Bisnis.com, JAKARTA- Griya Kopi Kaspandi memulai kepulan bisnis kopi mereka sejak 1955 dengan bermodalkan dua orang karyawan. Memulai dengan kapasitas produksi 10 kilogram (kg) per hari kini, produsen Kopi Sepoor Kaspandi tersebut saat ini mampu menghasilkan 200 kg kopi tiap harinya.
Burhanuddin mengisahkan cikal bakal perjalanan Kopi Sepoor Kaspandi bermula saat sang kakek ingin berjualan dari Solo, Jawa Tengah ke Pasuruan, Jawa Timur. Moda transportasi yang dipilih saat itu adalah kereta atau api atau sepur.
“Naik kereta api ke Pasuruan hanya untuk berjualan kopi karena kereta api yang paling murah dan bisa mengangkut banyak barang sehingga menjadi transportasi utama untuk bisa berdagang,” jelasnya.
Saat memulai perjalanan bisnisnya pada 1955, Griya Kopi Kaspandi memiliki dua orang karyawan. Tugas mereka adalah untuk menggoreng biji kopi kemudian mengemasnya.
Kemasan yang dipakai bisa terbilang sederhana yakni kertas contong atau pembungkus berbahan kertas berbentuk kerucut. Dari situ, mereka berusaha mengenalkan produk Kopi Sepoor Kaspandi kepada masyarakat Pasuruan dan sekitarnya.
Produk yang dijual di gerai Griya Kopi Kaspandi kini mulai mengembangkan beberapa bentuk kemasan yang lebih modern seperti kertas, plastik, dan alumunium foil. Wilayah penjualan pun semakin luas dengan menjangkau pasar Malang, Sidoarja, Jakarta, serta Banjarmasin. “Beberapa kafe di kota besar sudah mengambil bahan baku dari kita.”
Burhanuddin menuturkan kopi yang diolahnya diambil dari perkebunan di sekitar Jawa Timur. Dia mengklaim hanya menggunakan bahan baku yang terbaik.
Di sisi lain, pihaknya kini tengah mengembangkan jalur distribusi untuk memperluas penjualan Kopi Sepoor Kaspandi. Salah satunya dengan memasok ke toko-toko grosir di Wilayah Pasuruan dan Malang, Jawa Timur.
Produk kopi yang dijual beragam dengan kisaran harga mulai dari Rp16.000 hingga Rp30.000. Kini, Burhanuddin dibantu tujuh orang karyawan dan bisa mengumpulkan omzet hingga Rp60 juta per bulan.
Dia menyebut para penggemar kopi di Pasuaran telah banyak mengalami kemajuan. Pasalnya, minum kopi tidak hanya sekadar kebiasaan di pagi hari tetapi telah menjadi gaya hidup. Dengan demikian, prospek penjualan kopi kedepan menurutnya kian prospektif.