Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran menipisnya dana darurat akibat kondisi pandemi Covid-19 yang tak terprediksi membuat dana darurat memerlukan sumber baru salah satunya bisa mengandalkan Surat Berharga Negara Ritel yakni Obligasi Negara Ritel (ORI) Seri 017.
Menurut Financial Advisor Jouska Indonesia, Syafira Alhadar saat ini dana darurat menjadi salah satu prioritas masyarakat selama masa pandemi. Kondisi krisis juga meningkatkan literasi masyarakat untuk memahami dinamika ekonomi global dan makroekonomi. Pandemi juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menabung. Sejumlah instrumen pun menjadi andalan yakni; tabungan, logam mulia, sampai asuransi.
“Alhasil kita selama ini harus fokus pada keuangan wajib, apalagi kalau ada second wing Covid-19, kita mulai menghitung seberapa kuat dana darurat kita bisa bertahan. Kalau kita bisa memperpanjang nafas kita, tentu kita akan merasa lebih aman dan nyaman,” ujar Syafira dalam webinar bersama Digibank oleh DBS Indonesia, Rabu (19/6/2020) lalu.
Saat ini pemerintah Indonesia merilis ORI Seri 017. Obligasi negara ini bisa menjadi salah satu pilihan instrumen investasi pada masa pandemi. Apalagi, ORI17 juga punya tujuan untuk membantu pembiayaan masa pandemi. Oleh sebab itu, ORI017 seharusnya bisa diandalkan masyarakat sebagai sumber dana darurat.
“Obligasi ini bisa juga jadi dana darurat. Obligasi bisa dijual dan dibeli, jadi sewaktu-waktu dana darurat ini kita jual, kita juga bisa dapat capital gainnya. Prinsipnya, ORI17 ini bisa dijadikan kebutuhan dana darurat dan dilakukan sesuai tingkat keterbutuhan dan target jangka waktunya. Kalau belum juga bisa ditunda dulu,” ungkapnya.
Syafira mengingatkan, dana darurat selama pandemi Covid-19 ini juga harus diperuntukkan bukan hanya kebutuhan pribadi tetapi juga untuk menjaga proteksi. Beberapa proteksi yang wajib dimiliki antara lain untuk kesehatan.
Baca Juga
Selain dana darurat dan proteksi, ORI17 memang menggiurkan sebagai instrumen investasi. Namun sebelum memulai investasi, dia menyarankan untuk melihat beberapa perubahan investasi ke depan. Misalnya; Syafira memprediksi masyarakat akan lebih melek dalam perencanaan investasi dan portofolio, lebih agile dalam pengelolaan investasi, lebih fokus pada green investing, dan lebih atensi pada investasi sektor kesehatan, digital, dan barang konsumsi.
Syafira menegaskan, ORI17 ini dikeluarkan oleh negara. Sehingga obligasi ini dari tingkat risiko terjamin, dapat diperdagangkan, tingkat kupon 6,4 persen per tahun, dengan bunga tetap yang dibayar setiap tanggal 15. Jangka waktunya pun 3 tahun, jatuh tempo 15 Juli 2023. Selain itu nominal per unit sangat terjangkau Rp1 juta sampai Rp3 miliar. Pajaknya juga lebih rendah dari deposito yakni 15 persen.
Michael Gunnar Wenas, Head of Consumer Treasury Business di DBS Bank Indonesia menambahkan, ORI017 baru diterbitkan pada 15 Juni 2020 lalu dengan masa penawaran sampai 9 Juli 2020.
Senada dengan Syafira, Michael pun menyebut ORI17 ini sebaiknya segera dimanfaatkan masyarakat. Dia menegaskan peluncuran ORI017 dalam masa pandemi ini sangat tepat sekali. Saat banyak negara dan bank sentral pun menurunkan suku bunga termasuk Bank Indonesia.
“Jangan khawatir jika BI turunkan suku bunga lagi, besok atau bulan depan, tetap kupon ORI level 6,4% dan ini karena tradeable di pasar sekunder, juga berpotensi ada capital gain dan setiap tahun,” sambungnya.
Dia menyebut ORI pun sudah ditetapkan melalui online. Michael pun menyatakan pembelian ORI17 bisa dilakukan salah satunya di DBS, dimana calon investor ORI dapat melakukan transaksi melalui digibank secara online.