Bisnis.com, JAKARTA - Tidak hanya memanen dan mencari untung, banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan kelapa sawit untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Salah satu program yang dilakukan oleh Wilmar Plantation Indonesia menanam ribuan pohon dari berbagai jenis di tepi sungai Batang Masang yang merupakan bagian dari area kebun sawit PT AMP Plantation, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
Selain menjaga lingkungan penanaman pohon keras di areal seluas 45,24 hektare atau riparian belt (sempadan sungai) sekitar 50 meter dari tepi sungai.
Menurut Low Kim Seng, Manager Area I Wilayah Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Riau Wilmar Plantation Indonesia, sebelumnya area sempadan sungai itu ditanami pohon sawit, tetapi harus digantikan dengan tanaman keras untuk menjaga tepian sungai dari longsor.
“Ini merupakan upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh PT AMP di kebun sawit. Tidak hanya 50 meter dari tepi sungai, di area tertentu bahkan bisa 100 meter,” ujarnya.
Di menjelaskan hal itu saat acara peninjauan kebun sawit dan gedung sekolah terpadu di wilayah kebun PT AMP di Kab. Agam, Kamis (19/4/2017).
Menurutnya, selain melakukan konservasi lingkungan dan mencegah meluapnya air sungai, penanaman pohon keras di riparian belt dengan luas 45,24 hektare itu sekaligus memenuhi peraturan pemerintah (Perpres) No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
Pada pasal 10 ayat 3 disebutkan bahwa garis sempadan sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditentukan paling sedikit 50 m (lima puluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
Sebanyak 18.759 pohon dari 24 jenis tanaman keras ditanam di tepi kanan dan kiri Sungai Batang Masang. Pohon itu antara lain mahoni, trembesi, jati, dan jabon yang merupakan tanaman yang bisa dimanfaatkan batangnya. Selain itu ditanam pohon yang menghasilkan buah, seperti durian, mangga, petai china, nangka, alpokat, dan kakao.
Low menjelaskan, selain menanam ribuan pohon di tepi sungai untuk konservasi lingkungan, PT AMP Plantation juga melarang pembakaran pohon sawit yang sudah dirobohkan untuk kegiatan replanting.
“No burning atau tidak ada pembakaran di lahan kami. Kami memotong pohon sawit yang sudah roboh dengan alat khusus, dan dicacah setebal 5 cm. Selanjutnya dibiarkan menjadi humus tanah.”
Head Plantations Indonesia Wilmar Group Gurcharan Singh mengungkapkan, penanaman ribuan pohon di sekitar areal kebun sawit, termasuk di tepi sungai untuk menjaga keseimbangan ekosistem flora dan fauna.
“PT AMP Plantation selaku pengelola lahan sawit Wilmar di Agam telah menanam lebih dari 18.000 pohon dari beragam jenis sejak 2013,” ujarnya.
Pohon yang ditanam di lahan lebih dari 45 hektare itu sebanyak 12.231 di sebelash kiri sungai dan di sisi kanan 6.528 pohon.
Lahan sawit Wilmar di Agam, Sumbar memiliki luas sekitar 7.000 ha di luar lahan plasma milik warga setempat, atau total sekitar 10.000 ha.
Menurut dia, sejumlah satwa liar yang masih hidup di areal perkebunan antara lain Owa Ungko, Kukang, Buaya, Elang, Kijang, Trenggiling hingga Tapir.
Dia mengatakan, upaya tersebut sebagai wujud komitmen perseroan menjaga kesinambungan ekosistem tumbuhan dam hewan di sekitar areal sawit. Selain itu, untuk mencegah abarasi di sepanjang aliran sungai yang berbatasan dengan kebun perseroan.