BISNIS.COM, JAKARTA—Produsen produk kesehatan herbal, jamu, dan obat-obatan multinasional, Green World, semakin gencar menggarap pasar Indonesia.
Bahkan, perusahaan asal China itu membuka opsi untuk membangun pabrik di Indonesia sebagai salah satu langkah pengembangan bisnis perusahaan tersebut.
Beberapa waktu lalu, Bisnis berhasil mewawancarai Presiden Green World Group Deming Li dalam satu kesempatan. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana perkembangan bisnis obat herbal di dunia saat ini?
Menurut catatan dari WHO [World Health Organization], tren penggunaan obat herbal di negara maju mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya usia harapan hidup yang lebih panjang serta adanya kegagalan pengguna obat-obat modern untuk penyakit tertentu.
Konsumen terbesar saat ini?
Masyarakat Afrika merupakan konsumen obat herbal terbesar di dunia. Sekitar 80% penduduknya mempercayai obat herbal sebagai media untuk pengobatan. Tren penggunaan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer, mulai ke sejumlah negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Latar belakang itulah yang mendorong Green World untuk memproduksi produk kesehatan herbal jamu serta obat-obatan. Perusahaan ini telah memanfaatkan teknologi tinggi serta bekerjasama dengan balai penelitian dan universitas terkemuka untuk menghasilkan produk dari ekstrak tumbuhan alami bernutrisi tinggi.
Bisa dijelaskan, produk apa saja yang dikembangkan Green World?
Green World adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan suplemen kesehatan berteknologi tinggi yang menerapkan strategi penjualan dengan sistem MLM (multilevel marketing). Perusahaan kami berdiri sejak tahun 1997 dan memiliki pusat riset dan pengembangan produk-produk kesehatan.
Kantor pusat dan lembaga riset Green World terletak di Michigan, Amerika Serikat, sementara lokasi produksi dan pusat logistik terletak di kota Tianjin, China.
Secara umum Green World memiliki empat rangkaian produk, seperti suplemen, produk baru, kosmetik, serta produk kebutuhan harian dan alat kesehatan.
Rangkaian produk ini memiliki ciri khas Green World, yakni sesuai dengan kebutuhan penduduk dunia dengan latar belakang kehidupan, ras, dan usia yang berbeda inilah yang mendorong Green World kemudian mendirikan cabang perusahaan di berbagai tempat dan negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.
Lalu, bagaimana Anda melihat pasar Indonesia?
Ini tak lepas dari pesatnya perkembangan bisnis obat herbal di dalam negeri. Indonesia sebagai salah satu negara dengan penjualan produk yang cukup signifikan memberikan kontribusi secara global, menjadi tujuan pengembangan bisnis Green World ke depannya.
Hal ini dibuktikan dengan kenaikan omzet bisnis ini yang mencapai 150% pada tahun 2012. Sementara itu, omzet penjualan produk-produk Green World pun melesat hingga dua kali lipat hingga April 2013 dari akhir 2012.
Apa target Green World dari pasar Indonesia?
Dengan jumlah member saat ini yang mencapai 250.000 orang dan lebih dari 300 stockiest yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, serta Papua, Green World Indonesia memiliki target masuk dalam lima besar bisnis MLM di Indonesia dalam 5 tahun mendatang.
Untuk mencapai target tersebut, Green World menetapkan tiga strategi profesionalitas. Strategi tersebut terkait dengan profesionalitas produk, profesionalitas pendidikan dan pelatihan, serta profesionalitas manajemen.
Pendapat Anda tentang MLM?
Melalui strategi penjualan secara MLM, kami menilai pentingnya membangun kepercayaan bisnis yang ditancapkan sebagai dasar atau fondasi dalam menjalankan industri ini. Kepercayaan itu tentunya dirintis melalui kerja sama antara diler dan perusahaan yang dilandasi itikad baik dan kerja sama yang penuh ketulusan.
Buah dari kerja keras, kerjasama, kepatuhan, dan komitmen yang mengacu pada rencana bisnis yang dijalankan bersama oleh perusahaan dan para diler kami, akan menjadi modal komitmen Green World untuk memberikan penghargaan setinggi-tingginya.
Hal itulah yang membuat Green World tidak ragu untuk memberikan penghargaan yang menyokong kesejahteraan hidup para diler seperti pemberian mobil mewah, rumah, berlibur ke luar negeri, dan sebagainya.
Strategi penjualan dan penghargaan yang diberikan ini sekaligus menjadi pembeda dengan bisnis penjualan langsung.
Kapan Green World masuk ke Indonesia?
Green World masuk ke Indonesia sejak 2008 lalu. Kami sebenarnya berbasis di Michigan Southern California, Amerika Serikat.
Apa saja yang telah dilakukan perusahaan Anda?
Kami telah berinvestasi sekitar US$5 juta untuk kegiatan pemasaran produk, seperti kantor dan izin impor. Selama ini, kami hanya sebatas mengimpor barang. Investasi itu telah disalurkan untuk membeli dan menyewa kantor serta mendirikan cabang di sejumlah daerah.
Kami sempat melakukan pembicaraan dengan salah satu pemilik kawasan industri di Tangerang, Banten, sekitar 2 tahun yang lalu, tapi belum merealisasikan rencana tersebut hingga saat ini sehingga masih mengandalkan importasi produk dari China.
Green World masih mempertimbangkan untuk membangun pusat produksi di Indonesia karena dinilai lebih menguntungkan dari segi pemasaran.