Berbagai Kebijakan Elon Musk di Twitter
Pada 19 November, Elon memposting poling atau jajak pendapat yang menanyakan apakah dia harus memulihkan akun mantan Presiden AS Donald Trump yang diblokir permanen. Mayoritas pengguna memilih setuju dan Elon mengembalikan akun Trump.
Selain itu, Elon juga menerapkan sejumlah kebijakan baru di Twitter, seperti tidak lagi memberlakukan kebijakan misinformasi Covid-19. Elon juga mengatakan Twitter kini mulai menunjukkan jumlah tampilan di seluruh Tweet.
Pada 15 Desember, Elon Musk menangguhkan beberapa akun karena memberitakan lokasi jet pribadinya. Tak lama kemudian, dia juga akan memblokir akun pengguna yang memanfaatkan Twitter untuk mempromosikan platform lain. Elon juga membekukan akun reporter dari Washington Post, New York Times, Mashable, dan CNN karena memberitakan dirinya.
Pada 18 Desember, miliarder tersebut melakukan jajak pendapat untuk memilih apakah dia harus mundur sebagai kepala eksekutif platform media sosial tersebut. Apapun hasil dari jajak pendapat itu, Elon Musk berjanji akan mengabulkannya.
Namun, hasil dari jajak pendapat yang dia buat sendiri tidak sesuai dengan ekspektasinya, hasilnya menyatakan bahwa dia harus mundur dari posisinya.
Baca Juga
Beberapa hari setelahnya, Elon mulai meragukan hasil jajak pendapat itu karena komentar dari para ahli menyatakan banyaknya akun bot yang mendominasi sekalipun miliarder itu mengatakan sudah mengatasi masalah tersebut.
Pemilik Twitter itu mengungkapkan akan menepati janjinya setelah menemukan pengganti dirinya di posisi CEO, kemudian Elon Musk masuk dalam tim perangkat lunak dan server.