Bisnis.com, JAKARTA - Berawal dari ketidaktersediaan tempat untuk para wanita muslim memanjakan diri, Yulia Astuti pada awal 2000-an muncul ide kreatifnya untuk menciptakan tempat private supaya wanita muslim nyaman melakukan perawatan rambut, sauna, massage atau pijat, make-up, bahkan kreasi hijab tanpa merasa tidak aman dengan kehadiran lawan jenis.
Alasan kedua Yulia berani untuk memulai bisnis salon muslimah adalah banyaknya figur terkemuka yang bermunculan menggunakan hijab pada awal 2000 an. Sebut saja, Neno Warisman dan Novia Kolopaking.
Meskipun perempuan berhijab pada saat itu didominasi oleh ibu-ibu, aktivis keagamaan dan perempuan yang telah melakukan ibadah haji, Yulia merasa tertantang untuk menciptakan salon yang pangsa pasarnya adalah anak muda, mengingat belum banyak anak muda yang dikategorikan remaja memulai untuk berhijbab. Tak seperti sekarang, bahkan hijab pun dipandang sebagai lifestyle.
Kesempatan emas didapat Yulia pada 2002, tanpa berbekal latar belakang bisnis maupun salon dan kegiatan kecantikan kelainnya, berbekal nekat dengan bantuan adiknya yang berperan sebagai marketing dan hobinya berdandan dan meracik kreasi hijab, Yulia mendirikan salon muslimahnya yang bertempat di jalan Margonda Raya No 533-D, Depok.
Salon tersebut dia namai salon Moz5 (Salon Muslimah). Pemilihan tempat yang cerdas pun dilakukan Yulia dengan memilih tempat di kalangan kampus, yaitu sekitar Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma.
Pemilihan nama Moz5 tersebut diakui Yulia untuk menarik perhatian anak-anak muda atau remaja supaya ingin tahu, tertarik dan kemudian mampir untuk menikmati layanan servis kecantikan Moz5. Sasaran yulia awalnya memang diperuntukkan bagi kalangan mahasiswi didukung dengan logo salon yang bercorak warna-warni dan bernafaskan keceriaan.
“Saya menghindari nama yang kental dengan nuansa islami seperti bahasa arab atau kaligrafi karena segmen pasar saya adalah anak muda dan Depok banyak anak mudanya, jadi saya pilih nama yang easy to remember dan gaul, ” ujarnya kepada Bisnis.
Dengan modal awal Rp100 juta, Yulia mampu mengembangkan pelayanan yang tak hanya fokus pada rambut (gunting rambut, cuci rambut, cat rambut, rebonding, masker rambut, creambath dan sanggul) dan kreasi hijab saja namun beberapa model diberlakukan.
Di antaranya adalah, totok wajah, pijat refleksi, body spa, manicure dan pedicure, perawatan mata, perawatan telinga, spa vagina, perawatan payudara dan ratus and breast treatment.
Yulia juga berkreasi dengan paket kecantikan pranikah yang lebih memudahkan pelanggan, yang akan memasuki indahnya pelaminan. Sebut saja Paket Dewi yang terdiri dari Hair Spa, Lulur Pengantin, Lulur Hitam, Spa Vagina, Perawatan Payudara, Perawatan Mata, Perawatan Telinga, Totok Aura, Refleksi, Manicure Pedicure, Facial, Gunting&Trimming, Jamu Pengantin. Paket ini dihargai senilai Rp960.000.
Ada juga Paket Ratu yang memanjakan calon pengantin dengan Hair Spa , Creambath, Lulur Pengantin, Masker Tubuh, Lulur Hitam, Spa Vagina (2X), Perawatan Payudara (2X), Perawatan Mata, Perawatan Telinga, Totok Aura, Refleksi, Manicure Pedicure, Facial, Gunting&Trimming, Jamu Pengantin dengan harga Rp1,2 juta.
Ada Paket Putri seharga Rp799.000 dengan pelayanan Hair Spa, Facial, Masker Tubuh, Spa Vagina, Perawatan Payudara, Perawatan Mata, Perawatan Telinga, Totok Aura, Refleksi, Manicure Pedicure, Gunting &Trimming, Jamu Pengantin.
Inovasi lainnya dilakukan sang pemilik dengan membuat produk homemade. Brand yang dinamai Moayu ini menggunakan ekstrak bahan alami seperti essential oil dan aromatheraphy. Moayu sendiri terdiri dari produk shampo, massage oil dan hair spa.
“Moayu merupakan label home industry yang telah bersertifikasi halal,” kata Yulia. Dia juga menambahkan dengan kekayaan inovasi yang dikembangkan, Moz5 mampu balik modal hanya dengan kurun waktu 2 tahun.
