Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menjaring Untung dari Bisnis Pembuatan Akuarium

Banyak cara dilakukan orang untuk menghilangkan stres, dari aktivitas cuma-cuma hingga mengeluarkan biaya. Salah satunya dengan memelihara binatang peliharaan seperti ikan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Banyak cara dilakukan orang untuk menghilangkan stres, dari aktivitas cuma-cuma hingga mengeluarkan biaya. Salah satunya dengan memelihara binatang peliharaan seperti ikan.

Semakin banyak orang memilihara ikan sebagai ajang refreshing dan penghias rumah, membuat kebutuhan akan akuarium juga meningkat. Berbagai macam jenis dan bentuk bak kaca itu semakin banyak diburu. Hal itu menjadi lahan basah untuk dijadikan sebagai peluang usaha.

Meskipun pembuatan akuarium tergolong mudah, yakni cukup sediakan bahan baku berupa kaca, potong sesuai selera dan membentuknya menjadi balok. Namun, tidak semua orang punya keinginan dan keterampilan untuk bersusah payah membuat akuarium, dan itu membuka peluang lebar bagi penyedia jasa pembuatan akuarium.

Salah satu pemainnya adalah Ronald Rorimpandey yang telah terjun ke dalam bisnis produksi akuarium sejak 4 tahun terakhir. Bisnisnya tersebut diawali dari kegemarannya memelihara ikan sejak 1997. Saat itu dia merasa kesulitan untuk mendapatkan akuarium sesuai dengan keinginannya.

Kemudian dia mencari produsen akuarium dan mulai belajar untuk membuat bak kaca sesuai kebutuhannya sendiri. Melihat peluang yang terbuka lebar, akhirnya dia pun memutuskan untuk menggeluti bisnis pembuatan akuarium itu.

“Saya cari secara online masih sulit ditemukan yang menjual akuarium, kebanyakan hanya menjual ikan saja, kalau pun ada pasti akuarium bekas,” katanya.

Saat mulai memasarkan akuarium buatannya, Ronald mengaku antusiasme pasar cukup besar. Berbagai pesanan pun mulai berdatangan. Dengan proses produksimade by order, Ronald mengaku tidak perlu mengeluarkan modal sepeser pun.

“Pembeli harus transfer terlebih dulu minimal 50% dari harga akuarium, setelah itu akan kami kerjakan pesanannya kemudian pelunasan dilakukan setelah barang dikirim,” paparnya.

Saat ini, Ronald dibantu dua tenaga kerja yang masing-masing mampu memproduksi akuarium berukuran 1 m x 40 cm x 40 cm hingga 30 unit tiap harinya, kadang kali bisa lebih banyak atau lebih sedikit tergantung dengan ukuran akuarium yang dipesan.

Adapun, kisaran harga yang dipatok untuk setiap akuarium yang diproduksi dimulai dari Rp12.000 untuk akuarium ikan cupang sampai kisaran Rp40 juta-Rp50 juta untuk akuarium berukuran 3 m x 80 cm x 80 cm, sedangkan margin keuntungan yang bisa dia kantongi dari tiap penjualan bisa mencapai 30%-150%.

“Harga ditentukan dari ukuran dimensi akuarium, ketebalan kaca dan jenis kaca yang digunakan,” paparnya.

Agar margin keuntungan yang diterima lebih besar, sembari menjaga kualitas barang yang diproduksinya, Ronald menggunakan bahan baku berupa kaca seken bermerek Asahi yang diklaim merupakan merek kaca terbaik.

Dengan harga bahan baku yang lebih murah tersebut, Ronald bisa memberikan harga yang relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan produk yang sama tapi menggunakan kaca baru.

“Kaca kan tidak ada kadaluarsanya. Kaca seken yang digunakan juga macam-macam, untuk yang grade A, biasanya kaca yang tidak dipakai karena salah ukur, sedangkan grade yang lebih rendah biasanya karena sudah baret atau rusak,” katanya.

Untuk akuarium berbahan kaca bekas dengan kualitas yang lebih rendah, biasanya banyak dipesan oleh para petani ikan, karena harganya yang juga lebih murah dibandingkan akuarium dengan grade A.

“Dengan menggunakan bahan baku daur ulang, selain menjaga lingkungan juga bisa membantu menyediakan perlengkapan dengan harga terjangkau bagi para petani,” katanya.

Ronald mengatakan, sepanjang menjalani bisnis ini tidak ada kendala berarti yang ia hadapi. Mulai dari bahan baku yang mudah didapat karena semakin banyaknya proyek-proyek pembangunan gedung, hingga tenaga terampil yang dapat mengerjakan akuarium dengan mudah.

“Masalahnya lebih pada banyaknya penipuan penjualan online, hal itu bisa mengganggu kepercayaan calon pembeli, karena saya memasarkan produk secara online,” katanya.

Untuk mengatasi itu, Ronald selalu memutakhirkan setiap info dan mendokumentasikan proses pengiriman barang dan diunggah di media sosial sebagai bukti bahwa dirinya merupakan penjual akuarium online yang dapat dipercaya.

Untuk pengembangan bisnis ke depannya, Ronald akan semakin melebarkan sayap, tak hanya menjual akuarium, tetapi juga menjual aksesoris dan perlengkapan lainnya bagi penggemar dan pemelihara ikan hias.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper