Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Remote Working Bisa Bikin Penghasilan Meningkat

Menurut pengamat ketenagakerjaan Hadi Subhan kerja ala remote working akan mengubah struktur pekerja. Artinya, jumlah karyawan dalam satu perusahaan akan lebih efisien dengan target kerja yang lebih efektif.
Ilustrasi - Remote working. PT EMLI bekerja sama dengan beberapa SMK di antaranya SMK Ora et Labora (Oel), SMK Don Bosco, dan BLK Don Bosco. /Exxonmobil
Ilustrasi - Remote working. PT EMLI bekerja sama dengan beberapa SMK di antaranya SMK Ora et Labora (Oel), SMK Don Bosco, dan BLK Don Bosco. /Exxonmobil

Bisnis.com, JAKARTA - Perubahan paradigma proses kerja menjadi hasil kerja sesuai konsep remote working atau kerja tanpa ke kantor, maka pendapatan bagi pekerja seharusnya lebih tinggi dari yang sebelumnya.

Menurut pengamat ketenagakerjaan Hadi Subhan kerja ala remote working akan mengubah struktur pekerja. Artinya, jumlah karyawan dalam satu perusahaan akan lebih efisien dengan target kerja yang lebih efektif. Maka dari itu pemerintah wajib mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam era remote working.

Menurut Hadi, jika seseorang bekerja dengan orientasi hasil akan sangat memungkinkan satu orang bisa bekerja di banyak tempat. Imbasnya penghasilan akan meningkat. Dengan tingginya pendapatan pekerja, maka si pekerja sudah bisa mengelola sendiri keuangan dan kebutuhan pada jaminan sosial melalui asuransi pribadi. 

Misalnya, jika si pekerja tidak mendapatkan Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Hari Tua (JHT), maka seseorang bisa mengatur sendiri dari upah yang diterima. Begitu pula dengan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bisa ditiadakan karena menjadi tidak relevan dalam konsep remote working.

Meski begitu Jaminan Kesehatan dan Jaminan Kematian (JKM) adalah jaminan yang harus tetap melekat. Alasannya jaminan ini tidak terbatas pada proses kerja atau hasil kerja, dengan alasan kesehatan adalah prasyarat dari semua pekerjaan.

Pada mekanisme remote working, Hadi juga membeberkan adanya perubahan pada mekanisme promosi jabatan dalam ruang lingkup kerja.

Pasalnya, untuk bisa meraih kesempatan struktural setiap perusahaan akan tetap memiliki supervisor yang akan menjadi penyelia dari hasil kerja. Meski begitu dia memprediksi postur pejabat struktural pada perusahaan juga akan menjadi lebih kecil.

Dari semua kondisi dan perkiraan itu, Hadi menilai sektor yang sudah siap saat ini sektor pendidikan, lalu sektor yang terkait dengan pekerjaan yang berciri dari kelompok pekerja kerah putih atau white collar, kelompk pekerja dengan kualifikasi pendidikan tinggi, dan keahlian bidang tertentu. Misalnya bidang pekerjaan administratif dan manajerial.

Sementara untuk kelompok pekerja kerah biru atau blue collar diprediksi oleh Hadi masih akan mengalami sejumlah tantangan untuk bisa bertransformasi pada sistem remote working.

Beberapa contoh pekerja blue collar adalah pekerja yang tidak memiliki kualifikasi pendidikan tinggi, umumnya golongan ini termasuk golongan pekerja ‘kasar’ misalnya pada bidang pertambangan, manufaktur, konstruksi, pemasangan mesin, dan lainnya.

“Beberapa sektor lain yang tidak bisa remote working misalnya hospitality yakni perhotelan, mereka room boy tak mungkin kerja dari rumah. Lalu sektor transportasi juga tidak bisa yakni sopir atau pramugari tak bisa kerja dari rumah,” terang Hadi.

Hadi pun menambahkan, mekanisme remote working ini akan menyebabkan transisi yang besar pada pertumbuhan ekonomi. Dia menganalogika pada masa transisi itu menyerupai anak panah dimana ada fase harus ditarik mundur ke belakang, namun setelahnya akan bisa melesat ke depan.

“Jadi mundur ke belakang ini ada transisi seperti sekarang [penurunan ekonomi]. Tetapi nantinya bisa melesat, tumbuh besar karena efisiensi dan efektivitas,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper