Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN INSIGHT: Jamsostek Perlu Investasi Jangka Panjang

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang transformasi PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, masih ada sejumlah rencana yang belum selesai, di antaranya terkait dengan rencana pendirian anak usaha

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang transformasi PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, masih ada sejumlah rencana yang belum selesai, di antaranya terkait dengan rencana pendirian anak usaha dan akuisisi sejumlah perusahaan penyedia fasilitas kesehatan. Bisnis mewawancarai Direktur Utama PT Jamsostek, Elvyn G Masassya, yang didampingi Direktur Investasi Jeffry Haryadi, baru-baru ini. Berikut petikannya.

Bagaimana dengan proses akuisisi PT Nayaka Era Husada [NEH] dan Rumah
Sakit Pelni?

Semuanya masih on going, berproses terus karena kan akuisisi tidak bisa buru-buru.

Lama sekali, kan sudah lama diagendakan?

Butuh proses. Targetnya sih akhir tahun ini sudah selesai. Akuisisi RS Pelni dan PT NEH ini tujuannya untuk memberikan manfaat kesehatan kepada peserta program Jaminan Kesehatan Jamsostek, karena mereka telah berpengalaman mengelola fasilitas kesehatan dan memiliki jaringan di sejumlah daerah. Ini manfaat tambahan bagi peserta.

Lalu, bagaimana dengan perkembangan rencana pendirian anak usaha yakni Jamsostek Investment Company (JIC)?

Kemungkinannya bisa berdiri pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan. Pendirian perusahaan kan butuh waktu karena prosesnya cukup panjang.

Pada prinsipnya jajaran komisaris sudah setuju. Selanjutnya menunggu Peraturan Pemerintahterkait investasi BPJS yang diharapkan akan keluar pada Oktober, lalu meminta persetujuan dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham.

Kenapa masih terus memproses pendirian anak usaha, di tengah perdebatan bahwa BPJS semestinya fokus pada penyelenggaraan jaminan sosial dan bukan mencari untung?

Jaminan sosial ketenagakerjaan kan menangani program pensiun yang membutuhkan investasi jangka panjang untuk mendapatkan imbal hasil terbaik. Pendirian anak usaha, kami rasa, merupakan salah satu bentuk investasi jangka panjang yang cukup potensial dari segi return.

Berbeda, misalnya, dengan BPJS Kesehatan yang membutuhkan likuiditas dalam jumlah besar sehingga mungkin lebih baik jika alokasi investasinya pada instrumen yang lebih likuid.

Alasan lainnya?

Kami juga berupaya menarik investasi agar masuk ke Indonesia. Dalam hal ini kami menggandeng Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) yang merupakan anak usaha dari Islamic Development Bank yang berbasis di Arab Saudi. Awalnya dimulai dari Jamsostek, tetapi bisa saja nantinya semakin banyak investasi dari Timur Tengah masuk ke sini.

Meski menggandeng investor asing, namun kami tetap ingin memiliki saham mayoritas, sebesar 51% dari total modal yang diperkirakan sekitar Rp1 triliun.

Bisnis apa yang akan dibidik oleh JIC?

Orientasinya adalah profit, yang bisa saja tidak langsung terkait dengan program BPJS Ketenagakerjaan. Nantinya JIC direncanakan berbentuk sebagai virtual holding yang akan menggarap banyak bisnis, di antaranya properti dan service management.

Kenapa bisnisnya JIC nanti syariah?

Potensi bisnis syariah ini sebenarnya besar sekali belakangan ini.

Kapan JIC akan didirikan?

Kalau nggak akhir tahun ini, ya awal tahun depan. Kami juga menunggu peraturan (terkait BPJS). Mendirikan perusahaan kan butuh waktu.

Portofolio investasi Jamsostek pada saat ini?

Investasi Jamsostek sekarang di deposito dengan porsi 20%-22%, obligasi 44%-46%, saham 26%-28%, reksadana 8%-10% dan properti serta penyertaan langsung 1%-2%. Strategi investasi kami berdasarkan PP No.22/2004 tentang Pengelolaan dan Investasi Dana Program Jamsostek.

Hasil investasi?

Sampai Juli tahun ini, nilai investasi kami sekitar Rp 10 triliun. Target hasil investasi tahun ini Rp14 triliun.

Rencana investasi properti Jamsostek?

Kami akan investasi properti, yang mixed kondominium, perkantoran dan bisnis area. Kami sekarang masih menunggu mitra. Sebenarnya untuk investasi properti dan penyertaan langsung bisa sampai 15%. Properti ini rencananya 24-30 lantai.

(Berdasarkan PP No.22/2004 tentang Pengelolaan dan Investasi Dana Program Jamsostek, investasi di tanah, bangunan atau tanah dengan bangunan diperbolehkan sampai 10%, sisanya penyertaan langsung).

Berapa nilainya?

Sekitar Rp300 miliar. Kami belum tahu bulannya, tapi yang pasti tahun ini. Jamsostek punya tanah 5.900 m2 di Kuningan, Jakarta. Kami juga akan membangun rumah di Karawang, Jawa Barat untuk pekerja peserta Jamsostek.  Mungkin sekitar 5.000 rumah dulu.

Ini bagian dari total benefit, selain dari proteksi dan perlindungan jangka panjang. Bukan hanya perlindungan, tetapi juga kesejahteraan bagi para pekerja.

Sampai Agustus 2013, penyaluran pinjaman kredit uang muka KPR Jamsostek telah mencapai Rp1,1 triliun. Penyaluran akan terus meningkat karena semakin banyak peserta Jamsostek dan usaha perusahaan untuk memperluas kerja sama penyediaan rumah bagi karyawan.

Bagaimana dengan pendanaannya?

Jamsostek berperan menyediakan pinjaman uang muka KPR untuk peserta, sementara sisa angsuran rumah berasal dari pinjaman dari perbankan yang menjadi mitra.

Kredit uang muka KPR dapat diajukan oleh peserta yang telah mengikuti program Jamsostek minimal selama 1 tahun. KPR-nya dari bank atau perusahaan pembiayaan, uang mukanya dari kami.

Terkait kesiapan BPJS, bagaimana?

Kami mengubah visi menjadi BPJS Berkelas Dunia, Terpercaya, Bersahabat dan Unggul dalam Operasional dan Pelayanan. Tugas Jamsostek (berdasarkan UU BPJS) ada empat.

Pertama, menyiapkan pengalihan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan kepada PT Askes (pada 1 Januari 2014 berubah menjadi BPJS Kesehatan).

Kedua, menyiapkan operasional BPJS Ketenagakerjaan untuk program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian.

Ketiga, menyiapkan pengalihan aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban program jaminan pemeliharaan kesehatan ke BPJS Kesehatan.

Keempat, menyiapkan pengalihan aset dan liabilitas, pegawai serta hak dan kewajiban PT Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan.

Bagaimana dengan kepesertaan?

Kepesertaan kami nanti seluruh pekerja. Bukan hanya formal, tapi juga pekerja informal. Kami mau mencari-cari pekerja informal seperti artis, petani, nelayan dan sebagainya untuk menjadi peserta kami.

Dulu mengurus klaim di Jamsostek sering lama, sekarang?

Kami sekarang one day service. Nggak kalah dengan bank. Pelayanan harus prima. Manajemen dari atas sampai ke bawah harus melayani.

Pewawancara: Yodie Hardiyan & Farodlilah Muqoddam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler