Jika perusahaan Astra Group bisa besar dan berhasil merajai industri otomotif Indonesia berdasarkan dukungan secara optimal dari seluruh keluarga, maka ada seorang pengusaha kecil menengah bermimpi bisa mengikuti jejak kesuksesan tersebut.Dia adalah Hadi Subroto, pria dari Jawa Tengah yang memulai usaha ketika mendekati usia 50 tahun. Namun, tidak dinyana, dia justru mampu bersinar dengan mendirikan PT Nandya Karya Perkasa yang bergerak pada industri komponen kendaraan roda dua dan empat.Hadi merupakan personal sederhana yang mengenyam pendidikan sekolah kejuruan teknik di Kampungnya di daerah Boyolali, Jawa Tengah. Namun, kegemarannya menggeluti bidang teknik mampu mendorong Hadi menguasai industri berbasis besi dan baja.”Awalnya, saya memproduksi perhiasan dari plastik dan dijual di pasar Jatinegara,” tutur Hadi Subroto mengenang perjuangannya pada 1967 yang menjadikan rumah berukuran 6 X 12 meter sebagai bengkelnya.Sayang, usaha rintisan tersebut tidak berkembang dan memaksa dia untuk bekerja dengan orang lain. Perusahaan tempatnya berkerja adalah bengkel sepeda. Namun dia mempunyai andil memperbesar kapasitas usaha itu mendirikan perusahaan spare part motor dan mobil.Setelah bergantung kepada orang lain menjelang usia ke-50, Hadi Subroto menyadari dia harus berbuat sesuatu untuk mandiri. Yang dilakukan pertama kali, tidak lain menjual seluruh perhiasan istrinya untuk membeli areal perbengkelan di kawasan Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.Dengan modal Rp1.290.000 Hadi berhasil membeli lahan seluas 430 meter untuk menghasilkan peralatan rumah tangga seperti lampu minyak tanah, gantungan baju, kursi makan, meja tv. Pemasaran dilakukannya langsung dengan sepeda motor.Target pasarnya tetap di kawasan kota, tepatnya di sekitar Jalan Pinangsia hingga menembus kota Karawang. Usaha mandiri tersebut diawalilnya pada 1985, dan kepiawaian Hadi akhirnya terdeteksi PT Meiwa yang berada di kawasan Cisalak yang bergerak pada industri komponen kendaraan roda empat.Pasokannya ke perusahaan itu dimulai pada 1987, bersamaan dengan peningkatan usaha, dia memerlukan modal tambahan dan berhasil mendapatkannya dari bank swasta senilai Rp15 juta. Usahanya terus berkembang, dan pada 1993 mendirikan CV Hadi Karya untuk menggaet perusahaan lebih besar menjadi mitranya.Gayung pun bersambut, karena Federal Motor, atau saat ini PT Astra Honda Motor meliriknya mengadakan pekerjaan pembuatan dies dan komponen press plate. Industri itu membuat Hadi semakin bergairah, karena sejak muda memang senang menggeluti dunia teknik.Beruntunglah pria dengan empat anak ini, karena mampu berimporvisasi ketika mendapat kepercayaan makin besar. Pembuatan komponen yang sebelumnya dihasilkan melalui proses dies, ditingkatkan melalui sistem progressive dies.Berkat inovasi produk yang terus dilakukan Hadi, pada 1996 dia mendapat kepercayaan dari perusahaan pembiayaan, yakni Astra Mitra Ventura menerima dana kerja sebesar Rp450 juta. Saat itu pula dia meningkatkan status perusahaannya menjadi PT Nandya Karya Perkasa (NKP).Karena tekadnya sejak awal memang mengembangkan kemampuan teknik dan usaha, Hadi lalu membeli lahan seluas 4.500 meter di kawasan Gunung Putri, Bogor. Tidak lupa dia melengkapi peralatan pendukung menunjang kinerja.Namun pada 1997 perusahaannya menghadapi badai ketika meningkatkan pinjaman kepada Bank Exim sebesar Rp227 juta, terjadi krisis moneter yang berdampak pada kemacetan usahanya. Krisis ketika itu juga meningkatkan nilai pinjamannya menjadi dua kali lipat.Bagaimana strategi Hadi untuk bisa survive dan tidak melakukan pemutusan huungan kerja dengan karyawannya yang sudah 500 orang? Hadi banting stir melakukan usaha baru yang bertolak belakang dari bisnis utamanya, yakni menjual kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako).Pada 1999 kondisi perekonomian Indonesia makin membaik, dan NKP kembali memproduksi order dari berbagai perusahaan industri otomotif, Dua tahun kemudian dia kembali berhasil memperluas areal kerjanya dengan membeli lahan baru 5.500 meter.Itu bisa dilakukan Hadi karena mendapat pinjaman dari Bank Niaga sebesar Rp2,5 miliar. Berkat reputasinya yang terus meroket, Hadi pada 2002 terpilih menerima penghargaan Semangat Wirausaha Indonesia. Dia masuk dalam 50 besar orang Indonesia kategori entrepeneurships, dan menempati urutan ke-29.Lantas, apa yang membuat Hadi Subroto masih memiliki keinginan menjadikan perusahaannya seperti layaknya Astra Group? Alasannya, karena dia juga didukung oleh dua putrinya yang saling bahu membahu membesarkan Nandya Karya Perkasa.Kedua putri kandungnya, bahkan menempati posisi vital pada perusahaan tersebut. Dan yang membuat dia lebih optimistis, karena kedua menantunya juga turut mendukung operasinal usaha yang kini mempekerjakan sekitar 850 karyawan.Memiliki karyawan sebesar itu mungkin saja Anda memposisikan usaha Hadi Subroto masuk kategori besar, namun dia lebih senang dengan predikat skala UKM. Nandya Karya Perkasa saat ini memang menjadi usaha besar, terlebih areal usaha saat ini mencapai 22.000 meter di kawasan kerja seluas 8.000 meter di kawasan Dayeuh Cileungsi, Bogor.”Saya memiliki dua putra, namun tidak mengajak mereka bergabung. Laki-laki harus mampu berjuang sendiri. Karena itu mereka harus mandiri, sedangkan kedua putri saya menjadi pendukung membesarkan usaha ini,” ungkap Hadi Subroto yang kini memiliki aset Rp60 miliar serta omzet Rp150 miliar.Meski tidak memasukkan kedua putranya dalam jajaran pejabat di Nandya Karya Perkasa, namun ternyata sudah mandiri, karena keduanya juga menekuni industri sama di kawasan industri berbeda, yakni Jababeka, Cikarang.Berkat dukungan kedua putri dan menantunya, Hadi memimpikan perusahaannya bisa menjadi lebih besar seperti halnya perusahaan Astra Group yang menjadi mitra usahanya memasok berbagai komponen kendaraan roda dua dan roda empat.Asal tahu saja, perusahaan Hadi telah mendapat sertifikasi ISO 9001- 2000. Berdasarkan setifikasi tersebut, Nandya Karya Perkasa juga menerapkan sistem manajemen mutu maupun standar pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.Dampak positif dari kinerja tersebut, membuat kelompok perusahaan Astra Group melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) menganugerahi perusahaannya dengan predikat Green Company. Untuk meningkatkan kapasitas SDM, Hadi menyertakan karyawan mendapat program pelatihan dari instansi pemerintah maupun swasta. ([email protected])
BERITA LAINNYA: