Bisnis.com, JAKARTA - Primacy effect merupakan istilah dalam bidang psikologi yang digunakan untuk menjelaskan urutan sesuatu yang disebutkan paling awal yang bisa diingat oleh individu. Di samping adanya primacy effect, ada konsep lain yaitu recency effect.
Konsep tersebut menjelaskan kecenderungan seseorang untuk mengingat sesuatu yang disebut atau dikenalkan paling akhir. Kedua aspek ini sangat penting untuk memengaruhi aspek kognitif,afektif, dan konatif individu sebagai konsumen dalam menentukan pilihan sebuah merek atau produk.
Primacy effect ini bisa berjalan dengan efektif melalui sejumlah kondisi yang benar-benar kondusif untuk menjadikannya optimal. Individu akan ingat yang pertama kali terhadap sesuatu meskipun ada urutan peristiwa atau kejadian yang menyusul sesudahnya.
Momentum awal yang sangat sukses untuk sebuah produk atau penawaran jasa lainnya dari pemasar, terkadang menjadi ingatan luar biasa dalam memori konsumen. Konsep primacy effect ini bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena grup band di Tanah Air-Noah.
Kesuksesan Noah sebenarnya menurut saya pribadi berpulang pada lead vocal-Ariel. Ketika Ariel masih tergabung dalam Peter Pan, album lama yang berjudul Taman Langit dan Bintang di Surga dianggap karya fenomenal karena berhasil menghasilkan angka penjualan yang fantastis, sehingga kehidupan grup band ini menjadi berubah yaitu menjadi orang yang sukses dan kekayaan menyertainya dan tidak terlepas skandal yang pernah dilalui oleh Ariel sehingga harus berakhir di balik jeruji penjara.
Hujatan terhadap Ariel sepertinya tidak berkesudahan sehingga seakan-akan menenggelamkan nama besar Ariel beserta grup band yang sudah dibesarkan. Namun, ketika Ariel kembali ke panggung musik dengan grup band barunya Noah, seakan masyarakat sebagai penikmat musik yang ditawarkan oleh Noah menjadi lupa kejadian yang sudah terjadi sebelumnya.
Urutan peristiwa yang menimpa Ariel seakan-akan dilupakan oleh memori masyarakat sebagai konsumen. Masyarakat masih bisa menerima Noah karena kesuksesan Noah sebagai grup band mampu menawarkan lagu-lagu yang masih berkualitas seperti album sebelumnya. Sebagai sebuah merek jasa, grup band ini didukung sepenuhnya dengan kredibilitas, trustworthiness, dan attractiveness dari Ariel sendiri, dan tentu saja kerja team di sekitarnya.
Kredibilitas yang ditunjukkan dengan lagu yang berkualitas memudahkan diterimanya karya-karya Ariel dalam album terbarunya yaitu seperti seharusnya dengan lagu-lagu barunya yaitu Separuh Aku, Hidup Untukmu Mati Untukmu, Jika Engkau dan yang lainnya dengan didukung empat personil lainnya yaitu Ukie, Loekman, David, dan Reza.
Konsumen yang menjadi fansnya menjadi yakin mengenai kemampuan band ini untuk membawakan lagu-lagu yang berirama enak didengar dibandingkan dengan grup band lainnya. Di samping itu, Noah juga ditangani oleh tim pendukung yang luar biasa sehingga menjadikan grup band bisa tampil prima.
Selain itu, aspek attractiveness juga tidak dipungkiri bahwa Ariel tetap “ganteng” di usianya. Sepertinya Ariel sadar diri dengan kelebihan yang dimiliki sehingga berusaha untuk menjaga penampilan. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa beberapa merek yang berkaitan dengan penampilan memilihnya menjadi brand endorser.
TARGET MARKET
Target market Ariel memang sudah bergeser ke anak-anak muda zaman ini, sedangkan target market yang dulu sudah beranjak dewasa, tetapi tetap saja ada yang masih menyukainya dan masih bisa menjadi target market.
Trustworthiness berkaitan dengan kepercayaan dari masyarakat sebagai konsumen terhadap Noah termasuk Ariel karena diyakini mampu membawakan lagu yang bisa diterima dengan baik dan akan menjadi individu yang berubah.
Adanya konsistensi dalam kredibilitas, attractiveness, dan trustworthiness bisa meningkatkan kepercayaan konsumen pada merek yang pernah populer di awal sekali, meskipun di tengah perjalanan terkena suatu musibah atau memiliki peristiwa yang kemungkinan besar akan memengaruhi eksistensi merek tersebut.
Konsumen akan mengingat sesuatu yang datang lebih awal dalam memorinya selama merek tersebut bisa konsisten untuk menciptakan persepsi yang berkualitas secara konsisten. Dengan demikian, konsumen menjadi terkenang akan pengalaman di masa lalunya.
Di samping itu, yang mendukung kesuksesan sebuah merek yang pernah mengalami musibah, adalah kurangnya merek lain yang dianggap lebih unggul untuk menawarkan sebuah atribut dengan benefit tertentu.
Primacy effect sebagai bagian dari persepsi konsumen menentukan pilihan merek dari sejumlah merek yang ditawarkan oleh perusahaan. Merek-merek yang dianggap sebagai pelopor yang berkualitas akan mudah diterima oleh konsumen selama merek tersebut menunjukkan konsistensi diri.
Namun sayangnya, hanya sedikit merek yang ditawarkan oleh perusahaan atau entitas bisnis lainnya yang bisa konsisten untuk menawarkan pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Terlebih bagi perusahaan yang memiliki merek dengan peristiwa negatif. Untuk memulihkan ingatan konsumen terhadap kejayaan merek terdahulu dibutuhkan suatu usaha. Apabila merek yang pernah memiliki masa keemasan, tidak mampu lagi menawarkan konsistensi kualitas atribut, maka konsumen hanya akan teringat yang baru saja terjadi.
Konsumen akan susah untuk mengingat yang terdahulu. Oleh karena itu, penting sekali untuk menentukan momentum di awal dan ditunjang dengan deretan momentum kesuksesan yang bisa ditunjukkan dengan serangkaian inovasi.
Baca juga
-KIAT MANAJEMEN: Harus Beradaptasi Dengan Ketidakpastian?