Bisnis.com, PEKANBARU - Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, adalah tempat dengan potensi ekonomi tinggi dari hasil produksi komoditas nanas. Ada sekitar 1.000 hektare lebih luas kebun nanas di desa ini, yang dimiiliki oleh sejumlah pengusaha lokal.
Mardanis salah satunya. Dia memiliki kebun nanas dengan luas sekitar 3 hektare dan sudah mulai ditanam sejak 2005 silam. Awalnya produksi nanas yang dihasilkan masih dijual dalam kondisi segar dan memenuhi kebutuhan pasar lokal.
"Tapi kendalanya harga nanas segar ini sering anjlok dan akhirnya dijual murah saja tanpa diolah. Inilah yang jadi kendala kami dari menanam nanas. Masalah ini menjadi perhatian Pemda saat itu," ujarnya Rabu (16/2/2022).
Kemudian, Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau turun ke lapangan dan memberikan pelatihan kepada para petani nanas guna mengolah hasil produksi. Salah satu pelatihan yang diikutinya adalah pelatihan membuat keripik nanas.
Sejak saat itu, dia mulai merintis produksi keripik nanas dengan membagi penjualan nanas segar dengan olahan keripik. Dari total luas 3 hektare lahan, dia bisa mendapatkan sekitar 30 ton nanas tiap bulan, dan hasilnya bisa dijadikan keripik mulai dari 10 kg hingga sampai 100 kg perbulannya.
Dalam pengolahan nanas menjadi keripik, awalnya dia mengerjakan sendiri bersama istrinya. Lalu hasil produksi keripik itu mulai dipasarkan ke sejumlah toko jajanan dan oleh-oleh di Pekanbaru.
Baca Juga
Dengan strategi ini, semua keripik nanas yang dibuat dan dipasarkannya bisa habis terjual tanpa tersisa. Langkah ini terus dilanjutkan Mardanis sampai di akhir 2019 lalu, dia bersama keluarga dan punya anggota sampai 5 orang itu, bisa menghasilkan keripik nanas sebanyak 300 kilogram sampai 500 kilogram.
"Hasilnya cukup besar sampai datangnya covid 2020 lalu, kami bisa dibilang berhenti usahanya dan mengulang lagi dari nol. Sekarang perlahan bisa bangkit lagi dan penjualan terus bertambah," ujarnya.
Keripik nanas yang diberi label Sakinah ini, katanya, juga mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, termasuk Bank BRI. Berupa dukungan pemasaran serta diikutsertakan dalam sejumlah pameran UMKM di Pekanbaru dan daerah lainnya.
Bahkan usaha keripiknya mendapatkan bantuan 2 unit motor roda tiga yang bisa digunakan untuk mengangkut nanas atau bahan baku dari kebun ke lokasi produksi.
"Bank BRI sangat membantu kami di saat jatuh akibat covid, kami digandeng agar kembali bisa jalan lagi usahanya, harapan kami dukungan ini terus berlanjut kedepan," tambahnya.
Dia mengakui saat ini pihaknya mengharapkan dukungan pembangunan rumah produksi keripik nanas, sehingga proses produksi dapat semakin mudah dan lancar. Karena saat ini masih mengandalkan rumah masing-masing petani nanas untuk produksi.
Sementara itu, Bank BRI Kanwil Pekanbaru menyatakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada usaha mikro kecil menengah setempat telah ikut mendorong penguatan perekonomian masyarakat selama pandemi.
Team Leader Regional Decision Support BRI Kanwil Pekanbaru, Abmierdal Rahmat mengatakan mayoritas penyaluran KUR di Pekanbaru didominasi industri olahan, makanan dan minuman, serta kriya.
"Memang penyaluran KUR kami dari BRI di masa pandemi ini sudah membantu masyarakat mengembangkan usahanya, dan produk KUR telah signifikan mendorong peningkatan kredit di Riau," ujarnya.
Tidak hanya menyalurkan KUR, BRI Pekanbaru juga membantu para pelaku UMKM berupa sarana peningkatan kapasitas produksi nanas, yaitu sepeda motor roda tiga untuk mengembangkan usahanya seperti yang diterima oleh Mardanis di Desa Kualu Nenas, Kampar.
Dari data terakhir pada 31 Desember 2021, nilai KUR yang telah disalurkan BRI Kanwil Pekanbaru mencapai Rp4,42 triliun untuk 134.000 debitur. Tahun ini pihaknya akan mendorong tidak hanya KUR mikro, tetapi juga segmen baru yakni KUR ultra mikro.