Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Peluang Bisnis Jam Dinding Yang Menggiurkan

Pembuatan jam dinding saat ini semakin inovatif, mulai dari bentuk dan desain hingga urusan bahan baku. Sehingga, masyarakat bisa semakin leluasa untuk menentukan pilihan sesuai selera.
Uang/vcpost.com
Uang/vcpost.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pembuatan jam dinding saat ini semakin inovatif, mulai dari bentuk dan desain hingga urusan bahan baku. Sehingga, masyarakat bisa semakin leluasa untuk menentukan pilihan sesuai selera.

Salah satu yang banyak beredar saat ini adalah jam dinding dengan desain berupa karakter-karakter kartun yang digemari berbagai kalangan dari anak kecil hingga dewasa, seperti tokoh buatan Sanrio, Hello Kitty dan karakter Nickelodeon, Spongebob Squarepants.

Salah satu pembuat jam dinding karakter adalah Trinur Meilasari yang memberi nama kreasinya dengan Tidibil Art sejak awal 2014. Jam karakter buatannya menggunakan bahan dasar kertas duplex atau kelompok kertas karton yang tebal dan keras.

Ide pembuatan jam dari kertas duplex tersebut didapatkan Trinur saat dia berjalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya dan menemukan sebuah jam dengan desain dan bentuk yang lucu. Sesampainya di rumah, dia merasa penasaran dan bereksperimen untuk membuat jam buatannya sendiri.

“Bahannya berbeda, saya modifikasi menggunakan duplex karena lebih mudah untuk dibentuk dan harganya juga yang lebih murah,” paparnya.

Setelah berhasil membuat jam pertamanya, Trinur memamerkannya kepada teman dan rekan terdekatnya, lalu mereka menyarankan untuk mencoba peluang usaha dari pembuatan jam duplex itu.

Ketika merasa yakin untuk menggeluti bisnis ini, mahasiswi Universitas Negeri Surabaya itu mengeluarkan modal awal sebesar Rp500.000 untuk membeli bahan baku duplex, lem dan cat.

“Peralatannya kebanyakan peralatan pribadi, berupa gunting dan alat pemotong lainnya, apalagi sebelumnya saya memang sudah sering berkecimpung membuat berbagai macam kerajinan tangan,” paparnya.

Dengan modal tersebut, Trinur mampu memproduksi 35 buah jam dinding yang kemudian dia pasarkan melalui forum jual beli online atau market place seperti OLX, Berniaga dan Kaskus. Tak disangka, respons yang dia dapatkan cukup baik dan membuatnya terus menggeluti bisnis ini.

Saat ini, Tidibil Art memproduksi jam duplex dalam tiga ukuran, yaitu ukuran kertas A5 dengan harga Rp25.000, ukuran kertas A4 dengan harga Rp40.000 dan ukuran kertas A3 dengan harga Rp75.000.

Harga yang dipatok tersebut, Trinur mengaku bisa mengantongi keuntungan hingga 2,5 kali lipat dari ongkos produksi yang harus dikeluarkannya. “Ada harga khusus untuk pemesanan jam di atas 50 buah,” imbuhnya.

Trinur memaparkan, proses pembuatan jam duplex tersebut juga tergolong sederhana, diawali dengan pembuatan desain yang diinginkan, kemudian dicetak dan ditempelkan pada kertas duplex yang disiapkan, lalu dirangkai dan dilengkapi dengan mesin jam, lalu dicat dan dilapisi varnish untuk memunculkan kesan tiga dimensi.

Dalam sepekan, Trinur mampu memproduksi hingga 100 buah jam duplex, sedangkan jangka waktu yang diberikan kepada pembeli dengan sistem pre-order sekitar 2-3 hari setelah pemesanan diterima.

“Saya menerima desain jam modifikasi sesuai pesanan, harganya sama dengan jam yang saya produksi rutin, alias tidak ada biaya tambahan. Hanya saja, jika menginginkan pemasangan foto, diharapkan foto yang dikirim beresolusi besar,” katanya.

Sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada konsumen, Trinur memberikan garansi mesin jam selama 1 bulan. Jika jam pesanan konsumen bermasalah, pembeli cukup mengirim ulang produk ke alamatnya untuk diganti dengan yang baru.

Selain menjualnya secara online, Trinur juga mendistribusikan produk buatannya ke beberapa pusat perbelanjaan dan menitipkan produknya ke outlet atau galeri milik rekannya. Dia juga menyasar kegiatan dalam kampus seperti wisuda.

“Banyak yang menggunakan jam ini sebagai hadiah wisuda bagi rekannya,” paparnya.

Selama ini, selain di Jawa, produk Tidibil Art sudah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, seperti beberapa kota di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, serta pernah beberapa kali dikirim ke Hong Kong.

Sementara itu, selama menjalani bisnis ini, Trinur mengakui kendala hanya berada pada proses pengiriman ke luar kota, yang biasanya terganggu karena keterlambatan dari jasa ekspedisi, Sedangkan untuk urusan bahan baku dan lainnya diakui tidak ada masalah yang berarti.

Ke depannya, Trinur akan terus mengembangkan bisnis yang menurutnya masih memiliki peluang yang besar dengan kekuatan pada desain custom yang membuat produknya banyak dicari karena eksklusif.

“Saya juga akan coba untuk membuat jam dinding dari bahan lain supaya lebih menarik,” katanya.

Jam Flanel

Satu lagi jam dinding desain karakter berbahan dasar unik adalah jam yang dibuat oleh Siska Yuniati dengan bahan kain flanel. Perempuan asal Kediri tersebut memulai kreasinya sejak akhir 2013.

Dengan modal awal sebesar Rp100.000 untuk membeli kain flanel berbagai warna, Siska mampu memproduksi dua buah jam sebagai contoh yang kemudian dia pasarkan secara online.

“Idenya sih dari internet, kemudian saya iseng buat sendiri dengan membongkar jam yang sudah ada, mesinnya saya pindahkan ke pola flanel yang sudah saya buat,” katanya.

Untuk membuat jam ini, Siska mengaku tidak kesulitan, karena konsep dasarnya seperti pembuatan boneka flanel, hanya saja ditambah dengan pemasangan mesin jam.

Setelah Siska mendapatkan desain yang diingankan dari pemesan, maka dia segera membuat pola pada kain flanel yang telah disiapkan, setelah itu digunting setiap bagiannya dan dijahit untuk kemudian diisi oleh bahan dacron serta dipasangi mesin jam.

Dengan bentuknya yang lucu, Siska mengaku memilih ibu-ibu sebagai target pemasaran produknya, karena biasanya jam flanel diperuntukkan bagi anaknya atau kado ulang tahun bagi anak kerabat.

Dalam sehari, dia mampu memproduksi 1-2 jam flanel, tergantung dengan kerumitan desain yang dipesan pembeli. Selain berbentuk karakter kartun, pemesan juga bisa menambahkan berbagai aksesoris seperti sulaman nama.

Adapun, untuk penjualan secara ritel atau satuan, Siska mematok harga jam yang diproduksinya pada kisaran Rp45.000-Rp50.000, sedangkan untuk reseller sebesar Rp37.000 per buahnya.

“Margin keuntungannya sekitar 50%-60% untuk penjualan secara ritel,” akunya.

Sementara itu, untuk jangkauan pemasaran produk hingga saat ini mayoritas masih di Pulau Jawa dengan metode promosi melalui forum jual beli online, media sosial dan Blackberry Messenger.

“Sebenarnya banyak yang menanyakan dari beberapa daerah di luar Jawa, tapi saya terkendala di masalah pengiriman,” katanya.

Selain itu, kendala yang dirasakan selama menjalani bisnis ini juga berada pada urusan tenaga kerja, masih jarangnya orang yang bisa membantu dalam pembuatan jam ini membuat Siska kewalahan. Pasalnya dia harus melakukan proses produksi seorang diri.

“Bisnis ini sebenarnya menguntungkan, tapi karena tidak ada tenaga kerja bantuan, produksi menjadi sangat terbatas, apalagi kalau pesanan membludak, terpaksa harus menolak atau calon pembeli harus menerima dengan waktu pembuatan yang lama,” paparnya.

Ke depannya, selain memproduksi jam dinding, Siska juga berencana untuk membuat produk lain berbahan dasar flanel sebagai pengembangan bisnisnya. Saat ini, dia mengaku tengah melakukan eksperimen untuk membuat lampu dari kain flanel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : News Editor
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler