Bisnis.com, JAKARTA - Sederet bisnis milik Jerome Polin sukses membawa influencer muda ini mencetak banyak cuan.
Jerome Polin sendiri merupakan YouTuber yang cukup terkenal di Indonesia. Dalam kontennya Jerome Polin selalu berbagi cerita tentang kehidupannya di Jepang, di mana dirinya merupakan salah satu penerima beasiswa di perguruan tinggi Waseda University Jepang.
Jerome menyadari, baginya karir sebagai seorang konten kreator mungkin tidak akan bertahan lama sehingga dia pun sumber pemasukan yang lebih stabil ke depannya.
Adapun, bisnis Jerome Polin dalam sektor kuliner yang pertama kali dibuat adalah Meantea, yaitu sebuah produk minuman kekinian yang memadukan teh dan sari buah-buahan. Melansir dari Bisnis, Meski baru dibuka pada April 2021, Menantea telah berkembang pesat dan memiliki 68 toko di 16 provinsi.
Lantas apa saja bisnis yang saat ini sedang Jerome Polin jalankan, selain dari channel Nihongo Mantappu? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
1. Menantea
Tren minuman kekinian terus berkembang di tengah masyarakat. Peluang ini dimanfaatkan oleh banyak pebisnis untuk meraup keuntungan. Tak terkecuali, Jerome Polin yang menghadirkan teh buah dengan nuansa matematika, sebagai ciri khasnya. Berbekal inovasi dan ketepatannya dalam menyasar target kalangan anak muda Indonesia, membuat bisnisnya laris manis di pasaran.
Baca Juga
Dalam mengembangkan bisnisnya, Jerome ternyata dibantu oleh para ahli di bidang kuliner seperti Slyvia Surya, pendiri KopiSoe yang kini memiliki lebih dai 200 cabang di Indonesia. Selain itu ada Bisma Adi Putra seorang F&B Consultant yang telah menangani lebih dari 200 outlet F&B di Indonesia, dan Seta Hendy Setiono pendiri BabaRafi Enterprise yang sukses membangun berbagai brand viral. Bahkan, guna mengakselerasi pertumbuhan bisnis, Menantea pun menawarkan opsi franchise.
2. Mantappu Corp
Mantappu Corp adalah perusahaan talent management yang dikembangkan oleh Jerome Polin sejak 2018.
Dengan tagline ‘One-stop KOL solutions for your digital marketing needs’ perusahaan ini memang mengelola dan mewadahi sekumpulan talent unik, yang terdiri dari talenta Indonesia dan Luar Negeri.
Dalam bisnis ini, Jerome berfokus pada pembuatan konten, sedangkan Jehian membangun sistem dukungan yang membatu saudaranya dalam hal-hal administrasi. Ini makin membuktikan bahwa keduanya memang punya kerja sama yang baik.
Melansir dari situs resminya, Mantappu Corp yang berdiri sejak 2018 ini telah memfasilitasi lebih dari 50 brand dengan total penayangan hingga 1 miliar. Mantappu Corp memang terus berkomitmen memberikan KOL berkualitas tinggi, seperti Erika Ebisawa, Hitomi, Jang Hansol, Jehian Sijabat, Jerome Poline, Leonardo Edwin, Lukas Will, Maria Clrin, Ryoma Otsuka, Takuya Ohsawa, Tomohiro Yamashita, Turah Pathayana dan Yusuke Sakazaki.
3. Q&A Group
Terakhir, adalah Q&A Group adalah platform sosial media yang mengkhususkan diri untuk membahas dunia pendidikan, terutama seputar pelajaran di sekolah, mulai dari matematika, fisika, kimia, sosiologi, dan lain-lain.
Bahkan, dua kakak beradik ini telah masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 dalam kategori Media, Marketing & Advertising (2021), karena dianggap memiliki pengaruh yang cukup besar
Bisnis Jerome Polin ini didirikan pada tahun 2015 lalu bersama sang kakak, Jehian Panangian Sijabat. Hasil penelusuran Bisnsis menemukan, akun Instagram @group.qna yang memiliki 33 ribu pengikut itu memuat banyak konten informasi menarik yang bisa menginspirasi banyak anak muda di Indonesia.
Sebagai contoh, para kru Q&A Group yang berjumlah 151 masih berstatus sebagai pelajar. Selain itu, platform ini telah bekerjasama dengan perusahaan edutech ternama, termasuk Zenius. Dari instansi atau lembaga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menjadi rekan Q&A Group, disusul sejumlah universitas terkemuka di Tanah Air, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, hingga Universitas Kristen Petra.
Berdasarkan informasi Forbes, agensi bakat bernama Q&A Group di Indonesia yang menaungi belasan YouTuber dan influencer, termasuk Jang Hansol yang memiliki 4 juta subscribers dan Leonardo Edwin yang memiliki satu juta subscribers.