Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fotografi Naik Daun, Tas Kamera Lokal Laris Manis

Kamera dan perlengkapan fotografi tak hanya dimonopoli oleh kaum profesional. Banyak masyarakat yang mulai tertarik menggeluti hobi memotret sejalan dengan tersedianya varian digital single lens reflex (DSLR) dengan harga terjangkau.

Bisnis.com, Jakarta - Kamera dan perlengkapan fotografi tak hanya dimonopoli oleh kaum profesional. Banyak masyarakat yang mulai tertarik menggeluti hobi memotret sejalan dengan tersedianya varian digital single lens reflex (DSLR) dengan harga terjangkau.

Selain membeli kamera dan peralatan penunjang lainnya, mereka juga membutuhkan tas khusus untuk menyimpan alat-alat tersebut.

Saat ini ada beragam jenis tas kamera di pasaran. Sayangnya, mayoritas dari wadah penyimpanan tersebut merupakan produk impor.

Harga yang dibanderol pun tak main-main. Malah, ada tas yang harganya mencapai Rp2 juta—Rp3 juta rupiah. Padahal, tas kamera merupakan salah satu elemen penting yang dibutuhkan oleh pemilik kamera.

Fenomena tersebut ditangkap sebagai peluang bisnis oleh Tomy Natalia Christiano, 30. Tomy yang berdomisili di Yogyakarta, memulai bisnis ini karena tingginya harga tas khusus kamera.

“Saya ingin punya tas kamera yang bagus dan berkualitas. Namun, harganya sangat mahal,” ujarnya. Dia lalu mulai memproduksi tas kamera sendiri yang dia namakan Zano Camera Bag pada 2008.

Meskipun buatan perajin lokal, Tomy mematok standar layaknya tas kamera impor. Alasannya adalah tas harus bisa melindungi kamera dan lensa dari air dan benturan. Itu sebabnya, dia menggunakan material khusus yaitu bahan corduro yang tahan air (waterproof) di bagian luar.

Dia juga menambahkan busa poly-foam dengan tebal 12mm yang dilapisi bahan taslan untuk bagian dalam. “Tas kamera memiliki sekat, untuk kamera dan lensa, yang bisa dilepas dan dipasang. Sekat busa inilah yang membedakan tas kamera dengan tas pada umumnya.”

Lebih lanjut, tas kamera juga harus memiliki konstruksi yang kuat agar bisa menahan beban kamera dan peralatan fotografi. Jadi, konsumen tetap merasa nyaman walaupun membawa beban berat selama berjam-jam.    

Sebelum terjun ke bisnis ini, Tomy paham betul pasar tas kamera tidak sebesar tas pada umumnya. Itu sebabnya, sejak awal dia menyasar pehobi dan fotografer profesional sebagai target.

Awalnya, dia memanfaatkan forum-forum komunitas fotografi online untuk mempromosikan produknya. Tak disangka, sambutan dari konsumen sangat positif. Pelanggannya tak hanya pehobi, tetapi banyak fotografer profesional yang memesan Zano Camera Bag.  

Untuk menjaring lebih banyak konsumen, Tomy membuat situs www.Zanocamerabag.com sebagai tokonya di dunia maya. Selain terus berpromosi, dia juga makin terpacu membuat berbagai model tas kamera.

Agar tak ketinggalan zaman, dia terus mengikuti perkembangan tas kamera merk-merk terkenal. “Saya masih jadikan tas impor sebagai inspirasi untuk lihat konstruksi tas. Kalau tampilan luar saya desain sendiri.”

Tomy memaparkan dia telah membuat sekitar 15 model tas kamera yang terdiri dari jenis selempang, ransel, hingga tas khusus aksesoris kamera. Model yang paling digemari konsumen adalah ransel. Alasannya karena lebih kokoh dan bisa menampung lebih banyak alat.

“Selain  membawa kamera dan lensa, mereka juga ingin memasukkan barang lain misalnya laptop atau pakaian. Konsumen yang cari biasanya profesional atau pehobi yang suka jalan-jalan,” tambahnya.

Banyaknya variasi model Zano Camera Bag berbanding lurus dengan tingginya permintaan konsumen. Tomy menuturkan, ketika awal produksi dia hanya memproduksi 20—30 tas per bulan. Kini, dia bisa memproduksi sekitar 300 tas kamera setiap bulannya. Untuk membuat tas-tas tersebut, dia dibantu oleh 13 karyawan.

Tomy mematok harga tas kamera sesuai model dan ukuran. Harga Zano Camera Bag mulai dari Rp110.000—Rp350.000.  Dari harga tersebut, margin keuntungan yang diraih sangat tinggi yakni mencapai 100%.

Melihat besarnya keuntungan yang diraih, Tomy semakin yakin fokus berbisnis tas kamera di masa depan. Potensi bisnis di bidang ini makin tinggi karena sedikitnya jumlah pemain.

“Pasarnya potensial karena jumlah orang pemilik kamera, khususnya DSLR, terus meningkat. Persaingan pun belum terlalu sengit karena pelaku usaha tas kamera lokal yang punya merk sendiri bisa dihitung jari.” 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper