Bisnis.com, JAKARTA -- Meskipun ada pepatah yang mengatakan jangan menilai sesuatu dari penampilan luarnya, tetapi hal itu tidak berlaku dalam dunia belanja online. Penampilan luar dalam bentuk foto merupakan salah satu hal yang paling diperhitungkan.
Foto produk menjadi daya tarik utama bagi konsumen, produk dengan foto yang bagus cenderung bisa menarik minat konsumen, ketimbang produk dengan foto seadanya. Untuk itu, foto produk menjadi hal yang sangat penting dalam industri e-commerce atau perdagangan secara online.
Karena tidak semua orang bisa memotret produk dengan hasil yang baik, maka jasa pemotretan produk profesional pun menjadi incaran. Jasa tersebut banyak digunakan karena prosesnya yang sederhana, pemilik produk tinggal menunggu hasilnya selesai.
Tren meningkatnya aktivitas jual-beli online, berpengaruh langsung terhadap permintaan jasa foto, hal itu tentunya bisa memberikan keuntungan yang besar bagi penyedia jasa foto produk. Tak heran, bisnis ini pun semakin lama semakin berkibar.
Melihat prospek yang masih sangat cerah di masa depan, persaingan dalam bisnis ini pun mulai terasa dengan mulai bermunculannya para pemain baru. Meskipun demikian, pangsa pasarnya juga masih sangat besar dan akan terus berkembang.
Salah satu pelaku usaha yang telah terjun ke dalam bisnis ini sejak lima tahun lalu adalah Ovik Hamdan. Pria asal Bandung tersebut merintis usaha jasa foto produk dengan nama Lightbox Studio.
Meskipun sudah menggeluti dunia fotografi sejak 2003, Ovik baru menemukan celah bisnis ini pada 2010. Awalnya dia bekerja sebagai fotografer di salah satu penyedia jasa foto pernikahan, dan tertarik untuk memiliki bisnis sendiri.
“Mau coba buka jasa foto wedding dan prewedding saingannya sudah terlalu banyak, jadi coba cari ide bisnis lainnya,” katanya.
Dia pun menjajal untuk berjualan sepatu secara online. Semua foto produk yang dipajang merupakan hasil jepretannya sendiri. Banyak yang memuji fotonya tersebut dan membuat banyak konsumen tertarik. Dari sana, dia pun mulai terpikir untuk menjadikan kemampuannya sebagai bisnis jasa.
“Tahun 2010 toko online sudah mulai bermunculan, itu merupakan pasar yang cukup bagus dan terus berkembang, dan saya mulai untuk mengkhususkan diri untuk memotret produk,” katanya.
Saat memutuskan menjalankan bisnis ini, Ovik tidak mengeluarkan modal yang tidak terlalu besar. Pasalnya, semua perlengkapan dasar untuk fotografi sudah dimilikinya. Jika dinominalkan, peralatan yang dibutuhkan seperti kamera dan lampu mencapai Rp15 juta.
Ovik mulai menerima orderan pemotretan foto produk dari para penjual online. Selama menjalankan bisnisnya dalam lima tahun terakhir, jumlah kliennya terus meningkat. Mulai dari pebisnis produk fesyen hingga kuliner.
Sekarang, dalam sebulan dia bisa mengerjakan proyek pemotretan setidaknya dari 10 klien dengan rata-rata 25 produk dalam sekali pengambilan gambar. Kebanyakan pengguna jasanya berasal dari Jakarta dan sekitarnya.
“Mungkin jasa pemotretan produk di Jakarta harganya lebih tinggi, jadi lebih memilih untuk mencari jasa di luar kota seperti Bandung,” paparnya.
Ovik mengatakan dari segi teknis, pemotretan produk dan fotografi lainnya sebenarnya sama. Hanya saja, fotografer produk harus bisa menemukan sudut teerbaik dari sebuah produk agar terlihat menarik.
Di sisi lain, hasil foto pun harus bisa menggambarkan produk secara detail, sehingga konsumen bisa paham dan membayangkan bagaimana kualitasnya tanpa harus memegang produk secara langsung.
“Misalnya untuk produk fesyen harus bisa memperlihatkan tekstur dan serat kainnya,” katanya.
Adapun, proses pemotretan produk dimulai sejak barang yang akan dipotret diterima. Ovik akan memotret salah satu produk dari beberapa sudut, kemudian diajukan kepada klien untuk dipilih sudut atau foto mana yang paling menarik.
Setelah klien memilih, maka Ovik dan timnya mulai mengambil foto semua produk dengan angle yang telah ditentukan tersebut. Setelah selesai, pratinjau semua foto akan dikirim ke klien untuk persetujuan sekaligus pengiriman tagihan pembayaran.
Ada beberapa paket yang ditawarkan Lightbox Studio di mana harganya disesuaikan dengan tingkat kesulitan pemotretan produk. Mulai dari yang paling murah berupa pemotretan produk aksesori dan fesyen, hingga paling mahal adalah pemotretan produk kuliner.
“Foto makanan paling tinggi, karena tekniknya juga cukup sulit. Kami dituntut untuk bisa menghasilkan gambar yang bisa bikin orang ngiler saat melihatnya,” katanya.
Salah satu paket yang paling populer adalah paket basic, di mana produk difoto dengan konsep polos, atau untuk produk pakaian dipasangkan di manekin.
Untuk jumlah foto produk antara 1-25 lembar, dikenai tarif sebesar Rp45.000 per bingkai foto, dan untuk pemotretan di atas 25 foto biayanya sebesar Rp25.000 per bingkai foto.
“Untuk kebutuhan khusus, misalnya untuk dipajang di e-commerce besar, dibutuhkan kriteria foto khusus. Biasanya satu produk harus dipotret dengan tiga angle, untuk ini tambahan foto per anglenya dikenai tarif Rp15.000,” katanya.
Untuk produk fesyen, Lightbox Studio juga menyediakan paket pemotretan dengan model. Paket ini dibanderol sebesar Rp250.000 per pakaian, dengan minimal order pemotretan 10 pakaian.
Paket yang ditawarkan tersebut sudah termasuk dengan biaya model, tata rias, serta penyuntingan foto, dan pengambilan foto dari beberapa sudut untuk setiap produk.
“Proses pemotretan hingga selesai penyuntingan membutuhkan waktu sekitar empat hari setelah produk kami terima,” paparnya.
Selain melayani pemotretan produk untuk kebutuhan bisnis jual-beli online, Ovik juga menerima order pemotretan produk untuk katalog dan periklanan. Dia pun bisa memotret on the spot dengan tarif sama dan ditambah biaya transportasi tim dan peralatan dari Bandung ke lokasi.
Ke depannya, dia berencana untuk mengembangkan bisnisnya dengan melayani pemotretan produk-produk berukuran besar, seperti mobil dan rumah. Sehingga pasarnya pun bisa berkembang lebih pesat.
“Saya juga punya ide untuk membuat pemotretan sekaligus pembuatan video untuk penjualan rumah, jadi orang bisa melihat bagaimana kondisi dalam rumah yang dijual. Itu pasti sangat menarik,” katanya.