Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warren Buffett Siapkan Akusisi Besar-Besaran di Inggris

Tokoh bisnis kenamaan dunia Warren Buffett mengungkapkan ingin lebih banyak berinvestasi di Inggris dan belahan lain Eropa, terlepas dari ketidakpastian soal nasib hubungan Inggris-Uni Eropa di masa mendatang.
Orang Terkaya Dunia Warren Buffet/Reuters
Orang Terkaya Dunia Warren Buffet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Tokoh bisnis kenamaan dunia Warren Buffett mengungkapkan ingin lebih banyak berinvestasi di Inggris dan belahan lain Eropa, terlepas dari ketidakpastian soal nasib hubungan Inggris-Uni Eropa di masa mendatang.

Mahaguru investasi asal Amerika Serikat (AS) itu bertekad agar perusahaan yang dimilikinya, Berkshire Hathaway, dikenal di seluruh Atlantik.

“Kami berharap akan menjalin kesepakatan di Inggris dan/atau di Eropa, tidak peduli bagaimana hasil Brexit nanti,” ujar Buffett dalam pertemuan pemegang saham tahunannya, seperti dikutip BBC.

“[Tetap saja] Saya merasa itu adalah suatu kesalahan,” lanjut Buffett, merujuk pada referendum Inggris untuk berpisah dari Uni Eropa (Brexit) pada 2016.

Inggris sedianya dijadwalkan keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret lalu, tetapi Perdana Menteri Theresa May telah berulang kali gagal membawa kesepakatan Brexit yang ia negosiasikan dengan UE disetujui oleh Parlemen Inggris.

Meski demikian, Buffett menegaskan ketidakpastian tersebut tidak sedikit pun menghancurkan minatnya untuk melakukan akuisisi bernilai sangat besar di Inggris.

Buffett, yang dikenal sebagai "Sage of Omaha", adalah Chairman dan CEO Berkshire Hathaway. Magnet bisnis ini dikenal sebagai investor yang lihai dan memiliki lusinan portfolio saham di AS.

Dalam pertemuan pemegang saham tahunan yang digelar Sabtu (4/5/2019), Berkshire melaporkan laba senilai US$21,7 miliar (£16,5 miliar) pada kuartal I/2019. Raihan itu berbanding terbalik dengan kerugian yang dialami pada kuartal I/2018 sebesar US$1,1 miliar.

Kendati demikian, perolehan yang ciamik tersebut tidak mencerminkan kinerja salah satu investasinya di raksasa makanan Kraft Heinz, yang belum mengajukan laporan kuartalannya kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.

Kraft Heinz melaporkan kerugian senilai US$10,2 miliar untuk tahun 2018 di tengah tanda-tanda berkurangnya permintaan konsumen untuk produk makanan olahannya.

Para analis juga merujuk pada kegagalan perusahaan makanan itu untuk berinvestasi dalam portofolio merek dan penekanannya pada pemangkasan biaya sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kesulitan yang dialami.

Buffett sendiri tetap menunjukkan komitmennya pada Kraft Heinz, yang diciptakan pada tahun 2015 melalui merger Kraft Foods dan HJ Heinz. Pada saat itu, Heinz dimiliki bersama oleh Berkshire Hathaway dan perusahaan investasi 3G Capital asal Brasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper