Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEDCO HOLDING: Ini Menurut Yani Panigoro Soal UKM di Indonesia

BISNIS.COM, SURABAYA--Usaha kecil menengah (UKM) dan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia sebagian besar merupakan bisnis keluarga atau dikenal perusahaan keluarga.

BISNIS.COM, SURABAYA--Usaha kecil menengah (UKM) dan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia sebagian besar merupakan bisnis keluarga atau dikenal perusahaan keluarga.

Yani Panigoro, Director Medco Holding, mengatakan perusahaan keluarga di Indonesia banyak dijumpai karena semangat yang ada di dalamnya sangat khas dengan nilai-nilai ketimuran, yang cenderung menjunjung tinggi ikatan keluarga.

Menurutnya, pendiri perusahaan umumnya lebih mengutamakan untuk menerima pegawai yang masih berstatus keluarga dibandingkan menerima seseorang yang sama sekali asing.

Keputusan ini didasari oleh rasa percaya pada orang itu dan rasa solidaritas untuk membantu saudara.

“Perusahaan keluarga memang memberikan nilai positif. Selain nilai trust, perusahaan keluarga juga menjadi cara untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

Terutama bagi orang-orang yang ada dalam lingkaran keluarga pendiri perusahaan,” ujarnya ujarnya dalam konvensi bisnis keluarga “Bersama kita mengembangkan bisnis keluarga menghadapi ASEAN Economic 2015”, Kamis (25/4/2013).

Menurutnya, hal ini tentu sangat menguntungkan mengingat tingginya tingkat pengangguran dan ketatnya persaingan yang harus dihadapi seseorang yang ingin bekerja di perusahaan di luar perusahaan keluarga.

Dia memaparkan keunggulan dari perusahaan keluarga lainnya yakni tingginya nilai loyalitas yang dimiliki para pegawai maupun jajaran direksi.

Loyalitas ini berkembang karena sebagian dari pegawai memiliki ikatan keluarga dengan pemilik perusahaan baik itu ikatan langsung maupun ikatan tidak langsung.

“Tetapi nilai-nilai positif yang dimiliki oleh perusahaan keluarga tidak menjamin bahwa perusahaan akan bertahan dalam waktu yang lama. Bahkan, ikatan keluarga yang kuat sebagai basis dari perusahaan keluarga tidak jarang justru menjadi boomerang bagi keberlanjutan perusahaan,” imbuhnya.

Mengutip John A. Davis, dosen senior di Harvard Business School, yang menyatakan bahwa tata kelola perusahaan keluarga lebih kompleks dibandingkan tata kelola perusahaan non-keluarga.

Yani menjelaskan pendapat tersebut sesuai mengingat banyaknya kepentingan yang harus diakomodir dalam perusahaan keluarga.

“Baik keluarga, bisnis, maupun pemegang saham, membutuhkan tata kelola yang jelas sehingga ketiga elemen itu dapat mengetahui peran dan tanggung jawabnya masing-masing,” ungkapnya.

Dengan banyaknya kepentingan yang bermain, lanjutnya, memang harus diakui bahwa mengelola perusahaan keluarga merupakan tantangan tersendiri.

Setiap orang yang berkecimpung di dalamnya baik itu keluarga maupun non-keluarga dintuntut untuk dapat mengelola emosi dan mengedepankan profesionalisme.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler