Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona (Covid-19) telah menghantam berbagai lini usaha, tak hanya perusahaan besar, pandemi ini juga memunculkan krisis bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Tidak seperti resesi sebelumnya yang mempengaruhi lebih besar usaha-usaha yang dijalankan oleh para pria, kejatuhan ekonomi akibat Covid-19 ini justru memberikan dampak yang lebih besar bagi pengusaha perempuan.
Pasalnya, sebagian besar sektor bisnis yang dijalankan oleh perempuan merupakan bidang usaha yang harus ditutup selama masa lockdown atau PSBB seperti kecantikan, kerajinan (kriya), perawatan sosial dan ritel sehingga mereka lebih mungkin kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
Apalagi, perempuan juga memikul beban dan tanggung jawab yang lebih berat terkait pengasuhan anak dan pekerjaan rumah tangga dibandingkan dengan laki-laki.
“Tingkat penutupan di antara bisnis kecil dan menengah selama lockdown lebih tinggi di antara mereka yang dipimpin oleh perempuan,” demikian dikutip dari Wired.co.uk, Jumat (9/10/2020).
Selain itu, bisnis yang dipimpin wanita juga cenderung lebih kecil dan kurang mendapat dukungan finansial. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap guncangan ekonomi. Sebelum pandemi, perempuan cenderung tidak mengajukan permohonan pendanaan dan ketika mereka melakukannya, jumlah yang mereka terima lebih kecil.
Untuk setiap 1 pounsterling investasi modal ventura di Inggris, tim pendiri yang semuanya wanita mendapatkan kurang dari 1p, tim pendiri yang semuanya pria mendapatkan 89p, dan tim dengan gender campuran 10p. Data mengenai pendanaan pandemi darurat bagi perempuan pengusaha menunjukkan bahwa kesenjangan ini terus melebar.
Dari 700 perusahaan yang melamar, mayoritas (82 persen) memiliki tim manajemen campuran gender, tetapi hanya delapan perusahaan yang memiliki tim kepemimpinan senior yang semuanya perempuan dibandingkan dengan 181 tim yang semuanya laki-laki. Pendanaan untuk bisnis yang dijalankan wanita berjumlah 7,2 juta poundsterling dibandingkan £ 118,4 juta untuk perusahaan pria.
Ute Stephan, profesor kewirausahaan di King’s College London, mengatakan bisnis yang dipimpin oleh wanita memiliki kinerja yang sama dengan bisnis yang dipimpin pria sebelum wabah Covid-19, tetapi telah terpengaruh secara tidak proporsional.
“Seringkali ada bisnis besar yang dipimpin oleh perempuan yang unggul dalam krisis - tetapi memang benar bahwa perempuan pengusaha cenderung lebih rentan karena kondisi awal mereka sedikit lebih buruk. Saya pikir ini akan sulit bagi semua orang, tetapi akan lebih sulit bagi pengusaha wanita,” ujarnya.
Pengusaha wanita sudah mengalami lebih banyak kecemasan terkait pekerjaan, lebih banyak depresi terkait pekerjaan, dan kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan dengan pengusaha pria, dan pandemi ini kemungkinan akan memperburuk masalah ini.