JAKARTA – PT Citilink Indonesia menempuh dua jalur pemasaran agar cepat dikenal sebagai maskapai penerbangan berbiaya murah (low cost carrier/ LCC) nasional.
Kedua jalur itu yakni pemasaran modern dan tradisional. Di jalur pemasaran modern, perusahaan mengeluarkan situs yang dapat dijadikan sarana bertransaksi dan penyebaran informasi lokasi wisata.
VP Marketing & Communications PT Citilink Indonesia Aristo Kristandyo mengatakan perusahaan menyediakan media di kanal online bagi konsumen untuk menuliskan pengalaman perjalanannya. Lewat media itu, perusahaan berupaya mendekatkan diri dengan konsumen.
"Kami membuat kanal Citilink untuk menarik orang terlibat dan bisa memberikan informasi tentang lokasi wisata. Biarkan pelanggan yang bekerja menyebarluaskan merek," tutur Aristo di acara Corporate Secretary and Marketing Communication Forum 2013 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Kamis (28/2).
Lewat situs dan media sosial, perusahaan bisa menyebarluaskan layanan ke masyarakat secara cepat. Pertanyaan-pertanyaan pelanggan mengenai layanan Citilink dapat segera ditanggapi perusahaan. Dari sisi pemasaran, situs dan media sosial dapat menjadi sarana penyebarluasan pengetahuan produk. Menurut Aristo, sekitar 1,7 juta pengunjung mendatangi situs Citilink saban bulan.
"[Angka] itu terjadi 2 bulan setelah kami meluncurkan situs. Dampaknya, penjualan kami meningkat," ucapnya.
Di jalur pemasaran tradisional, perusahaan meluncurkan loket berjalan Citilink Kiosks on The Road. Mobil keliling Citilink ini menawarkan fasilitas layanan tiket. Loket berjalan ditempatkan di pusat keramaian, seperti perkantoran dan kampus.
”Kami melakukan rebuilding and investing produk karena pengetahuan konsumen soal produk LCC masih kurang, salah satunya lewat Citilink Kiosks on The Road,” tutur Aristo.