Bisnis.com, JAKARTA – Menjadi entrepreneurship bukan gaya-gayaan. Bukan lantaran tidak mendapatkan pekerjaan menjadi pegawai negeri atau kerja di kantroran milik swasta. Entrepreneur adalah sebuah karya agung dari manusia. Produk kreativitas, kepintaran, kejelian anak mansuia melihat peluang.
Di mata Ciputra, kewirausahaan merupakan salah satu pendorong perekonomian Indonesia. Karena itu, pemerintah harus meningkatkan peran guna mendorong perkembangannya.
Itu kenapa, pemilik Ciputra Group itu pernah mengusulkan pemerintah sebaiknya mengalokasikan anggaran 1% (minimal) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal itu berguna untuk meningkatkan kapasitas dunia usaha.
Ciputra yakin efek positifnya. "Dari anggaran APBN sekitar Rp1.600 triliun, kami minta 1% untuk entrepreneurship, nanti akan kembali lebih dari 100% ," ujar Ciputra dalam suatu kesempatan pada akhir tahun 2012.
Saat ini tingkat kewirausahaan di Indonesia masih memprihatinkan memang. Meminjam istilah Ciputra, kondisinya masih tergolong sangat rendah. Hal tersebut diperparah dengan permasalahan dasar yang dialami, misalnya dari birokrasi hingga tindak korupsi yang masih terjadi. Sumber daya manusia Indonesia kurang memiliki integritas, profesionalisme, dan semangat entrepreneurship.
Anggaran 1% tersebut nantinya akan difokuskan pada pengembangan kewirausahaan, khususnya pendidikan dan pelatihan bagi para wirausahawan di Indonesia. Misalnya, dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan khusus dunia usaha.