Bisnis.com, JAKARTA - Franchise berasal dari bahasa Prancis “affranchir” yang artinya membebaskan.
Makna dari membebaskan ini, seseorang atau badan usaha yang ingin membeli franchise, diberikan kebebasan menggunakan, memproduksi ataupun menjual sesuatu. Dalam bahasa Indonesia, franchise dikenal dengan waralaba.
Saat ini, di Indonesia sendiri banyak pengusaha yang tertarik dengan bisnis franchise, karena dianggap dapat memberikan keuntungan dengan cepat tanpa harus melakukan promosi sedari awal, karena masyarakat sudah lebih dulu mengenal.
Namun, jangan sampai terjebak dengan menjamurnya brand yang menawarkan peluang franchise. Melansir dari Entrepreneur, Jumat (25/11/2022) berikut hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum membeli franchise. Simak ulasannya.
1. Tujuan Bisnis
Sebelum Anda memikirkan keinginan untuk mendapatkan penghasilan lewat cara franchise. Anda pun harus melihat seperti apa lifestyle atau tujuan bisnis yang Anda inginkan? Sebab, franchise bukan hanya sekedar investasi. Tapi juga gaya hidup, sehingga jika Anda menikmatinya, maka Anda bisa menjalankannya dengan sangat baik.
2. Budaya perusahaan
Aspek franchise ini sebenarnya kurang terukur, tapi bisa menjadi pengaruh yang memberikan dampak signifikan, hal ini terkait dengan bagaimana mereka memperlakukan mitra mereka. Cari merek franchise yang antusias dan dapat bekerja sama dan terbuka dengan para mitra lainya.
Baca Juga
3. Selektivitas
Anda harus memikirkan, apakah merek tersebut selektif tentang kepada siapa mereka menjual, atau mereka akan selalu menyambut siapa pun yang memenuhi syarat secara finansial.
Anda juga harus mempertimbangkan bagaimana kinerja penjualan mereka, sebab itu akan berdampak langsung pada bisnis Anda, baik dari segi citra maupun nilai jangka panjang. Semakin baik reputasi globalnya, semakin berharga lokasi Anda. Pastikan Anda bergabung dengan klub yang cukup eksklusif untuk memastikan anggotanya mendapat penuh dukungan dari pusat.
4. Rekam jejak
Jika mereka belum membuktikan konsep, dan hanya membangun satu atau dua lokasi, sebaiknya Anda harus memikirkan ulang. Di mana, dengan beberapa rekam jejak tersebut, tentu ini bisa menunjukkan pertumbuhan positif di pasar yang berbeda dengan laporan bisnis atas apa yang terjadi. Jangan membeli franchise yang masih bereksperimen. Berhati-hatilah dalam membayar untuk menjadi kelinci percobaan mereka.
5. Ketergantungan pada royalti
Di atas biaya waralaba awal, sebagian besar merek menghasilkan pendapatan dengan mengumpulkan persentase penjualan atau pendapatan bersih dari setiap mitra dengan mengambil rata-rata royalti sebesar 5 persen sampai 6 persen.
Praktik-praktik ini biasa terjadi dalam franchise, namun idealnya pastikan mereka bekerja untuk menghasilkan uang bersama dengan Anda dan bukan hanya dari Anda.
6. Profitabilitas
Franchisor mengumpulkan persentase dari penjualan kotor Anda, apakah Anda menguntungkan atau tidak. Merek-merek terbaik yang menawarkan peluang franchise, pasti tercermin dengan ROI yang tinggi. Tanyakan berapa banyak data yang mereka kumpulkan tentang keuntungan kemitraan franchise dan berapa banyak penghasilan bersih yang bisa seorang mitra dapatkan.
7. Lakukan validasi
Ini adalah kesempatan Anda untuk berbicara dengan para mitra yang sudah ada sebelumnya. Pastinya brand akan memberikan testimoni para mitranya, sehingga Anda berkesempatan untuk bertanya guna mendapatkan perspektif yang lebih luas. Tapi ingat, umpan balik mereka didasarkan pada perspektif dan nilai-nilai perusahaan mereka. Perasaan mereka belum tentu sejalan dengan visi misi Anda. Jadi hindari mengajukan pertanyaan yang menghasilkan jawaban subyektif, seperti:
- Apakah Anda menikmati menjalankan bisnis?
- Apakah pihak pusat memberikan dukungan penuh?
Alih-alih, ajukan pertanyaan yang mengungkap fakta atau setidaknya menjelaskan cara kerja merek, seperti:
- Apa yang dilakukan pihak manajemen pusat untuk mendukung kesuksesan Anda yang berkelanjutan?
- Berapa banyak uang yang sebenarnya Anda keluarkan untuk membuka bisnis ini?
- Apakah ada pengeluaran tidak terduga?
- Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk menjadikan bisnis ini menghasilkan keuntungan?
- Apa keuntungan dan kerugian melakukan franchise di lokasi/wilayah Anda?
- Jika Anda membuka lokasi lain, apa yang akan Anda lakukan lagi dan apa yang akan Anda lakukan secara berbeda?
Seperti semua ulasan, jangan terlalu mengandalkan satu sumber saja. Dapatkan perspektif sebanyak mungkin.
8. Ketahanan pasar
Pertimbangkan seberapa bergantung konsep franchise tersebut pada kondisi tertentu yang berada di luar kendali Anda. Misalnya, ketika terjadi pandemi dan Anda sudah melakukan perjanjian franchise dalam jangka waktu 10 tahun, maka Anda harus memikirkan beberapa skenario terburuk untuk mengetahui seberapa besar peluang penjualanan.