Bisnis.com, JAKARTA - Taipan minyak sawit Kuok Khoon Hong di balik Wilmar Group akan memperluas jangkauannya di India, setelah Adani Enterprises menyelesaikan divestasi sahamnya di perusahaan minyak goreng raksasa AWL, yang sebelumnya bernama Adani Wilmar Ltd.
Dilansir Gulf News, sejak Desember lalu, Adani Group mengumumkan divestasi sahamnya di AWL untuk fokus pada bisnis infrastruktur inti di bidang energi terbarukan, transportasi, dan logistik. Keputusan divestasi itu kemudian disahkan pada Juli 2025 menurut Forbes.
Kini, Kuok, 76 tahun, yang dikenal sebagai "Raja Kelapa Sawit Asia", menjadi pemilik saham mayoritas AWL melalui Wilmar International, yang awalnya dimulai sebagai mitra usaha patungan 50% dari Adani Group.
Sosok Kuok Khoon Hong
Kuok telah menghabiskan lebih dari lima dekade membentuk industri minyak sawit. Dengan usahanya, Forbes memperkirakan dia memiliki kekayaan bersih pribadi sebesar US$3,8 miliar atau sekitar Rp61,95 triliun.
Kekayaannya juga menempatkannya di antara pengusaha dan filantropis terkaya di Singapura. Dia dikenal karena ikut mendirikan dan memimpin Wilmar International, salah satu grup agribisnis terbesar di Asia sekaligus pengolah dan pedagang minyak sawit terbesar di dunia.
Wilmar mempekerjakan lebih dari 92.000 orang di seluruh dunia dan memiliki perkebunan kelapa sawit di beberapa negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Uganda, Pantai Gading, Ghana, dan Nigeria.
Baca Juga
Sebelum sukses dengan Wilmar, Kuok menempuh pendidikan dan lulus dari University of Singapore dengan gelar Sarjana Administrasi Bisnis, dan segera memulai berdagang komoditas lunak di Kuok Oils and Grains sejak 1973.
Dia sempat menjadi Direktur Pelaksana Kuok Oils and Grains, dan mengembangkan kompleks penyulingan Pasir Gudang Edible Oils di Johor, diikuti oleh penyulingan minyak nabati pertama di China, South Seas Oils and Fats.
Pada 1991, dia meninggalkan Kuok Group untuk mendirikan Wilmar, berawal dari perusahaan perdagangan komoditas kecil dengan modal awal sebesar 2 juta dolar Singapura dari uang kredit rumah keluarganya, dan pendanaan dari perusahaan Kuok Hock Swee and Sons milik ayahnya.
Wilmar kemudian berkembang pesat, dengan pertumbuhan awal di pasar minyak nabati Indonesia, diikuti dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit di Sumatra dan kilang minyak nabati Indonesia.
Di bawah pimpinannya, Wilmar juga berhasil berekspansi besar-besaran ke kilang minyak nabati di China daratan, dan membuat usaha patungan dengan Adani Group di India kemudian menempatkannya di posisi terdepan dalam pasar minyak nabati konsumen terbesar di Asia.
Pada tahun 2007, setelah 16 tahun berpisah, dia sepakat dengan pamannya, Robert Kuok, untuk menggabungkan aset minyak nabati, perdagangan, dan perkebunan kelapa sawit Kuok Group ke dalam Wilmar dengan imbalan 31% saham di perusahaan tersebut.
Penggabungan ini menggabungkan kontribusi awal karier Kuok sebelumnya kepada Kuok Group dengan pertumbuhan pesat Wilmar International yang dipimpinnya sejak 1991.
Kuok juga memegang jabatan direktur di perusahaan tercatat lainnya, yaitu Shree Renuka Sugars Limited, dan Yihai Kerry Arawana Holdings Co.. Kuok juga merupakan Direktur Perennial Holdings Private Limited dan Perennial Group Private Limited.