Bisnis.com, JAKARTA -- Saat ini para investor tampaknya banyak yang sudah mulai melirik potensi bisnis para startup kuliner sehingga tak sedikit diantaranya yang mulai mendapatkan kucuran pendanaan mulai dari seed funding hingga meningkat ke pendanaan seri selanjutnya.
Haus! Indonesia menjadi salah satu startup kuliner yang dilirik oleh investor. Baru-baru ini, brand minuman kekinian yang didirikan oleh Gufron Syarif bersama tiga orang temannya ini berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp30 miliar dari BRI Ventures Indonesia melalui Dana Ventura Sembrani Nusantara.
Sebagai usaha rintisan lokal di bidang makanan dan minuman kekinian, Haus! Indonesia mampu menunjukan stabilitas dan potensi yang tinggi untuk perkembang. Terbukti, hanya dalam 2 tahun sejak pertama kali didirikan pada Juni 2018, Haus! Indonesia mampu memperluas pangsa pasar hingga memiliki 109 cabang di Jabodetabek dan Bandung.
Tak hanya itu, Haus juga berhasil masuk dalam lima besar brand minuman kekinian yang paling digemari masyarakat Indonesia dan mampu menjual hingga 43.000 cup per hari atau sekitar 1,29 juta cup per bulan.
Haus! Pertama kali didirikan di dekat kampus Binus Kemanggisan. Mereka memang memilih lokasi yang lebih dekat ke masyarakat sehingga siapapun bisa membeli dengan harga yang sangat terjangkau mulai Rp5.000 per cup.
Sebagai salah satu brand yang menyasar segmen middle low, Haus! Memiliki startegi marketing berbeda dibandingkan brand lainnya yang perang harga. Haus! Indonesia benar-benar membangun branding yang kuat sehingga menjadikannya sebagai bagian dari lifestyle atau gaya hidup, seperti halnya brand-brand besar.
Selain itu, Haus! Indonesia juga sengaja didesain untuk tidak fokus atau terasosiasi pada minuman tertentu saja seperti teh, kopi, atau milktea, tetapi lebih mengambil positioning sebagai minuman kekinian yang sangat terjangkau dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Seperti slogan Haus! Semua berhak minum enak. Karena dulu sebelum ada Haus! Minuman kekinian hanya ada di mall harganya pun di atas Rp20 ribu bahkan ada yang Rp50ribu. Kalau Haus! Cukup dengan Rp5.000 sudah bisa menikmati minuman enak. Variasinya pun macam-macam ada tea, coffee, coklat, dan lainnya,” tandasnya.
Meski harganya terbilang sangat terjangkau, Gufron mengatakan bahwa pihaknya tetap menjaga kualitas rasa dari minuman tersebut. Tak heran bila produk minuman tersebut bukan hanya dinikmati oleh kalangan kelas middle low saja, tetapi pembelinya juga banyak yang berasal dari kalangan kelas menengah.
Mangkokku
Startup kuliner Mangkokku juga baru saja mendapatkan pendanaan awal (seed funding) sebesar US$2 juta atau Rp29 miliar dari perusahaan modal ventura Alpha JWC Ventures seperti halnya Kopi Kenangan dan Hangry! yang mendapatkan pendanaan awal dari Alpha JWC.
Dikutip dari website alphajwc.com, Mangkokku adalah perusahaan rintisan (startup) kuliner yang menawarkan hidangan dalam bentuk rice bowl atau nasi dengan lauk yang disajikan di dalam mangkuk.
Meskipun konsep rice bowl berasal dari Jepang, Mangkokku menghadirkan cita rasa makanan khas Indonesia dan menggunakan bahan-bahan lokal. Saat ini, Mangkokku memiliki 12 menu dengan harga terjangkau, mulai dari Rp19.000 hingga Rp54.000 per porsi.
Beberapa menu andalan Mangkokku adalah Endog with Burger Slice (nasi dengan telur dan daging burger) dan Sambal Korek Bawang Bone Marrow (nasi dengan sumsum dan sambal korek bawang).
Mangkokku didirikan pada 2019 oleh juri Masterchef Indonesia Arnold Poernomo dan pengusaha kuliner Randy Kartadinata yang bekerja sama dengan dua anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep.
Saat ini Mangkokku memiliki 22 cabang di Jabodetabek dan akan merambah ke Surabaya dalam waktu dekat. Setiap cabang memiliki desain ruang makan yang artistik serta dapur terbuka sehingga pengunjung dapat melihat langsung proses memasak yang higienis dan aman.
Dengan pendanaan terbaru ini, Mangkokku berencana menambah jumlah gerai hingga 30 cabang di akhir 2020 dan 75 cabang di 2021.