Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Sukses Gilang Ramadhan: Belajar Bisnis dari Sang Kawan

Gilang Ramadhan, 50 tahun, merupakan salah satu ikon musisi di Tanah Air. Selama puluhan tahun berkarier sebagai drummer, dia telah bergabung dengan banyak kelompok musik ternama di antaranya Adegan, Krakatau, Java Jazz, hingga God Bless. Keahliannya menabuh alat musik drum juga telah membawanya tampil di berbagai acara musik internasional.
Gilang merasa harus lebih mawas diri dan hati-hati atas semua keputusan yang dia buat terkait Gilang Ramadhan School Band. /bisnis.com
Gilang merasa harus lebih mawas diri dan hati-hati atas semua keputusan yang dia buat terkait Gilang Ramadhan School Band. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Gilang Ramadhan, 50 tahun, merupakan salah satu ikon musisi di Tanah Air. Selama puluhan tahun berkarier sebagai drummer, dia  telah bergabung dengan banyak kelompok musik ternama di antaranya Adegan, Krakatau, Java Jazz, hingga God Bless. Keahliannya menabuh alat musik drum juga telah membawanya tampil di berbagai acara musik internasional.

Gilang adalah anak kedua dari pasangan Ramadhan Kertahadimadja dan Safrida Nasution. Ayahnya dikenal sebagai sastrawan dan penulis handal, sedangkan ibunya berprofesi sebagai diplomat. Kedua orang inilah yang memperkenalkan dirinya dengan lagu dan alunan nada.  

Pada 1971, Gilang tertarik mempelajari biola di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Tak puas dengan alat musik tersebut, dia lantas berguru kepada salah satu komponis kondang, Slamet Syukur, untuk belajar memainkan piano pada 1973. Setelah mencoba mempelajari biola dan piano, Gilang justru berlabuh di alat musik drum. Niatnya untuk menjadi musisi makin bulat kala dia memutuskan mengambil sekolah khusus drum di Hollywood, Amerika Serikat, pada 1978.

“Banyak  orang bertanya ngapain saya jauh-jauh ke luar negeri untuk belajar musik. Namun, saya tetap jalani karena Passion saya adalah main drum. Untungnya, orang tua dan keluarga mendukung pilihan saya” ujarnya.

Gilang melanjutkan studi bermusiknya ke bidang spesialisasi perkusi di Los Angeles City College (LACC) dan lulus pada 1984 dan kembali ke Indonesia pada tahun berikutnya. Selain membentuk beberapa grup musik dan menelurkan karya, banyak anak-anak muda yang datang kepadanya untuk diajarkan bermain drum.

“Saat itu, belum banyak anak Indonesia yang belajar musik ke luar negeri. Saya lantas membuka kursus privat kecil-kecilan karena banyak teman yang minta diajarkan main drum. Ternyata, mengajar itu mengasyikkan,” ujar satu-satunya pemain drum di Indonesia yang disponsori oleh Zildjian, perusahaan symbal dari Amerika Serikat sejak tahun 1992 sampai sekarang.

Berkat promosi dari mulut ke mulut, jumlah siswa yang ingin belajar drum terus bertambah. Bahkan, kini banyak muridnya yang telah sukses menjadi salah satu drummer band ternama di Indonesia di antaranya Wong Aksan, Tyo Nugros, Sandy Pas Band, dan lainnya. Gilang pun memiliki cita-cita yaitu mendirikan sekolah khusus drum di Indonesia suatu saat nanti.

Dia sadar, modal untuk mendirikan sekolah tak hanya uang dan jago meramu kurikulum. Dia juga harus mempelajari seluk-beluk dunia bisnis. “Saya terlalu lama duduk di belakang drum sehingga tak akrab dengan angka-angka. Namun, saya mulai mempelajari bisnis dari teman-teman yang sudah lama berkecimpung di dunia usaha. Awalnya memang sulit, tetapi lama-lama terbiasa,” katanya.

Impian Gilang membangun sekolah jadi kenyataan. Di 2008, dia mendirikan Gilang Ramadhan School Band (GRSB). GRSB tumbuh pesat berkat niat kuat dan hasrat untuk membangun kultur bermusik di masyarakat. Meskipun baru berumur 5 tahun, sekolah musiknya telah memiliki 30 cabang dengan jumlah siswa lebih dari 3.000 orang.

 “Ayah saya pernah bilang kepuasan terbesar akan didapatkan ketika kita bisa berguna untuk orang lain. GRSB bisa sukses bukan karena saya, tetapi kerja keras para instruktur dan pekerja. Saya merasakan hal itu sekarang,” ujarnya.

Oleh karena itu, Gilang merasa harus lebih mawas diri dan hati-hati atas semua keputusan yang dia buat terkait GRSB.  “Fokus pikiran saya banyak sekali di antaranya keluarga, sekolah musik, pekerja, dan karier saya sebagai musisi. Kunci agar semua bisa berjalan beriringan itu selalu ikuti kata hati dan tidak boleh berhenti belajar.”  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler