Bisnis.com, JAKARTA - Unique Selling Point atau USP menjadi salah satu faktor atau aspek yang membuat bisnis, produk atau layanan yang ditawarkan berbeda dari kompetitor sejenis. Hal ini harus dimiliki calon pengusaha terutama generasi milenial bila ingin terjun ke dunia usaha.
Founder Homjuice Bryan Octavianus Augustus mengatakan hal terpenting yang harus dipikirkan bila ingin menjadi enterpreneurship adalah USP baik dari sisi produk maupun non-produk.
"Segala sesuatunya bisa jadi USP. Mulai dari harga, kemasan, hingga layanan. Tanpa sebuah USP sebuah produk lama-lama kurvanya akan turun," kata Bryan dalam Acara Pekan Milenial Naik Kelas 2022 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia secara hybrid, Rabu (6/4/2022).
Menurutnya, USP ini adalah sesuatu hal pembeda dari bisnis sejenis yang harus disampaikan kepada pelanggan. Contohnya, bisa berupa harga yang lebih murah, kemasan lebih menarik bahkan unik sehingga bisa dijadian hadiah, layanan yang ramah, penggunaan bahasa, hingga penulisan di sosial media.
Namun bukan itu saja, dalam acara itu, Bryan juga berbagi tips lainnya bagi calon enterpreneurship muda. Pertama, hal yang paling penting saat akan memulai sebuah usaha adalah observasi atau pengamatan yang meliputi market, produk, dan diri sendiri.
"Jadi sebelum memulai menjual sesuatu harus tahu apa value yang dipunyai, misalnya bisa masak, marketing, sosial media dan lainnya," ujar Bryan.
Baca Juga
Setelah itu, sambung dia, cari tahu produk apa yang akan dijual. Mengenai ini, dia menyarankan agar produk yang ditawarkan mampu menjawab permasalahan yang dialami orang sekitar.
"Namun jangan lupa tambahkan USP. Misalnya kamu buka usaha laundry kiloan. Mungkin USP-nya bisa gratis ongkos kirim. Atau bahkan tanpa gratis pengiriman dan harga yang cukup mahal, kamu mampu meyakinkan pelanggan bahwa layanan ini memang sesuai [dengan harga yang dibayarkan] dan berbeda dari bisnis lainnya," ucapnya.
Selanjutnya, sambung Bryan, selain membuat produk yang bisa memenuhi kebutuhan pelanggan, calon pemilik usaha juga bisa menciptakan demand-nya sendiri. Akan tetapi, harus dibedakan demand yang hanya viral sesaat dengan yang memang saat ini belum terlalu dibutuhkan, tetapi lama-lama orang akan memerlukannya.
"Kita harus bisa melatih insting. Yang perlu diingat, dalam membuat sebuah usaha kita tidak bisa membuat setiap orang happy, tetapi buatlah bisnis yang segmentasi sehingga itu bisa berkembang sebesar-besarnya. Misalnya, segmentasinya wanita. Bisa dikategorikan rentang umurnya, warna produk yang sesuai, bahasa yang digunakan, angle foto produknya agar terasa dekat kehidupan wanita dan lainnya," imbuh dia.
Sebagai informasi, Bisnis Indonesia Group berkerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menginisiasi program bertajuk Pekan Milenial Naik Kelas, yang diselenggarakan selama tiga hari, mulai 5–7 April 2022.
Kegiatan ini memiliki tiga fokus utama yakni memberikan edukasi kepada milenial untuk melek finansial, mahir wirausaha, dan mengambil peluang di era digitalisasi.
Digelar secara hybrid, acara ini dibagi ke dalam tiga sesi setiap harinya. Pada hari pertama, Pekan Milenial Naik Kelas membahas mengenai eskalasi ekonomi dari Kartu Prakerja, milenial menjadi pemimpin, dan cerdas mengelola keuangan.
Kemudian pada hari kedua hari ini, fokus diskusi adalah mengenai wirausaha. Satu hal yang menjadi sorotan adalah digitalisasi untuk memulai atau mengembangkan bisnis.
Pada hari terakhir atau 7 April 2022, Pekan Milenial Naik Kelas akan membahas lebih dalam mengenai peran teknologi, yakni mulai dari technopreneur hingga digital marketing.