Bisnis.com, JAKARTA - Berawal dari hobi dan kecintaannya pada dimsum, Nita Apriani mendirikan usaha jualan dimsum dengan brand DimsumKu Enak.
Memulai bisnis dengan suaminya pada Mei 2019 dengan modal Rp2-Rp5 juta, kini dia berhasil menjual 1.000 hingga 5.000 pcs perbulannya, mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah, dan memiiki 12 booth.
Dengan modal awal tersebut, katanya, paling besar digunakan untuk membeli freezer untuk menyimpan dimsum frozen.
Di awal usahanya, dia juga hanya membuka sistem pre order alias PO untuk dimsum home madenya itu. Saat itu modalnya hanya ratusan ribu saja.
“Sebelum pandemi, saya menjualnya dalam bentuk frozen. Saya menawarkan ke teman-teman dan ke lingkungan sekitar” ujar Nita pada Bisnis.
Setelah beberapa bulan mencoba frozen PO, dia kemudian mencoba untuk membuka booth tempat berjualan.
Baca Juga
Beradaptasi pada masa pandemi
Seiring perkembangan waktu, booth DimsumKu Enak telah tersebar di berbagai tempat. Contohnya, di daerah perkantoran ataupun mahasiswa.
Namun pada bulan Maret, pandemi berdampak pada bisnisnya. Bahkan beberapa boothnya tidak dapat berjualan, terutama karena PPKM.
Nita kemudian mencoba beralih jualan secara online. Dia mencoba menjual makanan yang siap disajikan dibandingkan yang frozen. Hasilnya, pesanannyapun kemudian meningkat.
Perjalanan bisnis
Selain dampak pandemi, dalam perjalanan bisnisnya, banyak kisah yang dialami dari Nita. Contohnya seperti perjuangan dalam mencari lapak pada awal-awal berbisnis.
“Sebelumnya pernah survey ke Sarinah untuk mencari tahu informasi. Ternyata kata pengurusnya sudah full. Namun disarankan untuk besok pagi datang saja," ucapnya.
Akhirnya dengan tekad, Nita datang pagi hari dengan membawa kompok dan booth. Setelah bertemu dengan pengurus, akhirnya Nita mendapatkan tempat walaupun posisinya tidak tepat.
“Bahkan beberapa kali pernah sudah jalan jam 4 pagi ke CFD. Saat sudah waktunya untuk membuka stand malah hujan. Dimsum sudah dikukus dan akhirnya tidak bisa jualan sampai siang, dan tidak dijual,” ceritanya.
Strategi bisnis
Salah satu strategi bisnis yang diterapkan Nita, selain mengutamakan rasa dari dimsum itu sendiri, diapun menggunakan menu yang kekinian untuk membesarkan bisnisnya. Caranya, dengan menggunakan nama menu yang unik untuk menarik perhatian.
“DimsumKu Enak menggunakan nama-nama yang unik dan berbeda mengingat persaingan yang ketat. Contohnya seperti nama menor, yakni mentai nori” ujarnya.
Dengan strategi itu, cukup berhasil dimana dalam sebulan Nita memperkirakan bahwa produksi atau dimsum yang terjual dalam sebulan mencapai 1.500 hingga 5.000 pieces, atau terjual sekitar 1.000 patch.
Harganya sendiri dibanderol mulai dari Rp15.000 dengan harga rata-rata sebesar Rp27.000
Nita juga mengatakan tidak membuka opsi franchise untuk menjaga rasa dan kualitas dari dimsumnya.
Untuk rencana ekspansi, dia mengaku akan mencoba sesuatu yang unik dan berbeda. Dirinya juga akan berekspansi dalam marketing digital seperti Tiktok, selain ekspansi booth ke beberapa wilayah lain tentunya.
Saat ini, DimsumKu Enak telah dibuka di 12 lokasi di Jabodetak dan Jawa Tengah, dengan jumlah pegawai ada 30 orang. Selain penjualan offline, DimsumKu Enak juga dapat di order secara online.
Tipsnya sebagai pengusaha, adalah dalam berbisnis intinya jangan takut mencoba dan tetap berusaha. Kemudian perlu untuk tetap melek dalam digital, berani menciptakan yang batu dan dapat membuka lapangan pekerjaan.
Selain itu, katanya, juga berbisnislah di bidang yang Anda sukai.
“Saya memulai usaha dari apa yang saya suka. Sempat ada usaha di travel dan tidak mudah” tutupnya.
