Bisnis.com, JAKARTA - Turunnya harga properti yang terdampak virus corona (Covid-19), bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memiliki hunian.
Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan ini menjadi waktu yang tepat untuk membeli rumah bagi mereka yang mengidolakannya sejak lama, dengan catatan memiliki ketahanan dan kemampuan secara finansial.
Posisi tawar dari calon pembeli saat ini terbilang lebih tinggi karena penjualan yang agak sepi. Biasanya pengembang mau memberikan diskon tinggi untuk menjual propertinya.
"Kalau ada kemampuan, ada tabungan cukup, ada duit, coba di perumahan yang top. Kalau tahun depan pasarnya bangkit lagi, mungkin mereka nggak akan kasih diskon kayak sekarang," tuturnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Perencana Keuangan dari OneShildt Financial Planning, Budi Raharjo mengatakan bagi para keluarga baru maupun kaum milenial, memiliki hunian bisa diwujudkan saat ini.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Adapun yang utama memang harus memiliki kondisi pendapatan yang stabil. Walaupun pandemi, menurut Budi ada perusahaan maupun usaha yang menunjukkan tren positif.
Baca Juga
"Kalau mau ambil program cicilan jangka panjang, kita tidak ingin gagal bayar di tengah jalan, penghasilan harus konsisten," sebutnya.
Kemudian tersedianya dana darurat, setidaknya 3 kali dari jumlah pengeluaran per bulan. Jangan sampai seluruh tabungan habis hanya untuk membayar down payment KPR. "Kita harus punya uang yang bisa cover pengeluaran 3 bulan ke depan," jelasnya.
Selanjutnya yang penting adalah ketersediaan asuransi supaya tidak terjadi fluktuasi atau volatilitas pengeluaran akibat risiko seperti kesehatan. Biasanya kata Budi, ada paket asuransi jiwa di program KPR.
"Perlu diperhatikan kalau cicilan hasil double income. Perhatikan di polis asuransi apakah men-cover dua-duanya atau tidak. Kalau satu saja, akan tergoncang finansialnya nanti," tegasnya.
Cashflow juga penting diperhatikan. Jangan sampai cicilan KPR nantinya menekan pengeluaran rumah tangga. Saat mengambil KPR, perlu menghitung pula biaya seperti pajak bangunan, iuran lingkungan, dan perawatan rumah.
"Perlu ada penyesuaian cashflow. Penyesuaian pos kurang penting bisa dialokasikan untuk cover pengeluaran tambahan karena sudah punya aset," tukasnya.