Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Biro Perjalanan di Tengah Pandemi Virus Corona

Pembatalan traveling kompak dilakukan, terutama menyusul banyaknya negara dan wilayah yang menerapkan lockdown.
Ilustrasi/Womanbizlife
Ilustrasi/Womanbizlife

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pandemi virus corona, salah satu bisnis yang terdampak cukup besar yakni biro perjalanan.

Pembatalan traveling kompak dilakukan, terutama menyusul banyaknya negara dan wilayah yang menerapkan lockdown.

Karena itu, biro-biro perjalanan mulai merancang strategi dan siasat agar bisa kembali bangkit ketika situasi membaik setelah krisis COVID-19 berlalu.

Meski belum mengetahui kapan virus corona bisa diatasi sehingga orang bisa leluasa bepergian, biro perjalanan telah menyiapkan kampanye untuk menyambut masa depan optimistis.

"Kami belum bisa memastikan seberapa lama hingga aktivitas travel dapat berjalan dengan normal. Namun kami sudah memulai sejak dini dengan membuat kampanye #NantiKitaPegipegiLagi," kata Busyra Oryza, Corporate Communications Manager Pegipegi, dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan kampanye itu berisi pesan untuk tetap berada di dalam rumah demi mencegah penyebaran virus. Namun, ada pesan optimistis bahwa semua bisa kembali beraktivitas normal, termasuk bepergian, ketika situasi pulih.

Busyra mengatakan dari semua lini industri, pariwisata paling terdampak dari virus corona. Kendati demikian, dia optimistis industri pariwisata bisa bangkit karena merupakan industri terbesar dan tahan banting di dunia.

"Google dan Temasek memprediksi, pada tahun 2025 pasar industri online travel akan tumbuh menjadi 78 miliar dolar AS di Asia Tenggara."

Panorama Group juga menerapkan kampanye untuk menjaga optimisme pasar sekaligus mencari tempat menarik yang bisa dikunjungi pelanggan saat pandemi berakhir.

"Kita menyiapkan produk-produk baru dengan destinasi yang aman," jelas VP Brand Communications Panorama Group AB Sadewa.

Pulihnya industri pariwisata dari wabah penyakit butuh waktu lebih lama dibandingkan faktor lain seperti bencana alam, terorisme dan isu keamanan.

Ia menuturkan, World Travel & Tourism Council memperkirakan butuh waktu 10-35 bulan sejak wabah dimulai agar industri pariwisata kembali pulih.

Jika pandemi diprediksi berakhir pada Mei atau Juni, kemungkinan pasar industri pariwisata bisa pulih paling cepat pada akhir tahun.

Sementara itu, Senior Public Relations Executive Tiket.com Yosi Marhayati mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan beberapa rencana di masa mendatang terkait situasi COVID-19.

Namun, fokus saat ini adalah melayani kepentingan pelanggan yang banyak meminta penundaan atau pembatalan perjalanan.

"Kita berharap semua bisa kembali normal secepatnya," kata Yosi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper