Bisnis.com, JAKARTA - Semakin bertambahnya para penggemar piringan hitam di dalam negeri tentunya menjadi peluang usaha yang empuk bagi bisnis jual beli vinyl record.
Tren tersebut secara langsung mengerek penjualan piringan hitam baik bekas maupun baru, seperti dirasakan Tomy Feryadi.
Pria yang telah berkecimpung dalam bisnis jual beli piringan hitam sejak 1999 itu mengaku adanya peningkatan permintaan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia.
Pria yang mengawali bisnisnya dengan menjual vinyl record untuk kepentingan para disk jockey (DJ) ini, dalam dua tahun terakhir sudah menyasar para penggemar vinyl secara luas, yang banyak mencari rekaman piringan hitam full album.
Untuk itu, dia pun mulai menjual beberapa koleksi piringan hitamnya melalui akun Instagram, serta mulai memasok produk dari kolektor hingga mantan DJ.
"Kebetulan saya juga memiliki background sebagai DJ, sehingga punya banyak koleksi dan akses ke jaringan yang punya vinyl record," paparnya.
Selain menjual secara online dengan pengiriman barang dari tempat tinggalnya sekarang di Washington DC, Amerika Serikat, dia juga bekerja sama dengan seorang rekan untuk menjual produk-produk ready stock di outlet yang berlokasi di Malang, Jawa Timur.
Setiap piringan hitam yang dijual Junior’s Basement dibanderol dengan kisaran harga Rp170.000 hingga Rp3 juta. Harga tersebut ditentukan dari kondisi fisik piringan hitam, waktu rilis, hingga metode produksi.
Semua harga yang dibanderol tersebut telah termasuk ongkos kirim dari AS ke Indonesia, atau dari Malang ke lokasi pembeli.
Saat ini, dalam sebulan dia bisa menjual sekitar 200-300 keping piringan hitam bekas, dan beberapa piringan hitam baru sebagai pelengkap.
Tomy mengatakan saat ini market piringan hitam mulai meluas, dari remaja hipster, kolektor musik jazz, mahasiswa hingga kolektor lama yang biasanya memburu rilis di setiap negara.
Sekarang, di Indonesia pun sudah mulai merambah ke daerah-daerah, tak hanya di kota besar seperti Jawa, tetapi sudah mulai masuk ke Bali, Lampung, Sulawesi dan Kalimantan.
Dengan tren tersebut, dia melihat prospek bisnis ini ke depannya masih sangat cerah, meskipun penjual vinyl sudah banyak bermunculan. Pasalnya target pasar piringan hitam adalah para penghobi, yang tidak memikirkan harga asalkan barang yang diinginkannya bisa didapatkan.