Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan industri di sektor ekonomi kreatif tampaknya kian melesat seiring dengan perhelatan pesta demokrasi dan banyaknya kebutuhan kampanye pada tahun politik ini.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan jasa di sektor ekonomi kreatif akan sangat dibutuhkan untuk menunjang promosi dan pencitraan para calon legislatif maupun partai-partai politik peserta pemilihan umum (pemilu).
Apalagi, sambungnya, pesta demokrasi tersebut tidak hanya akan marak di kota besar saja tetapi juga di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga prospeknya akan semakin cerah.
“Sebagai ajang promosi, tentu saja mereka [peserta pemilu] membutuhkan atribut, iklan baik cetak maupun elektronik, film, percetakan [printing] atau digital," ungkapnya.
Tidak ketinggalan pula berbagai hiburan yang disajikan sebagai bentuk kampanye untuk menarik hati masyarakat dan para pendukungnya. Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi para penyanyi, penari, grup musik, hingga pelawak.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang berkumpul di suatu tempat, kuliner dan kerajinan yang dihasilkan pun akan ikut terdongkrak, termasuk hotel-hotel yang banyak disewa untuk berbagai pertemuan politik.
Terdapat 15 subsektor industri kreatif yaitu kuliner; riset dan pengembangan; TV dan radio; teknologi informasi; penerbitan dan percetakan; seni pertunjukan; musik; permainan interaktif; film, video dan fotografi; fashion; desain; kerajinan; seni rupa; arsitektur; dan periklanan.“Semua jasa di sub sektor Ekraf itu dibutuhkan di Tahun Politik 2014 ini," tegasnya.
Berdasarkan data dari Kemenparekraf, laju pertumbuhan ekonomi kreatif pada tahun lalu tercatat 5,76% atau berkontribusi sebesar 7% dari PDB yakni sebesar Rp641,8 triliun.
Terdapat beberapa sektor industri kreatif tidak berwujud (intangible) yang pertumbuhannya terbilang cukup pesat terutama untuk layanan komputer dan peranti lunak, periklanan, dan arsitektur yang mencapai 8%.