Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan atau startup lokal sangat membutuhkan kepercayaan dari para investor dalam mengembangkan usahanya, melalui suntikan pendanaan.
Di Indonesia, bisnis startup berkembang pesat. Berdasarkan data dari glints.com, jumlah startup di Indonesia hingga 2020 mencapai lebih dari 2.000 startup, dengan 4 unicorn, dan 1 decacorn. Bidangnya pun bermacam-macam mulai dari e-commerce, logistik, games, perjalanan, kesehatan, hingga kuliner.
Ada beberapa tahapan pendanaan yang diberikan kepada para startup mulai dari seed funding, pendanaan seri A, pendanaan seri B, pendanaan seri C, hingga penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO). Masing-masing tahapan memiliki karakter yang berbeda.
Pada pendanaan awal ini, startup akan mendapatkan seed funding sebagai putaran investasi pertama yang diberikan oleh investor untuk mendanai ide bisnis yang dikemukakan oleh startup tersebut, sebagai gantinya investor akan mendapatkan sebagian kepemilikan saham.
Biasasanya sumber seed funding berasal dari orang-orang terdekat seperti kerabat, dan keluarga atau venture capital dan angle investor. Besarannya bergantung pada biaya yang dibutuhkan oleh startup untuk gaji, operasional kantor, biaya pemasaran, dan lain sebaginya.
Untuk mencari investor yang mau memberikan pendanaan awal ini tidaklah sulit sebab banyak investor, baik asing maupun lokal yang selalu mencari kesempatan berinvestasi di perusahaan-perusahaan startup yang tengah berkembang.
Baca Juga
Salah satu investor yang aktif melakukan seed funding pada startup di Indonesia adalah Alpha JWC Ventures. Hingga 2020 sudah ada lebih dari 35 perusahaan startup yang mendapatkan suntikan modal dan tergabung dalam group Alpha JWC Ventures dengan total nilai aset lebih dari US$190 juta.
Dikutip dari alphajwc.com, saat akan memasuki tahap seed funding ada beberapa hal yang perlu disiapkan perusahaan yakni investment pitch deck, riset pasar, dan legalitas perusahaan.
1. Investment pitch deck
Founder perusahaan harus mempersiapkan ide, tim, pasar, dan budget. Setelah membuat konsep yang matang, founder akan merangkumnya dalam presentasi yang disebut investment pitch deck. Investment pitch deck ini bertujuan untuk memberi penjelasan singkat perusahaan dan tujuannya agar mendapatkan pendanaan dari investor.
Pada umumnya hal yang perlu dicantumkan dalam membuat investment pitch deck adalah:
- Masalah
Founder menjelaskan masalah yang ingin dipecahkan oleh startup yang dibuatnya. Para investor harus merasa yakin bahwa masalah tersebut penting dan solusi yang ditawarkan oleh perusahaan pun efektif.
- Solusi
Setelah menjelaskan masalah yang ingin dipecahkan, hadirkan solusi yang akan diberikan oleh perusahaan. Hal ini adalah salah satu yang terpenting karena memengaruhi investor untuk berinvestasi.
- Pasar
Pasar merupakan hal yang penting sehingga para investor bisa menentukan strategi exit masing-masing. Investor akan memilih startup yang memiliki pasar bergerak di area yang luas dibandingkan pasar di area yang kecil.
- Traction
Traction adalah penjelasan tentang pertumbuhan bisnis dari bulan ke bulan. Jika startup yang dibangun masih di tahap awal, maka tidak wajib mencantumkan traction di pitch deck.
- Tim
Tim juga merupakan hal paling penting yang dimasukkan dalam pitch deck. Dalam dunia bisnis, kemajuan sebuah perusahaan bergantung pada eksekusi dibandingkan dengan ide.
- Kompetitor
Poin ini menjelaskan kepada investor mengenai perbedaan antara startup yang dirintis dengan kompetitor lain. Para investor akan senang sejak founder mengetahui seluk-beluk perusahaan kompetitor.
- Finansial
Poin finansial akan menjelaskan proyeksi bisnis selama beberapa tahun ke depan. Para investor ingin mengatahui tujuan dari startup yang tengah dirintis. Selain itu, poin ini juga akan menjelaskan jumlah dana yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut.
2. Riset pasar
Untuk riset pasar, perlu diketahui identifikasi produk yang ditawarkan startup sehingga bisa memilih investor yang perseorangan atau institusional. Selain itu, memetakan orientasi pasar dan target demografis juga sangat dibutuhkan.
Perusahaan startup juga harus mengetahui kompetitor perusahaan, nilai tambah perusahaannya dibanding perusahaan lain, target pasar, dan bagaimana prediksi perusahaan di beberapa tahun yang akan datang.
3. Legalitas Perusahaan
Untuk aspek legal, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah apakah izin sudah lengkap dan sesuai, apakah ada persoalan legal atau finansial yang menantang reputasi perusahaan, dan lain-lain.
Setelah investor mendanai, biasanya mereka akan melihat perkembangan produk perusahaan setelah mendapatkan investasi. Pada tahap ini, produk dan perusahaan akan mendapatkan sorotan dari masyarakat dan media.
Dengan demikian, reputasi perusahaan serta kualitas produk harus tetap dijaga, meski telah memperoleh investor. Pasalnya, publik dan konsumen yang akan menilai produk dan perusahaan sehingga sangat menentukan keberlangsungan bisnis.
Pendanaan Seri A
Setelah ide tersebut berjalan menjadi bisnis yang menguntungkan, maka startup tersebut perlu mendapatkan pendanaan tambahan untuk mengakselerasi bisnisnya agar melaju lebih kencang. Di sinilah masuk dalam pendanaan tahap awal.
pendanaan tahap awal atau yang dikenal sebagai istilah pendanaan seri A ini, investor akan menyuntikkan modal sekitar US$2 juta hingga US$15 juta. Pada tahap ini, investor tidak hanya mencari bisnis dengan berbagai ide yang hebat tetapi disertai strategi kuat sehingga melahirkan bisnis yang dapat bersaing dan meraup keuntungan.
Agar dilirik oleh investor, maka sangat penting bagi perusahaan startup untuk memiliki rencana pengembangan model bisnis yang akan menguntungkan secara jangka panjang. Dalam tahap ini maka pemilik perusahaan harus tahu bagaimana cara memonetisasi bisnisnya dan memiliki strategi bisnis yang kuat.