Bisnis.com, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri menjadi seorang profesional di bidang apapun bukanlah hal yang mudah bagi seorang perempuan. Pasalnya, mereka dituntut untuk mampu menyelaraskan dua peran berbeda, di rumah dan tempat kerja.
Seiring berjalannya waktu, tak sedikit perempuan profesional yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan fokus mengurus rumah tangga.
Namun, lain halnya dengan Nurhayati Subakat. Alih-alih hanya fokus mengurus rumah tangga, dia memilih untuk merintis bisnis kosmetik kecil-kecilan yang kini menjelma menjadi salah satu raksasa di industri kosmetik Tanah Air, PT Paragon Technology and Innovation.
Sebelum merintis perusahaan yang dikenal lewat produk kosmetik Wardah itu, Nurhayati merupakan Quality Control Manager di salah satu perusahaan kosmetik yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Kala itu, dia kesulitan membagi waktunya untuk bekerja dan mengurus rumah tangga lantaran bertempat tinggal jauh dari tempat kerjanya.
“Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dan merintis usaha sendiri di bidang kosmetik. Bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya yaitu farmasi. Saya mulai dengan home industry. Saya bisa mengelola bisnis sembari mengurus anak-anak. Setelah punya pabrik di Tangerang, saya usahakan berangkat ke pabrik setelah anak-anak berangkat ke sekolah, kemudian pulang sebelum mereka kembali,” tuturnya kepada Bisnis belum lama ini.
Perempuan asal Padang Panjang, Sumatra Barat itu menyebut tidak banyak halangan berarti yang dia hadapi selama lebih dari tiga dekade mengelola bisnisnya. Menurutnya, kelebihan alamiah yang dimiliki oleh seorang perempuan, yakni tingkat kesabaran dan ketekunan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki serta kemampuan mengerjakan sesuatu sekaligus (multitasking) adalah kuncinya.
“Menurut saya perempuan bisa mengambil peran yang signifikan dengan terus mengembangkan kapasitasnya. Kehadiran perempuan dalam dunia bisnis dapat menjadi warna tersendiri, terlebih di perusahaan yang bergerak di industri kosmetik,” katanya.
Selain itu, dalam menjalankan bisnisnya, Nurhayati juga selalu mengingat pesan dari sang Ibu yang membesarkan dirinya dan ketujuh saudara kandungnya seorang diri. Sang Ayah meninggal dunia ketika dirinya berusia 16 tahun.
”Satu kalimat yang sering disampaikan almarhumah Ibu saya, “Dimana ada kesulitan Insya Allah ada kemudahan”. Ini yang sangat menginspirasi saya dalam menjalankan usaha dengan beberapa kali jatuh bangun. Beliau yang menginspirasi saya, sebagai orang tua tunggal mampu mengantarkan semua anak-anaknya ke perguruan tinggi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia berpesan kepada siapapun yang ingin meraih kesuksesan dalam berbisnis ada lima karakter yang harus dibiasakan, antara lain ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, kerja keras, dan inovasi. Adapun, bagi mereka yang ingin memulai bisnis menurutnya hanya ada dua kunci, yaitu kemauan dan kemampuan.
“Kemauan disertai kerja keras, ketekunan dan keuletan. Kemudian bisa atau mampu maksudnya paham dengan bisnis yang akan dimulai. Saya merintis bisnis kosmetik, karena punya pengalaman di industri kosmetik dan latar belakang pendidikan Farmasi di Institut Teknologi Bandung (ITB),” ujarnya.
Terkait dengan pesatnya perkembangan perusahaan yang dipimpinnya, menurut Nurhayati tak terlepas dari adanya pertolongan Tuhan dan peran anak-anaknya yang memutuskan untuk bergabung.
“Terus terang perusahaan ini berkembang pesat setelah generasi kedua mulai bergabung. Saya sebagai seorang Ibu, lebih kepada memotivasi dan sebagai mediator anak-anak,” tutupnya.