Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memulai dari Nol, Wanita Ini Sukses Berbisnis Hidroponik Beromset Ratusan Juta

Awal-awal kami sama sekali nggak ngerti apa-apa, benar-benar blank. Bahkan untuk rockwool saja kami tidak tahu yang ternyata ini merupakan media tanamnya. Jadi mulai semua benar-benar dari nol,
Contoh hasil produk sayur hidroponik yang diproduksi oleh Blu Farm/ Istimewarnrn
Contoh hasil produk sayur hidroponik yang diproduksi oleh Blu Farm/ Istimewarnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Tren hidup masyarakat yang makin sadar akan gaya hidup sehat ikut mendongkrak berbagai peluang usaha, salah satunya sayuran hidroponik. Peluang bisnis di bidang pertanian ini ternyata juga diminati oleh kalangan milenial. Selain prosesnya lebih mudah dan modern, keuntungannya juga cukup menggiurkan. 

Lia Dahlia merupakan salah satu pelaku usaha yang sukses mengembangkan bisnis hidroponik di bawah bendera usaha Blu Farm. Lia sebetulnya bukan seorang yang ahli di bidang pertanian, dia bahkan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman sama sekali dengan dunia hidroponik.

Dia hanyalah seorang anak muda yang memiliki kepedulian sosial terhadap lingkungan dan ingin menyulap gang-gang kumuh yang ada di Jakarta menjadi lebih hijau. 

Namun, suatu ketika usai menamatkan pendidikannya di Universitas Budi Luhur, Lia dan beberapa temannya ditawarkan untuk mengelola Green House yang sudah tidak terurus di kawasan Bogor, Jawa Barat.

“Awal-awal kami sama sekali nggak ngerti apa-apa, benar-benar blank. Bahkan untuk rockwool saja kami tidak tahu yang ternyata ini merupakan media tanamnya. Jadi mulai semua benar-benar dari nol,” ujarnya.

Mereka kemudian berkeliling mencari orang yang bisa mengajarkan dan memberikan pengetahuan serta pengalaman tentang cara mengelola tanaman hidroponik. Setelah mendapatkan ilmu dan tempat, Lia dan teman-temannya makin tekun mengembangkan bisnis pertanian hidroponik yang dikenal dengan Green House Hidroponik Blu Farm pada 2017.

Proses penanamannya dilakukan di Green House seluas 400 meter persegi dengan menggunakan teknologi otomatisasi yang cukup canggih sehingga makin memudahkan, mulai dari kipas otomatis yang disesuaikan dengan suhu yang diinginkan, sistem kelembaban, atap yang bisa tertutup dan terbuka otomatis, pemberian air nutrisi ke tanaman, dan lain sebagainya.

Diakui olehnya proses penanaman melalui hidroponik akan menghasilkan kualitas tanaman yang lebih bagus. Selain itu, proses penanamannya juga lebih singkat dibandingkan konvensional. Misalnya untuk kangkung dan bayam, dalam waktu 15 hari saja sudah bisa dipanen.

“Dari segi rasa pasti kualitasnya lebih bagus dan lebih segar, daunnya juga bersih dan bisa langsung dimakan,” ungkapnya.

Adapun, beberapa jenis tanaman yang ditanam mulai dari sawi caisim, pakcoy, kale, bayam merah, bayam hijau, kangkung, melon, hingga tomat cherry. Namun saat ini, hidroponik Blu Farm mulai fokus dengan tanaman hidroponik bayam jepang Horenso.

 “Kami fokus ke Horenzo karena untuk pasaran harganya cukup lumayan dibandingkan dengan jenis sayur lainnya. Apalagi saat ini sayuran Horenzo ini juga menjadi favorit,” ujarnya.

Untuk proses pemasarannya sendiri, Blu Farm memasarkan ke supermarket premium sebanyak 3 kali dalam seminggu. Selain itu, mereka juga menjual produknya secara online hingga melayani pembuatan souvenir atau packing sesuai keinginan pelanggan.

Diakui olehnya bahwa penjualan untuk souvenir lebih menguntungkan dibandingkan harga di supermarket. Sebagai contoh untuk penjualan di supermarket per pack hanya sekitar Rp15 ribu atau Rp20 ribu sedangkan jika dijadikan souvenir per potnya atau per 200 gram bisa sampai Rp75ribu hingga Rp100 ribu.

“Peluang hidroponik ini cukup bagus apalagi jika memiliki passion di tanaman akan lebih bagus lagi. Namun untuk mengembangakannya butuh ketekunan, rajin, dan disiplin,” ungkapnya.

Blu Farm sendiri saat ini dari sisi bisnis sudah sangat bagus dengan pertumbuhan bisnis yang signifikan. Bahkan bisa membuka lahan lebih untuk membantu masyarakat sekitar.

Apalagi di masa pandemi ketika banyak yang kehilangan mata pencaharian, Blu Farm ikut andil memberdayakan masyarakat sekitar yang terkena dampak pandemi untuk menjadi karyawan pada green house blu-farm.

Lia mengakui dengan berbagai teknologi canggih yang mereka miliki, maka proses penanaman lebih mudah dan efisien sehingga mereka mampu meraup omset hingga ratusan juga per bulan. Bahkan, modal awal pembuatan green house yang waktu itu menelan biaya hingga Rp500juta sudah balik modal.

“Kami juga berencana untuk memperluas bisnis dengan menambah lahan di sebelahnya sehingga dapat memenuhi permintaan pasar sekaligus merekrut dan membantu orang di sekitar,” tuturnya.

Selain menjual tanaman Hidroponik, Blu Farm juga memberikan pelatihan hidroponik baik untuk perusahaan, sekolah, dan lainnya. Di samping itu, Blu Farm juga memiliki paket study tour agrowisata ke green house untuk anak-anak sekolah, serta menerima jasa pembuatan green house.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper