Bisnis.com, JAKARTA -- Banyaknya pengguna Instagram, kini dimanfaatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk berjualan.
Mulai dari online shop yang berjualan hijab, baju, kosmetik, hingga kebutuhan bayi bahkan tak sedikit dari mereka memakai jasa endorse artis.
Hal itu tak lepas dari pesona dan popularitas sang artis yang bisa membuat orang tertarik atau penasaran hingga akhirnya mau membeli sebuah produk.
Biasanya para artis tersebut berada dalam manajemen artis. Salah satunya ialah Tutu Management (Tutu), manajemen artis milik wanita muda bernama Liestiani Anisa.
Wanita yang akrab disapa Icha ini memiliki puluhan artis papan atas dan influencer sosial media yang bernaung di manajemennya. Sebut saja, Anissa Pohan, Nia Ramadhani, atau Syahnaz Sadiqah.
Sejak berdiri di tahun 2015, jasa para artis dan influencer di bawah Tutu Management telah dipakai lebih dari 12.000 online shop maupun brand.
Icha mengatakan kunci suksesnya menjalani bisnis ialah menikmati prosesnya. Sebab, bisnis yang dia jalani saat ini merupakan hasil dari proses yang panjang.
Baca Juga
Sebelum mengembangkan bisnis manajemen artis, awalnya Icha menjalani bisnis online shop baju anak di tahun 2013, lalu berkembang menjadi manajemen artis di tahun 2015 berkat pengalamannya menjalani bisnis online shop dan mengenal sejumlah artis.
"Jadi, awalnya saat barang online shop saya dipromosikan oleh artis yang saya kenal. Saya minta tolong mereka dan mereka mau. Waktu itu tidak bayar, kami hanya barter barang saja karena saat itu belum ada juga istilah endorsement, dan instagram pun masih baru muncul,” tuturnya seperti dilihat di postingan Instagram @chaliesti.
Melihat akun online shopnya dipromosiin artis, tal sedikit teman-teman yang juga merupakan pemilik online shop bertanya padanya dan ingin dibantu dipromosikan.
Permintaan itu pun datang berkali-kali sehingga dari sanalah Icha melihat adanya peluang baru tersebut dan coba untuk dijalani.
“Semuanya by process karena sejujurnya, saya itu tipe orang yang easy going,” tuturnya.
Menurutnya, ada masa tiga tahun waktu antara dirinya menjalani online shop hingga membuat perusahaan. Di dalam masa tiga tahun itu dirinya mengurus online shop dan endorsement disambi menjadi karyawan.
“Mungkin kalau tidak begitu jalannya, kalau saya langsung membuat perusahaan, mental saya belum tentu siap,” tambahnya.
Menikmati proses itu pula yang makin membuat Icha mengenal dunia digital, dan kini dia tak hanya “mengurusi” soal endorse artis tetapi juga digital marketing untuk usaha UMKM maupun brand.
Antara lain strategi kampanye, social media ads, konten produksi sampai ke pengelolaan sosial media.
Menurutnya, endorse artis bukan solusi dari semua peningkatan penjualan, tetapi ada faktor lain yang cukup memengaruhi orang untuk membeli.
“Contohnya, kualitas foto belum bagus, copywriting-nya nggak bikin engange orang, atau desain feed IG-nya acak-acakan,” urai Icha.
Sempat Terganggu Di Masa Pandemi
Wanita asal Bogor ini juga bercerita bisnisnya sempat terganggu saat pandemi Covid-19, tidak ada order proyek baru di awal pandemi.
Icha justru malah mengorek tabungan pribadinya agar proses operasional bisa tetap berjalan dan membayar 15 orang yang bekerja padanya.
Baru di awal semester kedua 2020 bisnisnya mulai membaik. Sebab pada masa itu pemilik online shop sudah kembali melakukan promosi. Icha pun melakukan “jemput bola” dengan melakukan pendekatan persuasif-optimis ke para pemilik online shop agar tetap melakukan promosi.
“Sebab kalau diam juga di masa pandemi, merupakan langkah yang kurang bijak. Karena demand terhadap suatu produk sebenarnya tetap ada, hanya saja cara bertransaksinya yang berubah,” terang wanita kelahiran 22 April 1989 ini.
Dengan demikian, pungkas Icha, melakukan promosi tetap diperlukan agar produk bisa terjual. Apalagi jika pengemasan promosinya menarik atau unik, maka dengan mudah produk bisa diserap pasar.
“Saat itu, saya yakinkan hal itu, lalu mereka mau coba. Dan saya bersyukur analisis saya terbukti. Pemilik online shop mengaku penjualan usaha mereka meningkat, mulai dari jilbab, baju, kosmetik, kebutuhan bayi dan mereka mengaku sekarang sudah bisa bounce back,” tutupnya.