Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sukses Pota Potatoes dalam Bisnis Kentang Goreng Hingga 200 Outlet

Popularitas kentang di Indonesia cukup besar. Meskipun berasal dari luar negeri, banyak konsumen yang menyukai rasa dan renyahnya umbi-umbian ini.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Popularitas kentang di Indonesia cukup besar. Meskipun berasal dari luar negeri, banyak konsumen yang menyukai rasa dan renyahnya umbi-umbian ini.  

Salah satu jenis kentang goreng yang disukai masyarakat adalah stik kentang atau french fries. Makanan yang dibuat dari potongan-potongan kentang yang digoreng di minyak panas tersebut menjadi langganan di beberapa restoran.

Banyak pelaku usaha kuliner yang menyediakan french fries sebagai pelengkap menu utama makanan yang dijual. Padahal, kentang goreng potensial untuk dikembangkan.

Terutama menjadi kudapan ringan (snack) yang bisa dimakan kapan saja. Dengan sedikit kreativitas dan keberanian untuk meracik bumbu, wajah kentang goreng stik yang membosankan bisa berubah jadi menu andalan yang disukai konsumen.

Pelaku usaha yang berhasil membuat variasi kudapan kentang goreng nan lezat adalah Muhammad Dana Prihadi, 31. Berawal dari hobi menyantap camilan kentang, pria yang akrab dipanggil Dana pun terpikir merintis bisnis kuliner. Dia mendirikan usaha kentang goreng yang dinamakan Pota Potatoes pada 2006.

Menurutnya, kentang goreng memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain harganya murah, kentang bukan sayuran musiman sehingga mudah ditemukan. Selain itu, rasa kentang goreng yang gurih dan renyah disukai oleh hampir seluruh kalangan masyarakat.

Bermodalkan uang Rp2 juta, Dana pun memulai bisnis dengan menu kentang goreng stik atau french fries yang diberi bumbu. “Tujuan utama saya agar semua orang bisa membeli kentang goreng yang enak dengan harga terjangkau. Saya menyasar mahasiswa dan masyarakat umum,” ujar lulusan Universitas Islam Yogyakarta ini.

Setelah resep ketang goreng bumbu jadi, Dana pun membuka lapak di kampusnya. Tak disangka, respon konsumen sangat positif. Kentang goreng bumbu buatannya laris manis. Dana pun mulai menambah menu-menu olahan yang lebih variatif. Dia juga membuka beberapa cabang baru di Yogyakarta dan sekitarnya untuk menggaet lebih banyak konsumen.

Setelah tiga tahun berjalan, bisnis Pota Potatoes makin berkembang. Melihat antusiasme pasar yang tak kunjung surut, dia pun terpikir untuk membuka kemitraan bagi masyarakat luas. “Orang datang tak hanya membeli kentang goreng, tetapi banyak juga yang ingin kerja sama,” katanya.

Tak lama setelah itu, Dana pun menyiapkankan standard of operation(SOP) untuk kemitraan Pota Potatoes. Dia menawarkan dua paket investasi yaitu paket standard Rp5 juta dan paket super Rp7 juta. Perbedaan kedua paket kemitraan ini ada di jenis booth dan alat masak.

Dia menuturkan, booth paket super bisa dipindahkan (mobile), sedangkan yang untuk tipe standar hanya bisa digunakan di satu tempat. Perbedaan lainnya adalah investor yang memilih paket super akan mendapatkan alat memasak  Deep fryer. “Fasilitas utama yang akan didapat dari kedua paket ini di antaranya 1 set perlengkapan masak, kompor, bumbu kentang, kemasan, alat promosi, manual book, dan training karyawan,” ujar Dana.

Pota Potatoes menyajikan tujuh menu kentang, yakni Pota Stick, Pota Cassa, Pota Mayors, Pota Lintang, Pota Mixed, Pota Friz, dan Pota Finchi dengan 12 varian rasa. Dengan harga berkisar Rp10.000-Rp15.000 per bungkus.

Dana telah merasakan sukses berkat bisnis kudapan kentang goreng. Kini, Pota Potatoes memiliki lebih dari 200 mitra yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Agar mitra berkembang, dia tidak menarik biaya kemitraa. “Kemitraan Pota Potatoes bebas franchise fee dan royalty fee. Jadi untung sepenuhnya milik mitra.”

Ketika ditanya soal potensi bisnis snack kentang goreng, Dana mengaku peluang yang bisa digarap masih sangat besar. Animo masyarakat akan makanan ringan tersebut belum menunjukkan tanda-tanda akan surut. “Kuncinya ada di variasi menu. Makanya, kami selalu berusaha untuk memberikan menu-menu baru bagi konsumen,” ujarnya.

Terbilang sukses di pasar lokal, Dana tak lantas merasa puas. Dia ingin melebarkan sayapnya ke luar negeri. Saat ini, dia sedang menjajaki untuk membuka satu cabang di kota suci Makkah, Arab Saudi. “Ada teman yang sudah bisnis di Makkah bilang potensi usaha makanan amat potensial. Saya masih terus pelajari,kalau lancar tahun ini mungkin akan buka di sana.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper