Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Jelly Art, Menghasilkan Fulus Dari Rumah

Pelaku bisnis kuliner mulai menjamur. Banyak yang memanfaatkan peluang yang ditawarkan usaha kuliner ini salah satunya Ajeng Sistha Kusuma Wardani yang berbasis di Semarang.
Salah satu jelly art karya Ajeng yang dipesan kliennya.
Salah satu jelly art karya Ajeng yang dipesan kliennya.

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku bisnis kuliner mulai menjamur. Banyak yang memanfaatkan peluang yang ditawarkan usaha kuliner ini salah satunya Ajeng Sistha Kusuma Wardani yang berbasis di Semarang. Dia mengenal jelly art pertama kali saat menonton ulasan di televisi pada pertengahan 2013.

“Saya enggak habis pikir, kok bisa ya ada gambar dalam jelly yang bening? Saya pun mulai membuka tutorialnya di Youtube,” kata dia.

Kondisinya saat itu baru resign dari pekerjaannya karena menikah. Dia terpikir untuk mendaftar kursus jelly art, namun niatnya kandas karena harga kursus yang ada saat itu mencapai Rp1 juta.

Pertengahan 2014, seorang kenalannya memajang hasil jelly art-nya di media sosial. Dia pun kembali membulatkan niat untuk belajar otodidak meski hasilnya berantakan di masa awal-awal. Kemudian memantapkan tekniknya lewat kursus dengan harga yang lebih murah.

“Seminggu setelah saya kursus itu, saya dapat orderan jelly pertama pas Natal 2014 dan terus sampai sekarang omzetnya paling tidak bisa Rp2 juta,” kata dia.

Modal usaha yang dikeluarkan Ajeng hanya sekitar Rp100.000 yang dia gunakan untuk membeli Nutrijell, cup puding, pewarna makanan, gula, susu uht, dan agar-agar rasa coklat.

Tapi di luar modal uang, menurutnya modal yang tak kalah penting adalah niat dan skill. “Saya hanya belajar otodidak tapi mungkin secara tidak sadar saya ada bakat menggambar dan ditunjang lagi karena hasrat terpendam karena penasaran, jadi saya cepat belajarnya,” ujarnya.

Sadar bahwa jelly art adalah peluang usaha yang menarik, perempuan 29 tahun ini mulai menyeriusi usaha jelly art sejak Desember 2014 di bawah bendera D'Bunda Jellyart. Ajeng menyasar ibu-ibu dan wanita karier yang umumnya mementingkan makanan sehat dan unik.

Jelly kreasinya banyak dipesan sebagai penganan untuk acara-acara seperti arisan, meeting, pengajian, ulang tahun anak atau sebagai kado. Apalagi Ajeng juga memperbolehkan pelanggan memesan desain yang spesifik, termasuk warna, jenis bunga hingga rasa jellynya.

“Bahkan kalau mau request tambahan nama di dalam jelly juga bisa. Mungkin karena memang masih jarang yang tahu jelly art, jadi saat melihat ada sesuatu di dalam jelly yang bukan hasil cetakan, mereka langsung merasa tertarik dan memesan,” imbuhnya,

Dia memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan akun Instagramnya, Ajeng Sistha, untuk berpromosi. Teknik itu dianggapnya manjur. Permintaan kini mengalir dari berbagai daerah seperti Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Kediri, dan beberapa kota di Jawa Tengah.

Dalam sehari, Ajeng bisa meladeni tiga pesanan. Bahkan dia pernah sampai kelabakan saat harus mengerjakan 100 pesanan. Produknya dia banderol mulai Rp5.000 hingga Rp200.000. Variasi harga tersebut tergantung pada ukuran dan tingkat kerumitan gambar.

“Bisa dibilang jelly art adalah camilan mahal, karena bukan jellynya yang dijual tetapi karya seni di dalamnya,” katanya seraya menambah dia bisa mengantongi margin laba hingga 70%.

Menurut Ajeng, peluang bisnis yang ditawarkan jelly art masih sangat menjanjikan. Dia bersyukur virus kuliner itu semakin mewabah sehingga semakin banyak orang yang tahu dan ingin membuat sendiri kreasi jellynya. Dia tak melihatnya sebagai persaingan.

“Karena seperti nasi goreng, walaupun banyak orang jualan dan bisa bikin, tapi tetap saja para penjual nasi goreng itu laris,” tuturnya.

Ajeng kini tak hanya meladeni pesanan pelanggan. Dia juga menyediakan kursus jelly art untuk menjawab rasa penasaran  orang-orang. Ke depannya, dia juga menargetkan untuk memperbanyak kreasi gambar selain bunga dan burung. Dia ingin membuat jelly art karakter seperti doraemon, batman atau lukisan foto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Fatkhul Maskur
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler