palangka Raya, sehingga bisa menjadi produk perawatan yang bisa digunakan di salon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
