Bisnis.com, JAKARTA -- Peluang bisnis di sektor kuliner akan selalu terbuka lebar dan tak pernah ada batasannya. Namun, untuk mengembangkan brand kuliner setara global, dibutuhkan perencanaan dan manajemen bisnis yang matang.
Berbekal pengalamannya dalam dunia startup di bidang fintech, Abraham Viktor yang juga memiliki keteratarikan pada dunia makanan, lantas mengembangkan multi-brand virtual restaurant di bawah bendera usaha Hangry.
Terdapat lima brand yang dikembangkan sendiri di bawahnya (in-house) yaitu San Gyu, Moon Chicken, Dari Pada, Nasi Ayam Bude Sari, dan Ayam Koplo yang memiliki ciri khasnya masing-masing.
Misalnya saja San Gyu berupa brand beef bowl ala Jepang dengan tiga maskot utamanya, Gyu, Don dan Sai menjadi solusi bagi pelanggan saat ingin menikmati makanan Jepang yang lezat.
Selanjutnya, Moon Chicken yakni brand ayam goreng ala Korea dengan sensasi mengejutkan dan menyenangkan pada tiap rasanya.
Hangry juga meluncurkan brand minuman Dari Pada yaitu brand minuman berbahan dasar kopi dan susu sebagai teman yang dapat menyampaikan pesan dan menjalin silaturahmi. Nasi Ayam Bude Sari brand nasi ayam dengan resep khas Indonesia, memberikan kenyamanan dan kelezatan masakan rumahan.
Baca Juga
Selanjutnya Ayam Koplo yaitu brand ayam goreng ala Amerika dan sambal khas Indonesia dengan bentuk sajian yang berbeda dan kelengkapan rasa pada tiap gigitannya. Semua menu tersebut dibandrol dengan harga yang relatif terjangkau dengan cita rasa berkualitas.
Pria yang akrab disapa Bram ini mengatakan, pemilihan kategori jenis makanan tersebut didasarkan pada menu makanan yang mudah untuk dikembangkan. Sebab, dari awal visi dan misi Hangry sendiri ingin menjadi brand kuliner lokal yang mengglobal.
“Kami, para founder bersepakat untuk membuat brand kuliner yang bisa menjadi global brand. Lalu untuk kategori makanannya kita pilih yang bukan tren sesaat tetapi makanan dan minuman yang memang disukai oleh semua kalangan masyarakat sehingga mudah untuk dikembangkan,” ujarnya.
Saat pertama kali memulai usahanya pada September 2019, Bram bersama kedua rekannya Robin Ran dan Andreas Resha hanya membuat tiga brand yakni San Gyu, Ayam Koplo, dan Dari Pada. Selang beberapa bulan kemudian, sekitar bulan November 2019, Hangry! Menghadirkan brand Nasi Ayam Bude Sari dan Moon Chicken pada September 2020.
“Dalam proses pengembangan brand tersebut, kami mengedepankan proses yang menyeluruh dan mendalam dengan kontrol kualitas produk serta prosedur operasi standar yang ketat. Sekarang kami fokus pada lima brand tersebut, inovasi yang kami kembangkan nantinya lebih kepada menu makanan dan minuman,” tuturnya
Lebih lanjut Bram menuturkan saat pertama kali mengembangkan bisnis kuliner tersebut, pihaknya langsung mendapatkan pendanaan dari investor. Hal ini tidak lepas dari latar belakangnya yang sukses mendirikan perusahaan startup fintech sehingga dirinya pun langsung dipercaya oleh investor.
Apalagi, konsep bisnis yang ditawarkan bersifat virtual restaurant yang unik dan berbeda dari bisnis kuliner lainnya. Dengan sifatnya yang virtual, Hangry tak perlu repot memikirkan bentuk fisik seperti penataan interior, tetapi lebih fokus pada kualitas dan cita rasa makanan yang mampu menarik daya beli pelanggan.
Meski sifatnya hanya virtual restaurant, saat ini Hangry terbilang cukup ekspansif dan sudah tersebar di 36 titik di seluruh Jabodetabek dengan target 48 outlet hingga akhir tahun. Semua menu makanan yang ada di Hangry bisa dipesan melalui layanan GrabFood, GoFood, Tokopedia, Shopee dan Hangry App.
“Kami sangat memperhatikan kualitas dan cita rasa makanan sama servis sehingga ketika konsumen puas mereka akan memberikan bintang lima sehingga itu ikut mendongkrak brand kita juga bisa masuk di halaman pertama aplikasi pemesanan makanan,” ujarnya.
Pihaknya optimstis di masa pandemi ini, bisnis kuliner Hangry terus bertumbuh sehingga mereka pun tetap melakukan ekspansi dengan rencana pembukaan outlet di luar Jabodetabek.
“Terhitung sejak Maret sampai saat ini, kami sudah bertumbuh hingga 15 kali. Strategi yang kami lakukan sebetulnya hanya satu yakni mendengarkan keinginan customer sehingga mereka terus meningkatkan kualitas produk dan makanan dari feedback yang diberikan oleh para customer,” terangnya.
Dalam proses pengembangan gerai, Hangry menerapkan sistem kemitraan dengan para mitra yang ingin menanamkan modalnya. Dalam hal ini, para mitra lebih bersifat pasif.
Artinya, usai memberikan modal awal, mitra tak perlu repot menjalankan operasional dan manajemen bisnis, karena semua dikerjakan langsung oleh tim manajemen pusat.
“Untuk modal awalnya tergantung bentuk kemitraan yang disepakati, besarannya yang jelas masih di bawah Rp2miliar dan dengan masa kerjasama dalam kurun waktu tertentu. Modal awal tersebut sudah termasuk sewa tempat, peralatan, bahan baku, dan berbagai kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Adapun imbal hasil yang didapatkan oleh mitra (pelaku Kemitraan) Hangry cukup menarik dan bisa didapatkan secara bulanan.
PELUANG KERJA SAMA KEMITRAAN
Investasi Awal : Rp1,25 miliar
Masa kontrak : 5 tahun
BEP : 12 bulan
Rata-rata omzet per bulan : Rp600 juta
Omzet bersih : Rp480 juta
Jumlah Gerai : 36 outlet tersebar di Jabodetabek target 48 outlet di akhir tahun