Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha, Begini Cara Memenangkan Hati Konsumen Anda

Jika Anda ingin mendapat jawaban "ya" dari konsumen, ikuti strategi dari para tenaga penjualan dan wirausahawan terbaik berikut untuk memenangkan hati orang.
Ilustrasi influencer. - istimewa
Ilustrasi influencer. - istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kata "influencer" banyak digunakan dalam bisnis, tetapi bagaimana sebenarnya kekuatan persuasi bekerja?

Sebuah studi Everreach menjelaskan elemen-elemen yang digunakan perusahaan untuk memengaruhi konsumen mereka guna mendapatkan jawaban "ya".

Dilansir melalui Entrepreneur, setiap bisnis memiliki prinsip "timbal balik" dan "kelangkaan" yang menjadi faktor besar dalam permainan persuasi.

Pelanggan lebih cenderung menghargai bisnis Anda, misalnya, ketika Anda memberi mereka sesuatu yang terpersonalisasi atau tidak terduga.

Tidak heran jika kelangkaan dan penawaran dalam waktu terbatas cenderung menjadi nilai jual yang tinggi.

Apa yang membuat konsumen berkata "ya"? Para peneliti telah mencoba menjawab pertanyaan ini selama 60 tahun dan bisa dikatakan, seni memenangkan hati konsumen seperti ilmu sains.

Berikut enam faktor universal yang akan memandu keputusan konsumen:

1. Timbal balik

Faktor didefinisikan sebagai kewajiban untuk mengembalikan apa yang telah Anda terima dari orang lain. Namun keputusan konsumen ini tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang diberikan, tetapi bagaimana sesuatu itu diberikan. Kunci untuk menggunakan teknik ini adalah menjadi yang pertama memberi dan memastikan barang atau jasa dipersonalisasi dan tidak terduga.

2. Kelangkaan

Ketika British Airways mengumumkan bahwa mereka tidak akan menyediakan penerbangan London ke New York dua kali sehari karena tidak menguntungkan, penjualan hari berikutnya justru meroket. Tidak cukup hanya memberi tahu orang tentang manfaat yang akan mereka dapatkan, Anda juga perlu menyoroti hal apa yang unik dan apa akan mereka lewatkan.

3. Otoritas

Orang akan mengikuti pendapat ahli karena kredibilitas mereka. Fisioterapis, misalnya, dapat membujuk sebagian besar pasiennya untuk menerima diagnosis dengan ijazah yang ditempel di dinding di kantor mereka. Penting untuk menunjukkan kepada orang lain apa yang membuat Anda kredibel dan memiliki otoritas berpengetahuan sebelum Anda mencoba memengaruhi mereka.

4. Konsistensi

Di satu jalan, hanya sedikit orang yang mau menaruh selimut di halaman depan rumahuntuk mendukung kampanye mengemudi yang aman. Tetapi di jalan lain, lebih dari separuh orang melakukannya. Mengapa? Karena 10 hari yang lalu mereka sepakat memasang kartu kecil di jendela rumah mereka untuk mendukung kampanye. Kartu kecil itu adalah komitmen awal yang menghasilkan peningkatan 400%.

Ketika mencoba mempengaruhi seseorang dengan menggunakan asas konsistensi, Anda perlu mencari komitmen sukarela, aktif, dan publik serta menuliskannya untuk dilihat banyak orang.

5. Simpati

Orang lebih suka mengatakan ya kepada mereka orang lain yang menyukai mereka. Apa yang membuat satu orang menyukai yang lain?

Dalam serangkaian studi dari dua sekolah bisnis, sekelompok mahasiswa MBA diberitahu untuk menerima gagasan bahwa "waktu adalah uang" dan segera mulai bernegosiasi.

Dalam kelompok ini, 55 persen anak muda mampu mencapai kesepakatan dengan masyarakat.

Kelompok kedua diberitahu untuk bertukar beberapa cerita sebelum memulai negosiasi dan untuk mengidentifikasi kesamaan yang mereka bagi dengan orang-orang.

Dalam kelompok ini 90 persen siswa mampu mencapai hasil sukses.

6. Konsensus

Orang suka meniru tindakan orang lain dan menilai manfaatnya. Hotel biasanya meletakkan kartu kecil di kamar mandi untuk membujuk para tamu agar menggunakan handuk lebih dari satu kali Ini dengan memberi tahu mereka tentang manfaat bagi lingkungan.

Strategi ini berhasil menumbuhkan sifat baik yang baru hingga 30 persen. Bagaimana jika di kartu disebutkan bahwa 75 persen tamu menggunakan kembali handuk mereka? Mengubah beberapa kata tentang apa yang telah dilakukan tamu lain akan pesan yang paling efektif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper