Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiat Pelaku Usaha Mengoptimalkan Sektor Ritel dan UMKM di Tengah Pandemi

Peningkatan pertumbuhan ritel tradisional pun diperkirakan bertumbuh sebanyak 120% selama empat hingga lima tahun mendatang. Tentu saja, ini menjadi ceruk peluang besar bagi pelaku usaha ritel di tanah air.
Ilustrasi ritel
Ilustrasi ritel

Bisnis.com, JAKARTA - Industri apa yang masih bertahan di masa pandemi? Jawabannya adalah konsumsi dan ritel UMKM.

Sektor ritel di Indonesia saat ini memiliki volume pasar yang cukup besar, ditunjang juga dengan tingginya konsumsi rumah tangga.

Tercatat sektor ritel bertumbuh sekitar 8% setiap tahunnya. Dari total US$800 miliar nilai pasar ritel di Asia, Indonesia menghasilkan sebesar US$300 miliar.  Dimana 70-80% nilai tersebut bersumber dari pengecer tradisional.

Peningkatan pertumbuhan ritel tradisional pun diperkirakan bertumbuh sebanyak 120% selama empat hingga lima tahun mendatang. Tentu saja, ini menjadi ceruk peluang besar bagi pelaku usaha ritel di tanah air.

Tapi, perlu kiat, kerja keras dan strategi khusus menangkap peluang tersebut agar pelaku usaha ritel tetap bertahan bahkan menghasilkan cuan. Salah satunya yakni transformasi ritel.

Ansari Kadir, Co-founder Sang Pisang & Ternakopi serta CMO GK Hebat, berbagi insight tentang bagaimana peluang bisnis dalam sektor ritel & UMKM di Indonesia.

Menurutnya, meski pasar sektor ritel di Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan untuk dieksplorasi, pelaku UMKM di Indonesia pun harus menjadi key player di pasar negeri sendiri.

Kiat Pelaku Usaha Mengoptimalkan Sektor Ritel dan UMKM di Tengah Pandemi

Ansari Kadir yang telah sukses mengembangkan bisnis Sang Pisang hingga memiliki lebih dari 70 outlet tersebar di Indonesia dan Malaysia, memberikan masukan kepada wirausaha yang ingin bersaing di pasar sektor ritel.

"Di era keterbukaan pasar melalui perjanjian dagang dan keterbukaan pada platform digital, penting bagi wirausaha dan pelaku UMKM memahami pivot bisnisnya seperti apa. Sehingga meski dilanda persaingan, mereka bisa mewujudkan bisnis yang menyatukan tiga prinsip penting, yaitu profit, growth dan sustain," ujarnya dalam webinar “Exploring Immense Opportunities in Indonesia’s Retail Market & SME’S” digelar Diplomat Success Challenge (DSC) dan Markplus Institute yang dikutip dari keterangan tertulisnya. 

Ansari Kadir berpendapat bahwa dengan mengoptimalkan potensi sektor ritel berarti membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

Ansari mendorong para pelaku UMKM yang bergerak di sektor ritel, untuk terus meningkatkan kualitasnya, agar tidak tertinggal dibandingkan negara tetangga lainnya seperti Malaysia dan Thailand. Kuncinya adalah fokus akan adaptasi teknologi.

Sementara itu, Derry Sakti, Founder & CEO Ula mengatakan mendorong pelaku UMKM di sektor ritel untuk menjadikan momentum pandemi agar mempercepat digitalisasi bisnisnya.

Menurutnya, tantangan transformasi ritel di Indonesia mengubah habit masyarakat luas yang sejak dahulu terbiasa melakukan jual beli di pasar tradisional atau offline. Kebutuhan transformasi inilah yang menarik pemain B2B e-commerce bermunculan untuk melayani kebutuhan konsumsi rumah tangga yang masih bertumpu pada offline.

Kiat Pelaku Usaha Mengoptimalkan Sektor Ritel dan UMKM di Tengah Pandemi

"Salah satunya adalah Ula, startup e-commerce berbasis di Indonesia yang berfokus pada transformasi UMKM melalui teknologi. Ula menawarkan kemudahan dalam transaksi secara digital, dan layanan yang tersedia di aplikasi. Seperti mendigitalisasi struktur rantai pasok, memudahkan pengelolaan stok, dan manajemen keuangan untuk UMKM.” paparnya.

Menurut Derry, dengan semakin banyak pelaku ritel offline bertransformasi mengadopsi teknologi melalui aplikasi Ula, pelaku ritel offline mampu meningkatkan produktivitas hingga 117%, dan mampu meningkatkan pendapatan hingga 165%. Digitalisasi bukan lagi hal yang mewah, melainkan kebutuhan hal untuk berkembang bagi pelaku UMKM.

“Karena potensinya yang luar biasa tinggi dan juga transformasi yang belum optimal, banyak investor baru berinvestasi di bisnis startup B2B e-commerce. Sehingga ini menjadi peluang besar bagi calon wirausaha memulai bisnis maupun wirausaha untuk mengoptimalkan pasar sektor ritel.” jelas Derry

Selain fokus adaptasi teknologi, pelaku UMKM membutuhkan pendampingan serta jaringan ekosistem untuk berkolaborasi sehingga mampu menjadi key player dalam memanfaatkan potensi sektor ritel.

Alumni Diplomat Succes Challenge (DSC 2018), Bayu Mahendra Saubig, merasakan manfaat mentorship saat mengikuti DSC dan bergabung dengan Diplomat Entrepreneur Network (DEN).

Saat memulai bisnis tahun 2017, Tumbasin semula hanya melalui layanan whatsApp dan media sosial. Lalu setelah mengikuti DSC pada tahun 2018, ia mendapatkan masukan berarti untuk segera bertransformasi digital. Setahun kemudian, Tumbasin bertransformasi menjadi aplikasi yang melayani belanja kebutuhan pokok dari pasar tradisional.

Kiat Pelaku Usaha Mengoptimalkan Sektor Ritel dan UMKM di Tengah Pandemi

"Lewat mentorship dan DEN, saya mendapatkan input ketika berencana untuk ekspansi ke berbagai kota di luar pulau Jawa. Sehingga transformasi bisnis bukan hanya mempermudah masyarakat memenuhi kebutuhan pokok saja, tetapi juga membantu menghidupkan perekonomian pedagang pasar tradisional agar tetap bisa bersaing dengan pasar modern," tuturnya.

Dia menceritakan perjalanan mewujudkan Tumbasin berawal dari proposal yang diajukan ke DSC 2018. Dari semula  Tumbasin hanya memberikan layanan whatsApp dan media sosial, setahun menciptakan aplikasi dengan bekal hibah modal usaha dari DSC dan mentoring yang diberikan.

Saat ini, DSC juga membuka peluang pemberian modal usaha senilai total Rp2 miliar yang berbentuk hibah dalam DSC 12 yang pendaftarannya dibuka hingga 19 Oktober 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper