Bisnis.com, JAKARTA – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 ikut memengaruhi sejumlah lini usaha, khususnya bisnis cafe yang biasanya sering dijadikan sebagai tempat tongkrongan, tak terkecuali Kopi Kenangan, cafe coffee kekinian yang sering disambangi kaum millennial.
Edward Tirtanata, salah satu pendiri dan CEO Kopi Kenangan menuturkan pada bulan Ramadan biasanya omzet Kopi Kenangan meningkat 20 persen dibandingkan dengan bulan-bulan pada umumnya, karena banyaknya masyarakat yang ngabuburit, baik bersama teman-teman maupun keluarga.
“Tapi tahun ini karena ada pandemi Covid-19, omzet justru menurun tapi kami tidak bisa menyebutkan persentase penurunannya,” ujar Edward, ketika dihubungi Bisnis, Rabu (13/5/2020).
Edward mengatakan, untuk bisa tetap bertahan di tengah pandemi ini, ada tiga strategi bisnis yang dijalankan. Pertama, fokus pada online delivery. Sebab, meskipun saat ini sedang pandemi, bukan berarti orang tidak minum kopi, hanya cara belinya saja yang berubah.
“Kalau dulu orang ke kantor dan ke mall beli kopi, nongkrong di tempat atau grab and go, tapi dengan adanya pandemi ini, pelanggan membeli segala sesuatu secara online,” tuturnya.
Untuk itulah, pihaknya kini mengalokasikan investasi yang cukup besar untuk marketing digital, sosmed, hingga online delivery. Bahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengupgrade aplikasi Kopi Kenangan dengan bagian pemesanan online.
Baca Juga
Kedua, menerapkan kampanye senang atau Sehat Bareng Kenangan yang secara efektif telah dimulai pada 9 Maret 2020. Melalui kampanye ini, Kopi Kenangan memastikan kebersihan dan keamanan produk dan layanan yang diberikan oleh Baperista (barista Kopi Kenangan) kepada pelanggan serta mitra pesan antar.
Mulai dari pemastian kesehatan melalui Senang Care Card dan stiker “Aku Sehat”, hingga instalasi 300 Upang UV Waterless Sterilizer yang menjadikan Kopi Kenangan sebagai peritel minuman pertama di Indonesia dengan sistem sterilisasi ini.
“Kami bahkan mengalokasikan bujet hingga US$1 juta untuk membeli hand sanitizer dan sebagainya. Kami juga menjadi brand F&B pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang menggunakan UV Waterless Sterilizer,” tuturnya.
Ketiga, memiliki kecukupan likuiditas sebab efek dari pandemi terhadap penjualan diperkirakan masih akan berlangsung hingga Desember. “Kami baru mendapatkan suntikan dana sebesar US$109 juta untuk yang rencananya akan digunakan untuk meluncurkan produk baru, ekspansi, dan berinvestasi dalam bidang teknologi, serta melindungi karyawan di tengah Pandemi Covid-19,” tambahnya.