Sejak kemunculannya, Moz5 akhirnya menjawab kebutuhan wanita muslimah memiliki salon pribadi sendiri. Respon masyarakat sangat besar karena dari anak muda hingga tua mulai melek salon. Salon tak hanya dipandang sebagai tempat untuk perawatan rambut namun juga untuk bersolek dan relaksasi diri.
Mulai 2006, Yulia banting stir konsep Moz5 yang awalnya hanya untuk mahasiswi daerah setempat. Namun kini, Yulia lebih mematok untuk kalangan wanita mapan, yaitu wanita dengan usia 25 hingga 35 tahun yang sudah bekerja atau berpenghasilan.
Logo salon Moz5 tidak lagi colorfull yang ceria tetapi dengan konsep elegant dan simple. Harga juga mulai disesuaikan dengan kocek orang dewasa.
Hal itu lantas tak mengurangi kunjungan pelanggan. Pelanggan terus menerus mendatangai salon di Margonda tersebut. Sekarang terhitung 26 gerai salon dengan label Moz5 yang tersebar di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera dan Kalimantan dengan total 240 karyawan.
Yulia mengaku salon nya paling padat dikunjungi ketika weekend tiba. Wanita karir berhijab, atau sebut saja hijabers, ingin merileksasikan diri dari penatnya pekerjaan selama weedays.
KEMITRAAN
Pada tahun keenam atau tepatnya 2008 dengan penyebaran outlet di Depok dan sekitarnya dan didukung dengan Terpilihnya Moz5 sebagai salah satu dari 14 usaha waralaba Indonesia yang dinyatakan layak ekspor (Go International) oleh Komite Tetap Waralaba & Lisensi KADIN dan Perhimpunan WALI (Waralaba dan Lisensi Indonesia), dirasa Yulia sudah cukup dan tepat waktu untuk menerapkan sistem kemitraan. Hal ini didukung pula dengan perbedaan menonjol yang Moz5 tawarkan dibandingkan dengan pelayanan di salon lain, yaitu mengandalkan yang namanya total treatment.
“Andalan kami adalah total treatment yang menawarkan porsi perawatan komplit, misal creambath dilengkapi dengan pelayanan massage punggung dan tangan,” katanya.
Ada tiga paket kemitraan yang Yulia tawarkan. Pertama, Paket Kemitraan Moz5 Salon bagi mereka yang ingin mengembangkan salon dengan brand Moz5. Paket lengkap terdiri dari peralatan dan perlengkapan salon, furniture salon, alat bantu promosi, training karyawan dan owner, SOP, manual dan panduan usaha, software, kontrak kerja sama 5 tahun, monitoring, dan business review.
Kedua, Paket Konsultasi Salon. Ini merupakan paket bagi mereka yang ingin mengembangkan salonnya sendiri dengan brandsendiri. Paket lengkap terdiri dari peralatan dan perlengkapan salon, furniture salon, training karyawan dan owner, SOP, dan pendampingan 3 bulan.
Ketiga, Paket Konsultasi Salon Rumah, bagi mereka yang ingin mengembangkan salon rumahan yang lengkap pelayanannya dengan brand sendiri dengan paket lengkap terdiri dari peralatan dan perlengkapan salon, furniture salon, training karyawan dan owner, SOP disertai pendampingan 3 bulan.
Terhitung sejak 2008, kini Moz5 memiliki 21 outlet kemitraan. Paket kemitraan memiliki masa waktu 5 tahun dipatok dengan harga Rp190 juta untuk Paket Kemitraan Salon Moz5, Rp89 juta untuk Paket Konsultasi Salon dan Rp55 juta untuk Paket Konsultasi Salon Rumah.
Yulia tak sembarang menerima mitra untuk bekerjasama dengannya. Ada syarat dan ketentuan khusus yang ketat yang harus dimiliki oleh calon mitra, dari melakukan open house, diskusi sampai tes wawancara. Latar belakang calon mitra menjadi hal yang diperhatikan Yulia. Mereka harus memiliki passion dalam dunia bisnis kecantikan. Intinya, tidak coba-coba.
Calon mitra juga harus memiliki apa yang disebut profit-oriented management. Inti bisnis selain memberikan pelayanan berupa jasa juga adalah mencari untung, tak sekedar hobi atau mengisi waktu luang belaka. Modal yang ditanamkan oleh calon mitra bukanlah satu-satunya hal yang penting, komitmen lah yang sangat dipegang oleh Yulia.
Sistem kemitraan dinilai Yulia juga menguntungkan pihak calon mitra. Bagi mereka, tak ada istilah trial and error karena mereka hanya menjalankan sistem yang sudah berjalan selama 11 tahun tinggal mereka kembangkan untuk mencapai laba maksimal.